3. Bahagia?

59 20 0
                                    

"Bahagia itu sederhana"
Jadi jangan lupa bahagia

"Ganteng juga ya ra, cowok yang tadi" ujar Sinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ganteng juga ya ra, cowok yang tadi" ujar Sinta

Mereka sudah dimobil Amanda, Amanda berniat mengajak mereka ke acara pameran fotografi yang diadakan satu jam lagi tapi jarak kesana lumayan jauh jadi mereka berangkat mulai sekarang, Narra sempat menolak tapi kedua sahabatnya tetap memaksa untuk ikut dengan terpaksa akhirnya dia menyetujui

"Tadi itukan dia mau ngenalin diri ra, kenapa lo potong gitu aja pas dia mau ngomong?" Tanya Amanda, ia kepo siapa pria yang tadi bersama Narra

Narra memang memotong ucapan pria itu, saat ia berbicara saja pria itu malah memotong ucapannya, ia balas saja dengan memotong ucapannya juga, benar-benar Narra yang tidak mau mengalah, Narra jadi tersenyum mengingat kejadian tadi

Beberapa menit yang lalu

"Saya ra---" ucapan nya dipotong cepat dengan gadis berambut panjang yang berdiri tepat dihadapan nya

"Ga nanya" kata Narra. Dia menarik kedua sahabatnya untuk keluar dari area kantin, sebelumnya ia meletakkan uang dua puluh ribu di atas meja

"Mang, uang nya Narra taruh diatas meja" teriak nya sembari berjalan menarik tangan Amanda dan Sinta

"Kalian ga usah bahas dia lagi" ancam Narra pada kedua sahabatnya itu saat mereka sudah diluar kantin

Narra berjalan meninggalkan kedua sahabatnya yang masih mematung, Amanda dan Sinta buru-buru menyusul Narra yang sudah jauh, Narra berada ditengah-tengah Amanda dan Sinta

"Kalian ngapain disini, ini kan jam kuliah kalian" tanya Narra meminta penjelasan harusnya Amanda dan Sinta berbelok ke koridor kanan bukan ke koridor kiri mengikuti nya

"Hehe, gue nitip absen aja deh" ujar Sinta menampilkan deretan gigi putihnya sehingga membuat matanya menyipit

Narra menoleh kearah Amanda, meminta penjelasan pada gadis berambut sebahu itu, Amanda menatap Sinta, seolah memberitahu bahwa jawabannya sama dengan Sinta
Narra memutar bola matanya, sering sekali mereka menitip absen dengan alasan ini dan itu.

Drett drett

Getaran ponsel di sakunya membuat nya harus mengambil benda pipih itu, dilihatnya nama bang Natta tertera disana, ia meliat kedua sahabatnya yang melirik kelayar ponselnya, sontak membuat narra menjauh dari kedua sahabatnya, buru-buru ia menggeser panel hijau

"Halo bang" tanya Narra dengan kening yang di kerutkan

"Salam dulu dek" terdengar Natta menghela nafas disebrang sana
"Assalamualaikum" lanjutnya lagi

"Hehe, maaf bang, waalaikumsalam" kata Narra terkekeh pelan

"Kebiasaan, maaf ya abang ga bisa jemput kamu, abang masih ada meeting dengan klien" ucap Natta, Narra menggembungkan pipinya

NarraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang