13

196 27 4
                                    

"Aku ingin menolongnya..."
Chanyeol berkata saat Luhan masih membereskan dokumen rapat.

Chanyeol masih duduk di kursi, dengan sebuah ponsel di genggaman.

Luhan tau siapa yang di maksud Chanyeol, tapi dia juga tak memiliki ide untuk masalah tersebut. Masalah sebenarnya adalah Oh Sehun itu sendiri, meskipun Chanyeol memiliki ancaman  yang cukup untuk membebaskan Baekhyun. Seperti mencabut investasi di perusahaan Sehun jika Sehun tak mau melepaskan Baekhyun.

Tapi itu tak mudah karena akan melanggar kontrak yang telah disetujui. Perusahaan Sehun juga telah memberikan keuntungan besar untuk perusahaan Chanyeol jadi ini cukup sulit.

Chanyeol akhirnya melirik kakak sepupunya yang masih diam dalam lemunan.

"Hyung!" Chanyeol berkata dan berhasil membuyarkan lamunan Luhan. Luhan menatap Chanyeol menunggu sang atasan untuk melanjutkan perkataannya. Tapi bahkan setelah beberapa detik terlewat yang di dapankan Luhan hanya wajah kebingungan dari sang adik sepupu.

Luhan menghela nafasnya dan menaruh berkas-berkas yang tadi ada ditangannya, lalu melangkah mendekat ke tempat Chanyeol berada. "Kau tak berpikir untuk menculiknya?"

Hanya pelototan dari mata bulat itu yang menjadi respon seolah tatapan itu telah perkata 'kau gila?!"

"Berhenti menatapku seperti itu!" Luhan berkata dan sambil membawa tangannya untuk menopang berat tubuh di atas meja.

Chanyeol mendengus dan kembali fokus pada ponsel di depannya.

"Kenapa kau tak membayar hutang keluarga Byun? Kudengar keluarga Byun berhutang banyak ke keluarga Oh, karena itu Baekhyun bisa berakhir disana."

Chanyeol melirik dan berpikir sejenak sebelum berkata "Cari tau semuanya! Aku ingin itu sudah ada di mejaku 2 hari lagi."

"Dengar Park Chanyeol yang agung..." Luhan berkata pelan. Tapi penekanan di setiap kata menyalurkan ke kesalan lelaki cantik itu. "...kita di sini untuk proyek yang amat. Sangat. Penting. Jadi selesai kan dokumen di atas mejamu dulu. sialan!" Dan Luhan akhirnya melemparkan beberapa lembar kertas ke atas meja Chanyeol.

Luhan itu sebanarnya tipe kakak yang pengertian, sabar yang sayang keluarga  dan seorang pekerja keras yang bisa diandalkan. Tapi kelakuan Chanyeol selama dia jauh dari Baekhyun untuk beberapa hari ini membuat Luhan frustasi sendiri. Bagaimana tidak, Chanyeol hanya memainkan ponselnya saja. Saat rapat, saat makan bahkan saat mandi pun ponselnya selalu ditangan. Seperti remaja labil yang baru merasakan cinta pertama.

Padahal biasanya Chanyeol tipe yang sering lupa membawa ponsel. Sekarang tangan Chanyeol bagai di lem dengan ponsel.

"Hyung, Baekhyun kenapa tidak menjawab pesanku?! Chanyeol bertanya sambil tangannya masih sibuk dengan ponselnya.

"Mungkin sibuk." Luhan menjawab sekenanya. Dengan tangan masih membolak balik kertas di tangan.

"Aku khawatir" Chanyeol berkata.

Luhan akhirnya melirik adik sepupunya itu. Di lihat wajah Chanyeol yang memang terlihat sangat khawatir jadi Luhan memberikan saran. "Telpon saja..."

Dengan gerakan cepat Chanyeol menelpon Baekhyun. "Halo-" Chanyeol berkata singkat sebelum Chanyeol tiba-tiba menjauhan telinga dari ponselnya. Seakan telah mendengan sesuatu yang cukup mengejutkan.

Luhan bertanya dengan tatapan 'ada apa?'.

Chanyeol yang tiba-tiba berdiri membuat Luhan yang berada di depan Chanyeol di buat cukup kaget.

"Baekhyun..."

Dengan ponsel yang masih di telingan Chanyeol melangkah dengan tergesa ke arah pintu. "Pesankan aku tiket untuk pulang!" Berkata dengan aura yang cukup mencekam.

Bersambung lagi...

Hello ini udh mau end iyaa :)

Little BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang