Selama dua hari ini Raga menjaga mamanya dirumah yang sedang sakit. Selain itu, Raga takut jika Refan kembali datang kerumahnya untuk menyakiti mamanya apalagi mamanya sekarang sedang tidak enak badan
"Mama makan dulu ya" Raga membawa semangkuk bubur ayam untuk mamanya. Dia membantu mamanya duduk bersandarkan pada bantal yang sudah ditumpuk.
"Kamu gak kuliah" tanya Vina sebab selama dua hari ini Raga hanya dirumah menjaganya
"Lagi gak ada jadwal ma" bohong Raga
Vina tahu anaknya itu sedang berbohong.
"Mama bisa makan sendiri, kamu siap-siap sana berangkat kuliah" ucap Vina saat Raga hendak menyuapinya makanRaga menggeleng
"Biar Raga aja ma" mama tersenyum menatap Raga. Dia mengambil mangkuk yang berada ditangan Raga menyendok bubur dan menyuapkan kemulutnya"Liat mama bisa kan" ujar Vina
"Mama udah enakkan, kamu berangkat kuliah aja" lanjutnya diakhiri senyumanRaga sebenarnya tidak tega meninggalkan mama nya, namun disisi lain dia juga sudah ditunggu pak Gino dikampus.
Raga mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang menuju kampus. Dia keluar dari mobil mengayunkan kaki nya menuju ruangan pak Gino.
"Bapak kecewa sama kamu" ucap pak Gino
"Bapak itu udah kasih kamu kepercayaan, buat bantuin editing foto-foto, tapi sekarang mana fotonya" pak Gino menjeda kalimatnya
"Kamu pake alasan kamera rusak" lanjutnya lagi
"Pokoknya saya tunggu sampai nanti sore, kalau tidak saya akan mengurangi nilai fotografi kamu" pak Gino menghembuskan nafas kasar.Raga mengangguk
"Maaf pak, tapi saya akan usahakan nanti sore" ucapnya"Yasudah silahkan kamu keluar" pak Gino memijit kepalanya yang terasa berdenyut
Narra melambaikan tangan untuk memberhentikan taxsi yang sedang lewat
"Pak anterin saya kekampus Rahayu" pak sopir itu terlihat mengangguk.
Narra mendengus kesal
"Biasa atuh neng Kota Bandung" ucap pak sopir taxsi. Dia melirik kearah Narra lewat kaca spion atas mobil"Masih lama ya pak" tanya Narra. Dia terjebak macet yang sangat panjang. Narra menghela nafas
Dua hari ini dia kepikiran tentang Raga. Lelaki itu belum menghubunginya untuk menagih tanggung jawabnya tentang kamera. Tetapi dia juga merasa tidak enak hati akibat merusak kameranya. Akhirnya dia memberanikan diri menghampiri Raga duluan.
Narra berjalan masuk kedalam kampus tangan kanannya memegang kamera yang dia pinjam dari Natta. Dia melirik arloji yang melingkar ditangan kirinya waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh. Hampir dua jam dia terjebak macet.
"Kaya nya ini mobil Raga" Narra mengingat mobil yang kemarin dia tumpangi saat Raga mengantarnya pulang
Seseorang menepuk pundak Narra membuat dia sedikit terkejut
"Astagfirullah" ucapnya sembari mengusap dadanya