9

204 32 2
                                    


Chanyeol menatap keluar jendela, perkataan Luhan hyung seminggu yang lalu masih memenuhi pikirannya. Tentang Baekhyun dan kejadian setahun lalu.

Wajah Baekhyun yang memerah karena menangis menganggu tidurnya. Chanyeol resah entah karena apa.

Semua terasa aneh karena kenapa dia harus peduli? Pikiran itu juga menginfasi otaknya saling tumpang tindih mencari jawabannya sendiri.

Chanyeol memejamkan matanya lalu membawa tangan untuk memijit pelipis yang terasa sakit setelah rapat setengah jam yang lalu.

Bahkan sekarang ia bisa melihat Baekhyun sedang berjalan di atas trotoar dengan bungkusan plastik ditangan.

Tunggu?

Baekhyun?

"Berhenti!" Chanyeol bahkan sedikit berteriak dengan suara bass yang dia miliki. Menyentak sang sopir yang sedang berkonsentrasi pada jalanan.

Mobil di tepikan.

Chanyeol keluar dari mobil dan menemukan Baekhyun yang berdiri beberapa meter darinya. Wajahnya yang kaget tak dapat di sembunyikan. Tapi Baekhyun merubah ekspresinya dengan cepat.

"B-baekhyun?" Chanyeol memulai memastikan orang di depannya ini memang orang yang sama yang hampir dua minggu ini menginfasi otaknya.

"H-hai?!" Suara terbata terdengar, dan wajah kelewat datar terlihat.

Untuk pertama kalinya Chanyeol mendengar Baekhyun barkata. Suara lembut meski terbata tapi Chanyeol menyukainya.

"Kau diluar?" Adalah pertanyaan pertama yang keluar setelah Chanyeol mengajak Baekhyun untuk duduk di bangku taman dekat jalan raya tadi.

Panjang bangku sekitar satu setengah meter, dan mereka duduk di setiap ujung menyisakan jarak yang terlampau lebar.

"Kau pikir aku tak boleh keluar?"

Chanyeol itu paling tak suka saat bertanya dan dijawab dengan tanya juga. Biasanya Chanyeol akan kesal karena hal itu tapi kenapa Baekhyun sedikit berbeda? Padahal Baekhyun menjawab Chanyeol dengan nada ketus yang kentara. Jadi Chanyeol merubah pertanyaannya saat melihat dua tumpuk buku senior High School  di tas plastik yang Baekhyun bawa.

"Itu apa?" Chanyeol menunjuk tas plastik di sebelah Baekhyun.

"Hanya buku..." Baekhyun bergumam. Dan seketika mengambil buku itu, memeluk setelahnya.

Melihat bagaimana respon Baekhyun, Chanyeol kehabisan akal untuk bertanya lagi. Ia tak begitu mengenal Baekhyun hanya tau tentang dia adalah maid Sehun.

"Kita belum berkenalan. Perkenalkan aku Park Chanyeol..." Chanyeol memulai lagi dengan nada santai dan tangan yang terjulur.

Baekhyun hanya memandang tangan itu dengan tatapan yang bergetar meski wajahnya masih kelewat datar.

Lama tak mendapat respon Chanyeol seperti terabaikan. Juluran tangannya belum mendapat balasan.

"Aku Byun Baekhyun..." Baekhyun berkata dengan suara kecilnya dan dengan tangan yang masih memeluk tas plastik berisi buku itu. "Kotor..." Baekhyun bergumam.

Meski gumama Baekhyun cukup kecil tapi Chanyeol dapat mendengarnya. Kotor katanya. Oke sekarang Chanyeol merasa terhina oleh perkataan Baekhyun yang barusan. Jabatan tangan yang tak dibalas tak apa. Tapi apa-apaan dengan kata KOTOR itu! Tangan Chanyeol tak kotor dan pakian yang di kenakan juga bersih apa yang kotor?! Wajah Chanyeol sudah hampir merah karena amarah. Penghinaan Baekhyun itu tak dapat diterima oleh ego Chanyeol. Sebelum Chanyeol ingin beranjak pergi.

"A-aku kotor..." Katanya lagi.

Chanyeol menoleh seketika. Perasaan marahnya menguap entah kemana.

"Aku kotor!" Ulang Baekhyun lagi dengan nada yang sedikit gemetar. "K-kau tak pantas menyentuhku! Aku kotor..."

"O-oke... Kalau kau tak mau di sentuh..." Chanyeol dengan nada menenangkan dan sebuah senyum yang memperlihatkan lesung pipinya.

Chanyeol tau yang di maksud kotor itu adalah tentang Baekhyun yang mungkin merasa kotor karena menjadi budak sex seorang Oh Sehun. Tapi sebenarnya itu tak masalah bagi Chanyeol, karena bisanya Chanyeol tak terlalu memilih untuk mencari seorang teman asalkan mereka tidak berpura-pura sudah cukup untuknya.

Keheningan terjadi setelah itu, baik Chanyeol maupun Baekhyun tak ada yang memulai percakapan. Baekhyun yang sibuk menunduk dan Chanyeol yang sibuk menatap Baekhyun sedari tadi.

Tubuh Baekhyun di selimuti oleh baju kaos kebesaran berwana putih tulang terlihat lusuh. Celana jeans hitam dan sebuah topi merah menjadi pelengkapnya. Baekhyun tampak mungil dengan pakian yang di ia kenakan.

Ini adalah jarak terdekatnya dengan Baekhyun. Chanyeol juga dapat melihat bekas luka membiru di dekat siku Baekhyun. Jadi Chanyeol memberanikan diri untuk bertanya.

"Apa Sehun yang melakukan itu?"

Baekhyun menoleh dan refleks menarik lengan kaos untuk menutupi luka itu membuat buku di tas plastik terjatuh ke tanah.

Chanyeol berdiri dari tempat duduknya, mendekat untuk membantu Baekhyun mengambil buku-bukunya yang terjatuh.

"Jangan!" Baekhyun berteriak yang berhasil membuat Chanyeol terkejut ditempatnya.

Melihat bagaimana ekspresi Chanyeol, Baekhyun mundur selangkah-menjauh. "M-maaf... M-maaf maafkan saya..." Baekhyun berkata sambil menunduk meminta maaf dengan buku yang sedikit kotor karena debu, dipelukannya.

"Tak apa...tenanglah...duduklah kembali..." Chanyeol berkata lagi dengan senyum yang sama menenangkan.

"Maafkan saya tuan. Maaf..." Baekhyun masih ditempat menunduk dengan tubuh yang gemetar.

Ingin rasanya Chanyeol untuk mendekat dan memberikan Baekhyun kekuatan, tapi Chanyeol harus dapat menahannya jika tak ingin semua menjadi jauh lebih buruk.

"Panggil aku Chanyeol dan aku akan memaafkanmu..." Jadi Chanyeol mengambil jalan tengah. Tetap di tempatnya dan memperhatikan Baekhyun yang perlahan-lahan mulai tenang.

Meskipun tubuh Baekhyun tak gemetar lagi dan Chanyeol menyimpulkan jika Baekhyun sudah tenang sekarang tapi belum kembali duduk ditempatnya.

Chanyeol memperhatikan tangan Baekhyun yang mulai meraba-raba saku celana seakan mencari sesuatu dan sebuah handphone flip sekarang berada ditangannya.

"Aku harus pergi..." Baekhyun berkata yang membuatnya refleks menoleh ke arah Chanyeol dan menemukan Chanyeol yang juga sedang menatap ke arahnya . Detik itu juga Baekhyun kembali menunduk dan memasukan handphone flip warna abu-abu itu ke saku celana.

Chanyeol berdiri dari duduknya, tak ingin mencengah Baekhyun untuk pergi karena Chanyeol tak ingin membuat Baekhyun kena masalah karena kembali terlambat.

Jarak mereka sekitar dua meter saat Chanyeol berkata "tunggu" dan Baekhyun yang berkata "terimakasih" secara bersamaan.

"Terimakasih..." Baekhyun berkata terlebih dulu. "...karena telah menolongku saat itu." Masih dengan menunduk seakan sepatu yang dikenakannya lebih menarik dari pada lawan bicara di depannya.

Chanyeol tak berkata apapun karena masih sibuk memperhatikan Baekhyun yang mulai berbalik dan melangkah menjauh. Kata-kata yang ingin disampaikan Chanyeol lenyap entah kemana saat memperhatikan rambut coklat lembut itu tertiup angin sore. Chanyeol tak pernah seperti ini, tak ada yang pernah mengacaukan konsentrasinya selama ini. Itu sebelum ia bertemu dengan pria berkemeja baby blue dua minggu lalu.

Chanyeol ingin bertemu Baekhyun lagi. Tapi Chanyeol tak tau bagaimana cara untuk meminta Baekhyun meluangkan waktu untuk bertemu dengannya.

Chanyeol menunduk merutuki bagaimana pengecutnya dia. Sebelum sebuah suara lembuat berkata.

"S-setiap hari kamis jam 3 sore, aku bisa keluar..." 

Bersambung...

Little BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang