Bruk"Aaaaa" teriak Narra ia memejamkan matanya takut jika dia harus patah tulang karena terjatuh kelantai, Amanda dan Sinta refleks menutup mata menggunakan kedua tangan
Narra masih memejamkan mata, dia tidak sadar
"Ini udah jatuh apa belum?" Tanya nya pada diri sendiri"Belum" suara bariton itu menyapa telinganya sangat dekat deru nafas nya memburu pikirannya berkecamuk apa yang terjadi padanya ia terus berpikir, sebuah tangan masih setia melingkar di pinggang nya yang ramping
"Lo bisa berdiri tangan gue pegel" suara bariton itu membuyarkan pikiran Narra, refleks ia membukakan matanya, matanya bertemu dengan mata kecoklatan itu mereka saling pandang hingga teriakan dari dua sahabatnya membuyarkan lamunan keduanya
"Ra, lo ga papa kan" teriak Amanda mereka berdua berlari menyusul Narra, Narra berdiri dan menetralkan detak jantung nya yang masih berpacu cepat
Sinta memegang bahu dan memutar tubuh Narra mencek apakah ada yang terluka
"Gue ga papa" ujar Narra pada kedua sahabatnya itu
Amanda dan Sinta menghela nafas, bersyukur sahabatnya itu tidak ada yang terluka
"Eh inikan cowok yang tadi kantin" tunjuk Sinta pada cowok yang menolong Narra
"Iya bener" jawab Amanda
Narra menoleh matanya kembali bertemu dengan mata kecoklatan itu
"Raga" tepukan di bahunya mengharuskan ia memutuskan kontak mata dengan gadis didepannya, Amanda dan Sinta masih berdiri disamping Narra, ketiga gadis itu juga menoleh pada cowok yang baru saja menepuk bahu nya
"Jadi namanya Raga" bisik Sinta pada Amanda dan Narra
"Kamera lo kayanya rusak ga" ucap cowok yang menepuk bahu raga, ia memberikan kamera yang diambil nya dari lantai
Narra menggigit bibir bawahnya, ia menatap Raga dengan tatapan bersalah
Raga mengambil kameranya dari tangan Putra, ia membolak-balikan kamera tersebut benar saja kaca lensanya pecah
"Masih ada cadangan di mobil" jelasnya pada Putra
Narra masih diam, ia bingung harus berkata apa Amanda menyenggol lengan nya
"Minta maaf aja ra" bisik Amanda
Narra menatap Amanda, Amanda mengangguk berusaha meyakinkan Narra"Tapikan itu kamera kesayangan lo" kata Putra
Narra berdehem membuat dua orang cowok itu menoleh padanya, Narra menunduk
"Gue minta maaf ya" kata Narra
"Lo minta maaf sama lantai" tanya Putra, sebab Narra meminta maaf sembari menunduk dia mengangkat kepalanya mendengar penuturan Putra
Raga menyenggol lengan Putra sembari menggelengkan kepalanya
"Iya" ucap Raga singkat
"Beneran" dia tak percaya pria itu akan memaafkannya, Raga mengangguk
"Gue ada kenalan buat bantu benerin kamera lo" tawar Narra pada Raga