Narra mengekor ayah dan bundanya kearah parkiran sedangkan Natta sedang menyelesaikan administrasi pembayaran makan siang. Narra masih kepikiran tentang Amanda gadis itu bersama seorang cowok, siapa cowok itu? Kalau Amanda punya pacar tapi gak mungkin Amanda kan punya Riano yang sedang studi di Amerika. Pikiran Narra melayang kemana-mana.Ayah dan bunda memasuki mobil sedangkan Narra menyenderkan punggungnya di samping mobil
"Dek ayo" ajak Natta. Narra mengangguk dan memasuki mobil
Selama diperjalanan Narra diam tak berkutik dia masih memikirkan Amanda. Dia juga sedikit curiga terhadap sikap Amanda belakangan ini seperti sedang ada yang ditutup-tutupi. Tapi dia segera menyingkirkan pikiran tersebut. Amanda tidak mungkin seperti itu.
"ra" panggil bunda
"Eh iya bun" ujar Narra
"Kamu kenapa" tanya bunda. Ayah menengok kebelakang kearah bunda dan Narra
Narra tersenyum tipis
"Gapapa kok bunda" ucapnya. Narra menyakinkan bunda dan ayah melalui senyum lebar"Liat nih bun yah" ujar nya seraya menunjuk senyum lebar dipipinya
"Iya-iya cantik" ucap ayah kemudian ayah membalikkan badannya keposisi semula
"Ih ayah, siapa juga minta dipuji" kata Narra. Dia mencibikkan bibirnya kesal
"Kan emang cantik" imbuh bunda mengelus-elus puncak kepala Narra, menenangkan gadis itu yang sedang kesal. Bunda tersenyum kearah Narra sedangkan Natta sudah tertawa terbahak-bahak
Narra melihat kearah Natta yang sedang mentertawakan dirinya. Narra tersenyum miring seolah tahu apa yang dia harus lakukan sekarang.
"Bun, bunda tahu gak" ucap Narra. Natta merasakan hawa berbeda jangan-jangan adik nya itu ingin memberitahu bunda bahwa dia semalam sedang berteleponan dengan seorang wanita.
Bunda mengerutkan keningnya
"Kan belum dikasih tau gimana bunda mau tahu" kata bunda. Narra sudah bersiap ingin bercerita namun Natta buru-buru mencari topik lain"Bun kita langsung pulang" Natta asal tanya saja padahal mereka memang harus pulang untuk mengantar Narra dan bunda karena dia dan ayah harus segera balik kekantor. Narra yang mendengar suara abangnya yang gugup jadi terkikik geli
Ayah dan bunda saling pandang kemudian mengangkat bahu masing-masing.