Hari ini adalah hari minggu, hari yang selalu ditunggu-tunggu oleh Narra bukan hanya Narra saja tetapi semua orang-orang. Narra bukan tipe gadis yang setiap hari minggu menghabiskan waktu hanya sekedar jalan-jalan. Tetapi dia lebih suka menghabiskan waktu disetiap hari minggu untuk bermalas-malasan.
Lihat saja, gadis itu masih setia telelap di bawah berselimut. Natta sudah membangunkannya tadi sekedar mengajaknya berolahraga tetapi gadis itu menolak.
Cahaya matahari masuk melalui celah-celah gorden di kamarnya yang mengenai sedikit wajahnya. Narra memaksa membuka matanya perlahan matanya menyipit kala mengenai cahaya matahari yang masuk. Dia melihat jam di dinding kamarnya yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi.
Krukk
Dia memegang perutnya yang baru saja berbunyi
"Lapar" ucapnya. Narra berjalan ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya kembali namun suara getaran di ponselnya membuatnya harus mengambil benda pipih tersebut.Narra mengambil benda pipih itu dan melihat siapa yang sedang menghubunginya nama Sinta tertera di sana. Narra menggeser panel hijau dan menempelkan benda pipih itu ke telinga kirinya
"Aduh ra"
"Sakit" suara isakan terdengar jelas ditelinganya"Sin lo kenapa" tanya Narra khawatir.
"Sakit gigi" ujar Sinta. Narra tertawa sendiri mendengar penuturan sahabatnya itu
"Ishh, malah ketawa" kesal Sinta
"Anterin gue ke rumah sakit ya""Ini kan hari minggu, emang buka" tanya Narra. Dia sudah berhenti mentertawakan Sinta
"Gak tau sih, tapi coba aja dulu"
"Tunggu gue mandi dulu"
"Yaallah lo belum mandi, atau jangan-jangan lo juga baru bangun" tuduh Sinta
Narra hanya terkekeh
"Astagfirullah" ucap Sinta"Udah ya gue mandi bay" Narra memutuskan sambungan. Dia berlari kearah kamar mandi dan segera menuntaskan ritual nya.
Narra sudah siapa dengan celana abu-abu yang dipadukan nya dengan kaos polos putih yang bertuliskan girls. Dia memakai hiasan pita biru di rambutnya yang sengaja di gerainya.
"Loh, mau kemana dek" tanya Natta yang juga baru keluar dari kamarnya
"Mau nganterin Sinta ke dokter bang" ujar nya
"Sakit apa?" Tanya Natta. Mereka berjalan beriringan menuruni tangga rumahnya
"Nanya terus" ejek Narra. Natta mendengus kesal dengan jawaban adiknya
"Pagi bunda" sapa Narra
"Udah siang ra" kata ayah. Narra hanya tersenyum tipis
Bunda dan ayah tengah duduk di teras rumah sembari menikmati teh. Bunda melihat kearah Narra yang sudah siap untuk pergi