Chapter 5

631 77 4
                                    

Publis pd tgl 24 Juli

———💐———

HaPpy ReAdiNg

———💐———

***

Jeno dan Yeji saat ini berada di Kooridor lantai dua, mereka akan pergi ke lantai empat, karna akan ada kelas dan dosennya ada disamping Yeji sekarang

Canggung.

  "Apa kamu sudah menyimpan nomor saya?" Tanya Jeno tiba-tiba, Yeji menatap kebawah, diantara bersyukur karna kecanggungan tadi berakhir dan bingung harus menjawab apa. "Sudah pak, ehm tapi untuk apa bapak memberikan nomor bapak kepada saya?, apa ada keperluan?" Yeji tau, dia membuat kalimat yang benar benar salah, apa ini karna kesaltingan Yeji sudah mulai melanda? Jeno hanya tersenyum sambil menggeleng "maksudnya aku mendapatkan nomormu dari mana?" Koreksi Jeno dalam bentuk pertanyaan, Yeji yang mendengar itu hanya tersenyum malu, dan tidak lupa menunduk.

"Kalau hal itu, saya mendapatkan nomor kamu dengan Pak Sena" Yeji yang mendengarkan hal itu langsung berfikir yang aneh-aneh.

Solah olah dia ingin bertanya 'untuk apa bapak meminta nomor saya dengan pak Sena?' tapi apalah daya, bibirnya terasa kelu walaupun untuk berkata 'oh', sedangkan Jeno yang seolah olah tau apa yang berada di dalam pikiran Yeji pun melanjutkan Kata-katanya.

"Pak Sena memberitahukan saya, kalau kamu akan memasukan saya kedalam Grup Chat Jurusan Teknis, makanya beliau memberikan nomor kamu kepada saya."

Oke, ternyata Yeji sudah dilanda dengan kegeeran yang sudah meresap sampai kedalam, dan juga, kenapa pak Sena harus memberikan nomornya? kan nomor pelajar lain ada, dan juga pak Sena tidak bilang kalau nomornya akan diberikan kepada Jeno.

Yeji yang saat itu masih loading hanya mengangguk dan memamerkan senyuman lebarnya.

Lalu keduanya kembali fokus berjalan, Yeji memberi sedikit Jarak diantara dirinya dan Jeno, saat mereka berdua mulai mendekati lokasi.

Dirinya hanya tidak mau membuat kesalah pahaman, dan juga dia tidak ingin di cap sebagai cewek yang ga bener di kampusnya.

Yeji tidak mau karna dua hal
Yang pertama Beasiswa, dan yang kedua Kelakuan.

Yeji sebenarnya anak yatim piatu, kedua orang tuanya meninggal sejak umurnya menginjak remaja.

Dia bisa bersekolah karna mendapatkan Beasiswa hingga jenjang perkuliahan saat ini, dan mendapatkan apa yang dirinya miliki saat ini bisa terbilang sangat sulit, bahkan dia hampir stress dan menyerah, tapi untungnya Nina selalu memberikan dirinya semangat dan berakhir seperti ini, itu alasan kenapa dia tidak ingin kehilangan teman seperti Nina.

Ngmong-ngomong tentang Nina, dirinya masih marah saat ini, tentang kejadian tadi.

Srett

Pintu ruang terbuka, didalam ruangan tersebut sudah ada beberapa pelajar lain yang akan bersiap siap untuk mengikuti kelas, Jeno memasuki kelas terlebih dahulu disusul Yeji dibelakang.

Semua berjalan normal, Yeji melihat Nina yang berada di pojokan yang saat ini sedang melambai lambaikan tangannya dengan muka watadosnya.

Beda halnya dengan Yeji, dia menatap sebal dan menghampiri Nina dan duduk disamping kursi yang sudah temannya sediakan.

[1] Between of CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang