W

17 6 0
                                    

Bismillah
Semoga suka
Teman
Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.









"HELLO EPRIBADONGGGG!!!" teriakku seraya membuka pintu kelas dengan tidak bagusnya. Karena terlalu kencang aku mendorongnya, sampai-sampai pintu tersebut menghantam tembok yang ada di belakangnya.

"Salam atuh Na. Bukannya epribadong." celetukan Ali membuatku kaget sekaligus sedikit malu. Dia baru saja datang di kelas dengan sepatu yang ia jinjing. Pertanda dia habis shalat duha di masjid depan sekolah.

"Bagen ya!" ketusku seraya mendahuluinya menuju tempat duduk, "Btw Li, pake sepatunya di masjid aja napa. Baunya kemana-mana kalo lu bawa gitu." gerutuku yang disambut tawa Toto yang berada di belakangku bersama dengan Abi. Sedangkan Oni ngungsi ke meja belakang karena lagi ngambekan sama Toto.

Ali menyeringai lalu menyodorkan sepatunya pada wajahku.

"Kambing lu Li!" sentakku sambil menepis sepatunya hingga jatuh.

Ali hanya tertawa seraya menendang sepatunya menuju meja Ham yang berada di sebelah kananku.

"Hahaha wangi kan Na?" tawanya dengan membehana. Sesaat aku tersenyum dia tertawa. Jangan tanya kenapa, rasanya hatiku hangat melihat dia tertawa karenaku.

"Woi Na!" suara Abi membuatku kaget sekaligus memutar tubuh yang langsung berhadapan dengan Ali tapi kepalaku berbelok ke kanan, alias ke Abi.

"Apa?!" sewotku dengan suara cemprengku, anak kelas sudah biasa dengan suaraku ini.

"Kamu dipanggil Mrs. Kan? Apa jeh katanya? Gak ada mapelnya juga. Bukan tugas buat besok kan Na? Fotocopy gitu?" tanya Abi beruntun membuatku takjub karena kecerewetannya keluar. Dulu dia kukira manusia kulkas gitu kaya di wattpad-wattpad, eh ternyata sabl*ngnya juga sama kaya aku dan yang lain.

"Gak ada tugas. Tapi kata Mrs. Aku sama ketua kelas–" kataku seraya melirik Ali yang merasa terpanggil karena dialah ketua kelasnya, "Apa?" tanyanya heran.

"Aku sama Ali di suruh jenguk Ham." kataku melanjutkan.

"Berduaan gitu? Jangan Na, bukan mahromnya, lagian emang ira tahu rumahnya Ham? Ali aja isun yakin gak tahu." cerocos Toto semangat banget.

"Slow-slow, tuy-santuy, kalem-kalem, santai-san–"

"Terus aja Na!" sentak Ali yang sudah kesal mendengar cerocosan santaiku, sebenarnya aku hanya mikir aku mau ngajak siapa aja buat jenguk Ham. Tapi karena lama, jadi aku ulangin aja kata santai diberbagai aspek.

"Hehehe." tawaku cengengesan, saat melihat Rohmah sudah ikut duduk binti kumpul juga aku segera dapat pencerahan, "Rohmah ikut juga." kataku tenang dan sumringah.

"Ikut kemana Na?" tanya Rohmah, "Jenguk Ham Mah." jawabku semangat.

"Lah? Siapa aja?" tanyanya, "Aku, Ali, lu." jawabku.

"Kita gak ada yang tahu rumahnya Ham Na." kata Rohmah dengan wajah sok tripleknya.

"Nah itu Mah, dari tadi udah Isun kata juga." seru Toto terlihat kesal.

"Sama Wawa aja, dia kan sepupunya Ham." kata Ali, heran aku kenapa gak dari tadi aja dia ngomong gitu. Aku kan yang di cap lelet dari tadi, sabar...

High School World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang