Mereka saling diam dimobil Narra bingung harus memulai pembicaraan dari mana,
"Nih catet nomor handphone lo" Raga mengulurkan ponselnya pada Narra
"Buat apa?" Tanya Narra
"Buat jaga-jaga kalo lo kabur dari tanggung jawab" ucap Raga, Narra mendelik kesal
Tangannya terulur mengambil ponsel tersebut dan menulis nomor handphone nya"Nih udah, asal lo tau ya gue gak akan kabur dari tanggung jawab" kata Narra
Raga mengangkat bahu acuh"Rumah lo?" Tanya Raga
Narra mengerutkan keningnya
"Alamat" lanjut Raga lagi"Nanya aja setengah-setengah" batin Narra
"Perumahan indah No 7" ucap Narra
Raga tidak menjawab ucapan Narra dia kembali fokus mengendarai.
***
Raga memasuki pekarangan rumahnya setelah mengantar Narra pulang, matanya memicing melihat mobil putih terparkir dihalaman rumahnya
"Papa" gumamnya
Raga buru-buru keluar dari mobil dan berlari menuju pintu rumahnya
Brak
Pintu dibuka kasar"Untuk apa anda kesini" tanya Raga dingin
Refan tersenyum
"Akhirnya kamu datang juga" kata Refan tak lain papa nya sendiriRefan menarik kencang rambut Vina sehingga terdengar rintihan kecil dari mulut mamanya
"Mama" teriaknya
Raga berlari kearah mamanya
"Jangan sakiti mama saya" ucapnya datarRefan terkekeh pelan
"Saya kesini hanya perlu uang" jawabnyaRaga geram rasanya ingin menghabisi ayahnya sendiri, tapi Raga tau batasan
Refan menarik tangan Vina kasar
"Ayo cepat" bentaknya
Vina menggeleng, untuk apa ia ikut kalau ia harus dijual dengan suaminya sendiri demi uangBugh
Bugh
"Raga" teriak Vina
Raga menghajar habis-habisan Refan, ia memukuli wajah serta perut ayahnya sendiri
Refan membalas pukulan anaknya, sekarang dia yang memegang kendaliDarah segar mengalir dari hidung Raga, Refan tersenyum miring
Raga semakin geram, ia kembali melayangkan pukulan tepat diwajah ayahnya sehingga darah keluar dari mulut serta hidung Refan
"Cukup" teriak Vina sekali lagi
Raga berdiri menyeka darah yang mengalir dari hidungnya, kemudian dia menyeret ayahnya keluar dari rumah