Raga memasuki apotik kesekian kalinya
"Semoga obatnya ada" doa nya dalam hatiRaga memberikan resep pada seorang perempuan yang berada dia apotik itu
"Tunggu sebentar mas" ujar nya. Raga hanya mengangguk"Sisa satu mas" ucapnya. Raga bersyukur dalam hatinya
"Allhamdullilah" batinnya
Perempuan itu memberikan obat yang sudah dipesan Raga
"Berapa mbak" tanyannya"Totalnya 250 mas" ujarnya
Raga memberikan uang pas kepada perempuan itu dan mengucapkan terimakasih.
Raga kembali memasuki mobilnya dan mengendarai nya menuju rumah sakit. Saat diperjalanan tiba-tiba terlintas dibenak nya tentang Narra. Akhir-akhir ini gadis itu memang sering dipikirannya dia masih sedikit penasaran tentang gadis itu, apalagi sepertinya dia pernah bertemu.
Raga memasuki ruang inap Vina disana tengah ada suster yang menyuapi mamanya makan siang. Raga berjalan menghampiri mamanya dan menaruh obat yang sudah dibelinya di atas nakas. Vina tersenyum menatap putranya begitupun Raga. Raga mengambil alih piring yang dipegang oleh suster dan kembali menyuapi mamanya.
"Kalau begitu saya permisi dulu, nanti kalau ada apa-apa bisa panggil saya" ujar suster yang diketahui namanya Ana berpamitan untuk keluar menengok pasien lainnya. Raga mengangguk
"Mama minum obat dulu ya" ucap Raga
"Kamu sudah makan sayang " tanya Vina lembut
"Udah ma" bohong Raga berbohong pada Vina, dia saja lupa kapan terakhir kali dia menyentuh makanan.
"Raga jaga kondisi kesehatan kamu juga, mama gak suka kalau kamu bohong" Vina tahu anaknya sedang berbohong
"Maafin Raga ma" ujar Raga. Vina tersenyum
"Mama sekarang istirahat ya" Raga membantu mamanya berbaring
"Raga kekampus dulu ya ma" kedua kalinya Raga berbohong hari ini sebenarnya dia ingin ke kantor pak Yuda, bukan kekampus
"Iya sayang hati-hati, tapi kamu jangan lupa makan ya, kesehatan kamu juga penting Raga" saran Vina pada anak semata wayangnya itu. Raga mengangguk dan keluar dari ruang inap mamanya. Sebenarnya dia tidak tega meninggalkan Vina sendirian tapi bagaimana lagi dia juga harus mencari uang demi membiayai pengobatan mamanya. Raga belum memberitahu mamanya dia bekerja pasti mama nya akan melarangnya dan mamanya akan memilih pulang dari rumah sakit.
Raga pulang sebentar demi mengganti bajunya, mata nya menangkap seseorang yang sedang berdiri di depan rumahnya, tak lain adalah papanya sendiri. Refan tersenyum kala melihat mobil Raga memasuki perkarangan rumah.
Raga keluar dari mobil dan melewati papanya begitu saja
"Heh jangan kurang ajar kamu" ucap RefanRaga menghentikan langkahnya
"Saya memang tidak diajari sopan santun pada orang yang tidak bisa menghargai" ujarnya perkataan tersebut membuat refan sedikit tersentak