Pakian telah Baekhyun kenakan, meski hanya sebuah kaos lusuh kebesaran. Tas yang berisi buku ditangan dan kakinya yang mulai melangkah keluar.
Baekhyun bertemu kepala pelayan saat sudah akan mencapai pintu gerbang.
"Baekhyun..." Pria itu memanggil. "Kau bisa bawa ini sebagai bekalmu, karena kau belum sarapan..." Sambil menyerahkan sebungkus tas plastik berisi makanan.
"Terimakasih." Baekhyun menjawab dingin. Dan berbalik melangkah pergi.
Kepala pelayan itu hanya mampu menatap sedih kepergian Baekhyun. Betapa malang nasib Baekhyun harus terpenjara ditempat seperti ini. Luka di lengan Baekhyun dan suara jeritan kesakitan semalam menghantuinya. Ingin sekali ia menolong tapi tak memilik kuasa besar untuk membantu lebih.
....
Baekhyun berangkat ketempat belajar kejar paketnya dengan langkah yang berat. Sakit ditubuh masih terasa amat menyiksa. Tapi ia ingin abaikan karena Baekhyun ingin meninggalkan neraka itu meski hanya untuk beberapa jam.
Tak bisa berkonsentrasi saat guru didepan menjelaskan, karena sakit di bagian bawah tubuhnya mengacaukan konsentrasi.
Pelajaran telah selesai saat waktu telah menunjukan pukul dua sore, Baekhyun berjalan pulang dengan langkah yang berat. Rasa sakit masih terasa bahkan makin sakit saat kakinya harus dibawa melangkah.
Sebuah mobil tiba-tiba berhenti di depan Baekhyun. Tubuhnya seketika membatu saat seseorang yang ia kenal keluar dan menyebut namanya lembut. Untuk pertama kalinya Baekhyun sangat menyukai seseorang menyebut namanya.
Chanyeol didepannya terlihat sangat tampan dengan stelan jas kantor yang dikenakan sedangkan saat Baekhyun melihat pakaian yang ia kenakan hanya sebuah kaos lusuh dan celana jeans. Sangat kontras dengan apa yang dikenakan Chanyeol.
Baekhyun tak tau kenapa Chanyeol mengajaknya untuk duduk di bangku taman. Pria yang sedang duduk di sampingnya kini mulai bertanya, Baekhyun tak bermaksud untuk menjawab pertanyaan Chanyeol dengan ketus. Baekhyun hanya bingung harus menjawab bagaimana. Karena tak pernah ada orang-orang seperti Chanyeol bertanya dengan suara yang lembut dan menenangkan kepadanya sebelum ini.
Hening menyelimuti karena Baekhyun tak pernah tau cara untuk memulai percakapan sebelumnya. Jadi Baekhyun hanya memilih diam dan menunduk.
Tapi perasaan takut masih menyelimutinya saat tiba-tiba Chanyeol memperkenalkan diri dan menjulurkan tangan.
Bukan takut tentang Chanyeol yang akan menyakitinya seperti Sehun karena Baekhyun cukup tenang berada didekat Chanyeol saat ini. Tapi karena Baekhyun tak ingin orang sebaik Chanyeol harus menyentuk manusia kotor sepertinya. Baekhyun memilih tak menjabat tangan Chanyeol dan hanya menjawab perkenalannya saja. Dan sebuah gumaman yang tak sadar keluar dari mulut Baekhyun. Yang membuat Chanyeol terlihat marah.
Baekhyun bisa melirik dari ekor matanya jika Chanyeol telah memalingkan wajahnya. Baekhyun gelagapan entah kenapa perasaan takut jika Chanyeol marah padanya.
Bukannya benar-benar marah Chanyeol malah menoleh dan tersenyum dengan lesung pipi yang teramat mempesona sekarang.
Hening lagi tapi Baekhyun tak merasa demikian karena entah kenapa detak jantungnya menggila sekarang. Baekhyun menikamati setiap detik detakan jantungnya.
Lamunan Baekhyun dibuyarkan oleh sebuah pertanyaan yang terdengar khawatir.
"Apa Sehun yang melakukan itu?"
Seketika Baekhyun menoleh dan bertemu tatap dengan Chanyeol. Baju kaosnya ia tarik untuk menutupi lukanya dan membuat tas berisi buku di pangkuannya terjatuh. Chanyeol ingin membantu mengambilkan tapi tanpa sadar Baekhyun berteriak kearah Chanyeol.
Perasaan bersalah makin memenuhi hati Baekhyun saat melihat wajah terkejut Chanyeol karena teriakannya. Tapi lagi-lagi Chanyeol malah berkata dengan nada lembut menenangkan.
"Maafkan saya tuan. Maaf..." Baekhyun menunduk meminta maaf dan dirasa air mata telah memenuhi pelupuk matanya. Ia takut Chanyeol akan marah padanya karena telah berteriak.
Tapi bahkan Chanyeol tak mempermasalahkan itu. Bahkan Chanyeol meminta Baekhyun memanggil dengan nama tanpa sebukan tuan kepadanya.
Sebuah getaran disaku menyadarkan Baekhyun, handphone flip itu telah menunjukan dimana Baekhyun harus pulang sekarang karena dia sudah sangat terlambat tiba dirumah.
Jadi Baekhyun harus cepat berpamitan kepada Chanyeol. Meski rasanya cukup berat mengatakan selamat tinggal karena tak pernah ada yang benar-benar yang pernah berbicara padanya.
Baekhyun berbalik untuk melangkah menjauh, dan Baekhyun masih merasakan jika Chanyeol masih menatap punggungnya. Rasa tak rela memenuhi hatinya, entah keberanian dari mana tubuh Baekhyun berbalik dan berkata "setiap hari kamis jam 3 sore aku bisa keluar"
Dan seketika berbalik lagi, sekarang Baekhyun malah menggerutiki kebodohannya. Kenapa dia harus berkata begitu, memangnya Chanyeol akan mau bertemu dengannya lagi.
"Tentu..." Chanyeol merespon dengan sebuah teriakan karena jarak mereka yang sudah cukup jauh. "Aku akan menunggumu di sini setiap hari kamis...jam 3 sore"
Setelah mendengarkan itu perasaan bahagia menemani Baekhyun, saat kembali melangkah ke kediaman keluarga Oh.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Blue
FanfictionChanyeol bukan orang yang peduli. Tapi mengapa ia menolong seorang maid yang sedang di lecehkan oleh majikannya sendiri. Au. Chanbaek. Hunbaek. Yaoi. DLDR. Renk : # 30 - in Maid (08072018) # 86 - in Chanbaek (30072018) #6 - in Hunbaek (30072018)