2. Kesal

57 21 1
                                    

  Narra sudah bersiap untuk pergi kekampus hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Narra sudah bersiap untuk pergi kekampus hari ini. Amanda menghubunginya beberapa menit yang lalu bahwa dia tidak bisa menjemput Narra karena ada jadwal pemotretan mendadak.

Tok tok tok

Ketukan pintu membuat Narra menoleh kesamping kiri dan menatap pintu yang diketuk tersebut

"Dek cepetan" kata natta diluar kamar

"Iya" teriak Narra ia berjalan kearah pintu dan membukanya

Ceklek

Pintu kamar terbuka menampilkan sosok Narra yang senyum lebar

"Lama banget sih" gerutu Natta kesal. Seketika senyum di bibirnya pudar tergantikan dengan bibir yang dimajukan sembari memutar bola matanya

Natta dan Narra berbeda tiga tahun, satu tahun yang lalu Narra baru saja memasuki bangku perkuliahan sedangkan Natta sudah diberikan izin ayahnya untuk memimpin perusahaan.

Satu tahun yang lalu

"Ayah mau bersantai aja sama bunda menikmati hari tua, ya kan bun" kata ayah pada bunda, bunda hanya menganggukan kepalanya

Mereka tengah menikmati makan malam, kedua anaknya masih fokus untuk mendengarkan ayah

"Jadi maksud ayah Natta nih yang nerusin perusahaan ayah" tanya Natta dengan alis diangkat sebelah, ayah mengangguk sebagai jawaban

"Nanti sambil ayah bantu" lanjut ayah, Natta menghela nafas bagaimana pun ia harus menuruti perintah ayahnya

"Narra kamu udah pikirin mau kuliah dimana" tanya ayah pada putrinya itu, Narra mendongak menatap ayah

"Udah yah" jawab Narra

Ayah tersenyum, rasanya baru kemarin putra dan putri mereka dilahirkan tapi sekarang sudah besar dan mempunyai cita-cita nya masing-masing.

Narra turun dari mobil sesudah menyalimi dan berpamitan pada abangnya

Narra berjalan di koridor kampus, beberapa temannya menyapa Narra, ia hanya tersenyum menanggapi itu

Narra memasuki ruang kelas, disana hanya ada Robi dan Rahul dua teman kelasnya yang terkenal fakboi bahkan pagi-pagi begini mereka berdua sudah dikerubuti oleh perempuan, perempuan yang sudah diberi harapan oleh Robi dan Rahul

Narra mengurungkan niatnya memasuki ruang kelas, hanya malas saja menyaksikan hal tersebut

Narra berjalan kearah perpus, masih ada waktu dua puluh menit untuk belajar disana dia sibuk memilih buku yang akan dipelajari, mata nya tertarik dengan buku yang terjejer rapi diatas sana

"Duh tinggi banget sih" kata Narra, dia sudah berjinjit untuk mengambil buku diatas sana tapi tetap saja hasilnya nihil

Narra hendak membalikkan badannya untuk mencari kursi tapi sebuah tangan terulur untuk mengambil buku tersebut

NarraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang