28

9 1 0
                                    

Bismillah
Semoga suka
Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.










Hari pertama bulan ramadhan sudah datang. Bertepatan dengan itu, kemarin, aku sudah benar-benar menamatkan bacaan Al-Qur'anku.

Karena bapak ada si Cirebon, maka doa setelah tamatnya aku baca sendirian. Udah baca sendirian, gak ada yabg aamiin-in lagi. Nasib... Nasib...

Dari ini aku sadar, kita manusia. Tidak akan sadar kesalahan sendiri jika bukan sadar dari hati yang dalam. Begitu pun aku...

Mungkin manusia butuh motivasi dan dukungan, tapi aku sekarang percaya. Motivasi dan dukungan yang tak akan pernah pergi sumbernya adalah dari ALLAH.

Gak percaya, gini deh. Perumpamaannya yang deket aja, orang tua kita dukung sama selalu ngingetin aku untuk shalat bukan? Tapi kalo bukan sadar sendiri, gak bakalan aku lakuin.

Habis aku sadar sendiri, emang orang tua akan selalu mendukung kita? Enggak, karena akan ada masanya manusia berubah, ada masanya aku dan orang tua tak bersama. Ada kalanya, orang tuaku akan kembali ke Sang Pencipta.

Jadi, motivasi dan dukungan paling abadi dan selamanya hanya dari Allah. Makanya, aku bersyukur banget bisa kembali ke Allah, merasakan perhatian-Nya kembali.

Karena manusia, bukanlah makhluk sempurna. Manusia juga bukanlah makhluk abadi. Sadarlah, bukan Allah yang menjauh, melainkan kalian sendiri.


Maka dari itu, selama bulan puasa ini, aku sudah buat jadwal ngaji sendiri. Entah dapat ide darimana. Tapi aku pengen banget, di bulan ini aku bisa tamatin Al-Qur'an lagi.

"Ayo mulai hitung lembarannya." gumamku sambil menghitung lembaran Al-Qur'an dalan satu juz.

"Ada sepuluh." gumamku seraya mengembalikan Al-Qur'an pada tempat, aku melirik jendela yang menampakkan langit gelap, karema memang masih subuh, "Aha! Shalat kan ada lima." gumamku sambil mengetuk pipi dengan jari tunjuk, "Setiap habis shalat, aku baca aja dua lembar. Jadi satu hari kelar sejuz deh." kataku girang kembali mengambil Al-Qur'an.

Akhirnya, dari mulai setelah shalat subuh, aku selalu membaca dua lembar. Tapi semuanya gak gampang, apalagi kalo mau baca pas shalat dzuhur dan ashar.

"Hah... Ngaji gak ya...?" gumamku masih bersila di atas sajadah setelah shalat dzuhur dan wiridan, "Lemes banget..." gerutuku lagi sambil sesekali melirik Al-Qyr'an yang ada di atas meja sebelahku.

Aku menunduk, mengingat bacaan Al-Qur'anku akhir-akhir ini mulai stabil dan bisa aku katakan ok. Maksudnya, aku bisa baca satu ayat tanpa berhenti-berhenti entah karena salah bacaan atau kurang nafas.

"Ok, ngaji Na!" kataku mengepalkan tangan di depan wajahku.

Akhirnya aku mengambil Al-Qur'an dan mulai membacanya. Bukan hanya sekali dua kali aku berpikiran seperti itu, apalagi setiap subuh yang kadang setan ngantukku merajalela.

Huh, apalagi setelah selesai masa haid, waktu idul fitri sudah dekat lagi, aku baru selesai masa haid. Jadi lembaran bacaanku bertambah, yang bisanya dua, aku kadang kalo lagi pengen ya sampe lima lembar setelah shalat. Intinya habis masa haid itu, paling dikit itu aku baca tiga lembar.

"Alhamdulillah, kelar juga." gumamku saat malam takbiran, setelah shalat isya' saking mepetnya, juz tiga puluh aku kelarin pas itu juga.

High School World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang