5. Masalah

42 17 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mereka saling diam dimobil Narra bingung harus memulai pembicaraan dari mana,

"Nih catet nomor handphone lo" Raga mengulurkan ponselnya pada Narra

"Buat apa?" Tanya Narra

"Buat jaga-jaga kalo lo kabur dari tanggung jawab" ucap Raga, Narra mendelik kesal
Tangannya terulur mengambil ponsel tersebut dan menulis nomor handphone nya

"Nih udah, asal lo tau ya gue gak akan kabur dari tanggung jawab" kata Narra
Raga mengangkat bahu acuh

"Rumah lo?" Tanya Raga

Narra mengerutkan keningnya
"Alamat" lanjut Raga lagi

"Nanya aja setengah-setengah" batin Narra

"Perumahan indah No 7" ucap Narra

Raga tidak menjawab ucapan Narra dia kembali fokus mengendarai.

***

Raga memasuki pekarangan rumahnya setelah mengantar Narra pulang, matanya memicing melihat mobil putih terparkir dihalaman rumahnya

"Papa" gumamnya

Raga buru-buru keluar dari mobil dan berlari menuju pintu rumahnya

Brak
Pintu dibuka kasar

"Untuk apa anda kesini" tanya Raga dingin

Refan tersenyum
"Akhirnya kamu datang juga" kata Refan tak lain papa nya sendiri

Refan menarik kencang rambut Vina sehingga terdengar rintihan kecil dari mulut mamanya

"Mama" teriaknya
Raga berlari kearah mamanya
"Jangan sakiti mama saya" ucapnya datar

Refan terkekeh pelan
"Saya kesini hanya perlu uang" jawabnya

Raga geram rasanya ingin menghabisi ayahnya sendiri, tapi Raga tau batasan

Refan menarik tangan Vina kasar
"Ayo cepat" bentaknya
Vina menggeleng, untuk apa ia ikut kalau ia harus dijual dengan suaminya sendiri demi uang

Bugh

Bugh

"Raga" teriak Vina

Raga menghajar habis-habisan Refan, ia memukuli wajah serta perut ayahnya sendiri
Refan membalas pukulan anaknya, sekarang dia yang memegang kendali

Darah segar mengalir dari hidung Raga, Refan tersenyum miring

Raga semakin geram, ia kembali melayangkan pukulan tepat diwajah ayahnya sehingga darah keluar dari mulut serta hidung Refan

"Cukup" teriak Vina sekali lagi

Raga berdiri menyeka darah yang mengalir dari hidungnya, kemudian dia menyeret ayahnya keluar dari rumah

NarraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang