📝Serba-Serbi Penulisan Dialog dan Etiketnya📝
=======================================
Etiket memiliki 2 (dua) arti.
1. Keterangan yang menyertai sesuatu;
2. Tata cara yang baik.Dari kedua pengertian di atas, bisa dibaca, kan, ke mana arah pembicaraan kita? Yep yep, kita akan membicarakan tentang etiket percakapan (atau lebih sering dikenal dengan ‘dialog tag’) dan etiket dalam menulis percakapan (alias tata cara penulisan dialog).
Dalam penulisan, dialog dibuka dan diakhiri dengan tanda petik (“…”). Pemakaian tanda baca di akhir dialog tergantung dari tujuan dialog itu sendiri. Jika dialog tersebut berupa pertanyaan, harus diakhiri dengan tanda tanya (?). Jika itu berupa kalimat deklaratif atau pernyataan, bisa diakhiri dengan koma (,) yang diikuti dialog tag atau keterangan aksi, bisa juga diakhiri dengan titik (.).
Masalah dialog ini sering membingungkan. Kapan harus memakai kapital? Kapan harus huruf kecil? Bagaimana jika dialognya panjang sekali (misal pada dialog petuah) hingga sampai dua paragraf? Eits, pelan-pelan…, kita bahas satu per satu. 😆
🍪Satu : Dialog selalu masuk ke alinea/paragraf baru.
Contoh :
(a) “Kau bercanda?” tukas Nadir tak percaya.
(b) Alan tertawa. “Tidak,” katanya. “Aku serius.”
Pada contoh (a), sekalipun dialognya pendek dan masih ada sisa tempat di belakangnya, dialog tokoh berikutnya tetap harus masuk alinea/paragraf baru. Kecuali, jika dialog tersebut masih diucapkan oleh orang yang sama seperti pada contoh (b).
🍪Dua : Huruf pertama pada dialog menempel dengan tanda kutip buka, sedangkan tanda baca di akhir dialog terletak di dalam tanda kutip tutup dan menempel.
Contoh:
(c) “Aku tidak tahu”. Jefri menukas. ❌
(c-1) “Aku tidak tahu.” Jefri menukas. ✅
(d) “Kenapa kau tidak katakan saja kepadanya?”, tanyaku. ❌
(d-1) “Kenapa kau tidak katakan saja kepadanya?” tanyaku.✅
Contoh (c) salah karena tanda titik (.) yang mengakhiri dialog diletakkan di luar tanda petik tutup. Contoh (d) juga salah karena meletakkan koma (,) yang selain salah penempatannya, juga tidak diperlukan sebab kalimat tersebut berupa kalimat pertanyaan yang diakhiri dengan tanda tanya (?)
🍪Tiga: pemakaian huruf kapital di awal dialog.
Contoh:
(e) Jefri berkata, “aku tidak tahu.” ❌
(e-1) Jefrri berkata, “Aku tidak tahu.” ✅
(f) “Mungkin…,” aku menatap Jefri, “kau tahu sesuatu?”
Sekalipun dialognya berada di tengah (didahului oleh dialog tag), tetap harus diawali oleh huruf kapital sebab dianggap sebagai awal kalimat seperti pada contoh (e-1). KECUALI, pada kalimat yang dijeda, kalimat pada petik berikutnya tidak perlu memakai kapital sebab masih merupakan lanjutan dari kalimat dalam petik sebelumnya, seperti contoh (f).
🍪Empat: penulisan dialog tag di awal kalimat menggunakan huruf kapital yang diikuti koma (,) dan diberikan spasi sebelum tanda petik dialog.
Contohnya bisa dilihat pada dialog (e-1) di atas, atau dialog (g) dan (h) seperti di bawah ini.
(g) Alan bertanya, “Apakah kau benar-benar tidak tahu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Collection of Authorship Material
Kurgu OlmayanPublished to share literacy knowledge. Happy reading and hope you like it!