Follow before reading. Vote and comment after reading, please ❤
Semilir angin malam kota Semarang saat ini sangatlah sejuk. Setiap harinya memang selalu indah, apalagi sekarang sedang turun hujan.
Ayanna menggelar tikar tosca di balkon kamarnya. Diletakkannya meja, laptop, secangkir chocolate panas, dan setoples cemilan di sana. Malam ini dirinya harus menyelesaikan pekerjaannya karena besok sudah diundang untuk meeting dengan wedding organizer dan vendor lain yang akan mengurus pernikahan Haidar dengan Anisa yang akan digelar satu Minggu lagi.
Kedua netranya selalu terfokus pada laptop dihadapannya, dan sesekali tangan kanannya terulur untuk mengambil lalu menyuapkan keripik singkong itu ke dalam mulutnya.
Malam ini sangatlah nikmat, apalagi ditambah lantunan Kalamullah dari murottal yang selalu ia putar untuk selalu menemaninya dalam kegiatan apapun. Ayanna suka hujan, dan juga suka makan. Meskipun Aya suka ngemil, bahkan makan malam-malam begitu, tetapi berat badannya tetap terjaga karena dia selalu menyempatkan olahraga ringan setiap hari.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu kamarnya terdengar nyaring bebarengan saat ia baru mengangkat cangkir chocolate panas tadi, hendak meminumnya.
"Masuk ya, Dek?" terdengar suara laki-laki di balik pintu sana.
"Iya masuk aja, Bang. Gak di kunci kok" ujarnya lalu pintu terbuka dan menampakkan Haidar yang berjalan mendekati balkon.
"Kebiasaan. Dari dulu setiap ada hujan selalu melipir ke luar kamar gini. Nanti sakit loh, Dek" kata Haidar yang sudah mengambil alih toples berisi keripik singkong buatan tetangga yang kebetulan setiap harinya memproduksi berbagai cemilan untuk dijual.
"Tubuhnya Aya udah kebal kok, InsyaAllah" jawabnya membuat Haidar mencebik.
"Halah, dulu juga bilang gitu. Eh taunya demam sampe dua hari" Haidar mengingat kejadian beberapa tahun silam.
"Itu karena kecapekan dan kurang fit aja. Adek mah strong women!" ucapnya tak mau kalah.
"Iya strong women, sampai kerja lembur pas lagi skripsian gitu" Haidar melirik laptop adik perempuan satu-satunya itu.
"Gak papa. Bersyukur, Alhamdulillah"
"Tapi kok Abang lihatnya gak tega gitu, Dek. Maafin ya, gara-gara nikahan Abang buat kamu repot gini" ucap Haidar membuat adiknya itu tersenyum tulus.
"Gak boleh mengeluh. Lagian Aya udah biasa, ngerasa senang juga melakukan ini semua. Ini Aya cuma pegang dikit aja kok, lainnya udah dipegang sama team" terangnya membuat kakak lelaki berusia dua puluh delapan tahun itu mengangguk.
Inilah kenapa bekerja sesuai hobi adalah suatu hal yang paling tepat dan menyenangkan. Aya merasa tidak terbebani dengan itu. Menurutnya, segala sesuatu itu harus dilakukan dengan kita menikmatinya, mensyukurinya, dan enjoy. Maka itulah yang membuat pekerjaan terasa lebih mudah dan nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
On The Way Halal (HIATUS)
Подростковая литература"kamu penurut ya, saya suka" "Hah? Maksud bapak? "Eng-engga ini cappucinonya enak, saya suka" Tentang cinta, yang mampu mengubah, bahkan mengalahkan segalanya. Seperti sang Ilahi Rabbi, yang mampu dengan mudahnya membolak-balikan hati manusia. Bera...