END

19 2 0
                                    

Bismillah
Semoga suka
Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.











Sejak dua hari yang lalu, kerabat dan tetangga banyak datang untuk nolongin siap-siapin buat hari-H. Kalo di Cirebon, mungkin karena kota, jadi makanan itu pesen, sedangkan di Madura kami bikin makanan sama jajanan sendiri.

Maka dari itu, dari dua hari yang lalu rumahku sudah ramai orang. Pagi, siang, dan malam selalu ada orang yang gantian datang dan pulang.

Hari pertama, semua kerabat dan tetangga yang di mintain tolong, berdatangan, khususnya perempuan. Karena hari pertama, mereka hanya membuat bumbu dan membeli jajanan.

Hari kedua, semuanya datang. Dari ibu-ibu, bapak-bapak, dan bocil cilik-cilik pun merapat. Karena hari kedua mulai membuat lauk dan jajanan buatan, makanya bapak-bapak datang buat bantu nyembeleh ayam.

Hari ini juga ada cara hena. Mirip kaya di film india gitu, sebelum nikah, daerahku terbiasa mempelai perempuannya menggunakan hena. Biasanya, kalo orang berada, orang yang menghenakannya adalah orang pro yang berbayar, tapi karena kami kurang memadai, makanya jasa Tia yang bisa menggambar henalah yang di gunakan. Aku sebenarnya biasa, tapi kurang baguslah, masa pengantinnya sendiri yang melukisnya.

Dan malam ini sebutannya 'lekmelek' kalo di Madura. Malam menjelang hari-H, di namakan 'lekmelek' artinya semacam ngumpul-ngumpul sampai tengah malam atau bahkan subuh datang.

Tentunya, bapak-bapak ngumpul di langgar. Sedangkan ibu-ibu di dapur membuat jajanan buatan dan jika sudah sepertiga malam, mereka akan mulai menanak nasi yang banyaknya hingga 20-25 KG.

Sedangkan para gadis dan bocil cilik, mereka mengerumuni kamarku. Mereka merecokiku, tapi karena merekalah pikiran nethingku mereda.

Kalian jelas tahu kan, besok pagi aku bakalan ganti status. Tentunya, pikiran buruk mulai berdatangan.

Janjinya sih mereka bakalan tidur bareng aku. Tia dan Mbak Lis sudah pasti akan janjinya, tapi gak tahu tuh dengan yang lainnya.

"Udah-udah jangan ribut! Tidur! Udah malem!" gerbak mamah sambil mematikan TV membuat sebagian bocil pergi keluar kamar.

"Tidur!" sentak mamah melihatku dan Tia masih main HP.

Aku dan Tia bergegas mematikan HP dan menaruhnya. Sebelum keluar kamar, mamah melolotiku yang menyimpan HP di dekat bantal.

Akhirnya, malam itu aku tidur di kasur spring bed dengan Tia dan Mbak Lis.

Paginya, matahari belum terlihat. Kami para gadis di umbrak untuk bangun dan segera mandi. Karena kamar mandi kami terpisah dengan rumah, maka dari itu jika ada acara besar harus mandi sebelum orang-orang banyak berdatangan.

Karena bahkan sejak subuh, kerabat yang semalam pamit pulang, sudah kembali berdatangan.

Setelah shalat subuh dan makan. Aku pun makan, hanya makan nasi dan tempe dan tahu gorang. Kenapa? Karena aku gak boleh makan yang berkuah, sedangkan lauk ayam di buat berkuah dan di oseng, sedangkan aku juga gak boleh makan makanan berminyak yang terlalu berminyak.

Sekitar pukul setengah enam, MUA dan WO bedatangan kembali. Sebenarnya WO sudah datang untuk memasang kuadi yakni panggung pelaminan dan tenda hiasnya kemarin, sedangkan sekarang, mereka memantapkan lagi dekorasinya saja.

Aku, Anis, Azza, Vita, dan Tika mulai di dandani. Anis, Azza, Vita, dan Tika mereka adalah dayang-dayangnya, semacam pager ayunya.

Sebenarnya normalnya jumlah dayangnya cukup dua. Tapi karena sepupu bocilku ada tiga cewek yang sama-sama mau, makanya biar gak ganjil nambah Tika dari kerabat jauh untuk jadi dayangnya.

High School World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang