12

10 6 0
                                    

Bismillah
Semoga suka
Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.










Kalian milih libur panjang atau jamkos seharian?

Kalo aku sih jamkos, karena sekarang yang aku alamin lagi jamkos. Hehehe...

"Itu mereka ribut apa sih Fi?" tanyaku saat sadar barisan kursi belakang dadakan rame dengan dua meja yang disatukan dan banyak anak-anak ngerebungin.

Safi mengendikkan bahu, "Mbuh ya." ketusnya. Lah?

Aku bergegas berdiri menuju barisan belakang. Wajar, sekalinya sadar ketinggalan info kegosipan aku sering kepo dikit.

"Apaan sih Mai? Ribut banget daritadi. Itu juga ngapa kaya lagi ijab kabulan lagi dah." cerocosku seraya menepuk bahu Mai yang lumayan tinggi dariku.

"Kamu gak tahu Na? Itu si Fitri bikin SW fotonya Toto pake hastag 'My boyfriend' gitu. Geli banget ih." katanya sok geli.

Afi nimbrung seraya menepuk bahuku pelan, "Udah gitu. Dia kan tahu Toto udah punya pacar, malah bikin SW gitu lagi. Ya Toto-nya gak terimalah." katanya.

Aku mengernyit, "Bentar deh, katanya SW. Dari mana Toto bisa lihat? Dia kan anak pondok Fa. Gak boleh bawa HP." kataku mengutarakan keheranan.

"Kamu mah Na, kaya gak tahu aja. Kan ada Aiz yang bawa HP." celetuk Afly.

"Emang boleh? Kan Aiz juga mondok?"

"Duh! Ngumpetlah Na. Gimana sih!" gerutu Mai.

"Ira tuh! Anak baru! Sok iya banget!" bentak Awan pada Fitri yang sepertinya tenang-tenang saja.

Malas melihat keributan unfaedah mereka. Aku kembali duduk pada habitatku.

"Udah tahu kan?" tanya Safi masih dengan nada ketus.

Aku mengangguk, "Lay! Aku pinjem buku cetak IPS lu sih." kataku seraya menyodorkan tangan pada Ali yang mejanya pas di samping kanan baris kedua dari mejaku.

Ali yang tadinya tengah entah merebutkan apa dengan Oni menoleh padaku, "Udah di boking sama Maitsa nanti Na." katanya.

Aku berdecak, itu anak lagi, "Duh, kan nanti. Aku kan pinjemnya sekarang, kalo aku dah kelar aku balikin juga!" sentakku kesal.

Maitsa itu, anak kelas sebelah yang lumayan aktif orangnya. Lumayan kelihatan pinter meski gak ranking. Dan aku sering lihat SW Maitsa dan Ali saling sahut-sahutan. Bikin panas aja.

Ali tidak menyahuti gerutuanku, "Dasar pelit!" pekikku seraya berdiri.

Aku kembali jalan menuju barisan belakang, sempat melewatinya. Aku sedikit memukul bahunya, dia hanya menoleh sebentar lalu diam kembali.

"Ply! Pinjem buku IPS!" sentakku pada Afly.

Aku menggeret Afly ke mejanya sendiri agar mengambilkan bukunya.

"Assalamu'alaikum..." salam Maitsa dari pintu kelas dengan suara cempreng kecilnya. Dia itu perawakannya pendek kurung imut gitu. Jauh beda denganku yang pendek berisi dengan suara cempreng gak enak di dengar.

"Ini Na." kata Afly memberikan bukunya padaku.

"Ali, ini bukunya." kata Maitsa tetap dengan suara tertahannya. Malu kali dia, gak pernah mampir ke kelasku yang amburadul ini.

High School World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang