Jungkook tengah duduk berhadapan dengan Hana tepat duduk pada kursi yang biasanya terisi oleh keberadaan Jimin. Hana masih tetap menyeruput tetes demi tetes teh yang berada pada cangkirnya sedikit demi sedikit meniup hawa panas agar memudahkan ia meminumnya. Jungkook juga melakukan hal yang sama namun berbanding terbalik dengan Hana, Hana yang sedari diam dan fokus meminum tehnya namun Jungkook yang terus memperhatikan tiap detik pergerakan yang Hana timbulkan dari kegiatanya di seberang meja itu.
"Ngomong-ngomong tentang Jimin, apakah dia sedang tak dirumah?"
Hana mulai menggerakan persendian lehernya menatap Jungkook dan mulai mengerutkan keningnya menciptakan wajah kebingungan.
"Apa kau melihat keberadaan Jimin disini, Jung?"
"Ah,-- maksudku apakah dia pergi ke Daegu untuk urusan promosi itu?" jawab Jungkook dengan pertanyaan lainnya dengan Hana yang menampakan wajah kebingungan dan rasa penasaran yang begitu tinggi.
"Mereka ada pada project yang sama, aku mengetahui itu. Istrimu Hyemi juga pergi untuk itu bukan? Bahkan mereka melakukan pemotretan di hotel Queen Series Vell"
Jungkook terperanga mendengar penuturan Hana yang tahu begitu banyak mengenai kerja sama Jimin dengan sang istri.
"Apakah kau tidak curiga dengan mereka?" tanya Jungkook begitu konyol.
"Kau mencurigai istrimu sendiri? Pikiran macam apa itu" Hana menyeruput kembali sisa teh pada cangkirnya,
"tapi mengapa harus melakukan pemotretan dihotel? Bukankah itu terdengar aneh?"
Belum sempat Hana berpikir sejenak secangkir teh yang ada pada genggamannya terjatuh akibatnya teh panas itu menimpa tubuh bagian atasnya yang tertutupi dress itu. Jungkook bangkit dengan begitu cepat hendak membantu Hana dengan wanita itu yang sibuk menepuk-nepuk bagian tubuhnya yang terkena jatuhan teh panas tadi.
"Tidak terlalu panas Jung, hanya saja terasa seperti melepuh pada tangan dan tubuhku."
Jungkook dengan sigap menuntun Hana menuju dapur beranjak menuju wastafel guna membasuh tangan Hana yang terkena teh panas tersebut, mengusapnya dengan lembut dan sesekali meniupnya meski ia tau itu tidak membantu sama sekali.
Hana menatap wajah khawatir Jungkook yang begitu kentara di sampingnya."Aku tau aku tampan jadi jangan lihat aku begitu."
Hana membuyarkan tatapannya dan mulai menarik kembali tangannya yang sudah ia rasa membaik dengan bantuan Jungkook tentunya. "Terima kasih Jung."
"Bagaimana kau bisa ceroboh begitu?"
"Hanya tergelincir." jawabnya singkat.
"Aku hanya bisa membantumu meredakan rasa melepuh yang berada diluar tapi tidak untuk yang ada didalam."
Hana melirik kearah tubuh lainnya yang terkena siraman teh panas tadi, membuatnya sedikit kikuk di hadapan Jungkook dan memilih untuk beranjak pergi guna membersihkan dirinya."Aku akan berganti pakaian, maaf aku mengacaukan acara minum teh kita. Dan sepertinya aku tidak bisa menepati janjiku untuk mendesain ruang kantormu. Kau bisa lihat sendiri dengan apa yang terjadi padaku sekarang."
"Aku tidak keberatan kau membatalkannya, aku paham dengan itu. Tapi sebagai gantinya apakah kau mau menemaniku minum teh lagi?"
Hana mengangguk mengiyakan
"Apakah artinya kita berteman sekarang?"
Hana terkekeh pelan memunculkan kerutan pada ujung kedua matanya. "Kalau kau temanku, bantulah aku membersihkan kekacauan ini."
Mata Jungkook membola mengisyaratkan keterkejutan.Hana saat ini sedang berada di kamarnya berusaha melepaskan pakaian yang ia gunakan karena basah akan tumpahan teh yang ia minum, dress casual yang ia gunakan memiliki resleting untuk membukanya namun susah ia jangkau karena keberadaanya yang berada tepat di belakang, terlebih lagi kedua telapak tangannya yang terasa perih mengakibatkan rasa sakit saat berusaha menyentuh pengait resleting itu.
"Shhsh tidak bisa ku gapai, tanganku terasa perih sekali."
"Bisakah aku membantumu?" tanya seseorang dari luar pintu yang tak lain dan tak bukan adalah Jeon Jungkook pria jangkung tersebut.
Sebenarnya sedikit tidak sopan tawaran Jungkook itu,
"tidak, aku bisa melakukannya sendiri. Terima kasih sudah membantuku membersihkan kekacauan diluar sana, maaf ini menjadi kacau."
Di akhir kalimat Hana tampak salah tingkah karena Jungkook yang menatapnya tajam dan liar. Ia berusaha menjaga privasinya meski ia benar-benar memerlukan bantuan sekarang, nyatanya seseorang yang mampu membantunya saat ini adalah seorang Jeon Jungkook, Hana sudah menikah ingat.
"Kekacauan yang ada di dalam sini juga bisa aku selesaikan jika kau mau?" tanyanya terdengar seperti paksaan tersendiri bagi Hana.
"Tidak, pergi saja Jung." suruh Hana pelan dengan senyum kikuk di akhir kalimat.
Jungkook mengangguk dan mulai melangkahkan kakinya pergi, Hana kembali membalikan badannya guna membuka pakaian yang ia pakai sedangkan rasa perih juga sudah menyebar kebagian perutnya yang terkena tumpahan teh itu.
Sayang seribu sayang, bukan resleting pakaian yang terbuka tapi gelang yang ia gunakan tersangkut pada salah satu benang yang mencuat keluar dari pakaian yang ia gunakan, dan membuatnya dalam masalah lagi.
Siapa sangka gelang itu perlahan mulai terlepas dari tempatnya tersangkut diikuti terbukanya resleting pakaian yang ia gunakan."Ehm"
Hana tersenyum kikuk dan nampak membiarkan tangan pria itu menurunkan pakaiannya sehingga menampakan bagian atas tubuhnya yang hanya terbalut bra merah tua yang ia gunakan. Usapan dan kecuali-kecupan lembut ia dapat pada bagian punggungnya dan di lanjutkan dengan gerakan erotis terlepasnya pengait bra yang ia gunakan. Tubuh Hana tertarik kearah belakang dan berbenturan dengan dada bidang sang pria, pelukan erat diberikan sampai sesuatu menyadarkannya dari kegiatan romantis itu,
"Jung apa yang kau lakukan?"
[]
Kalian bisa kasih masukan atau kritik ya. Sok komen!!!
Aku suka kalau bales tanggapan kalian 🙂👉🏻👈🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Wicker Dark
Fanfic[𝙰𝚗𝚝𝚊𝚛𝚊 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊, 𝚔𝚎𝚝𝚞𝚕𝚞𝚜𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚊𝚗𝚊𝚝𝚊𝚗] [DIBUKUKAN]✔ COMPLETE✔ Nb: Beberapa part tidak lengkap, dan hanya bisa dibaca pada buku. Hubungan mereka tercipta akibat dari kesalahan pahaman yang tak mendasar, perselin...