Setelah kejadian itu, Velin di haruskan untuk beristirahat hingga keadaannya membaik. Jujur saja, semua yang ada di Sekolah di buat heboh dengan kabarnya Velin pingsan. Bukannya terlalu lebay ya?Bima berniat untuk menjenguk Velin sendirian, Meira dan April belum bisa menjenguk. Karena mereka masih keteteran dengan tugas-tugas yang ada, jadi mereka memilih untuk lusa saja.
Bima menjenguk Velin untuk pertama kalinya, namun di larang keras oleh kedua saudara angkat Velin. Dan akhirnya Bima memilih menunggu hingga pukul 11.24 Andi datang dan awalnya Bima di suruh pulang, namun Bima kekeh untuk menjenguk Velin dan akhirnya Andipun mengijinkannya.
Hening, gelap, dinding biru langit malam serta lukisan-lukisan di dinding yang Bima yakin Velin sendirilah yang melakukannya, sebab di sekolah Velin slalu sibuk dengan gambarannya.
Perlahan Bima mengusap rambut Velin dan menempelkan telapak tangannya di dahi Velin di hadapan Andi. Panas, gumamnya. Perlahan Velin merasa terganggu dengan tangan itu.
"Haii," sapanya saat membuka mata dan melihat siapa yang ada.
"Papa, Udah pulang?" Tanya Velin yang masih setengah sadar.
Andi mendekati putrinya, "Papa udah pulang, kamu sakit? Kok kamu gak ngabarin papa? Lia sama Intan gak kasih tau papa juga."
Velin di buat bingung harus menjawab apa? Velin juga tidak ingin nantinya akan ada masalah di keluarga ini. Bima yang memperhatikan sudah geram ingin mengatakan yang sebenarnya.
"Oh, itu pa. Mereka juga gak tau aku sakit. Aku kasian sama mereka pah, mereka juga kan punya tugas. Ntar kalo ngurusin aku tugas-tugas mereka gimana?" Jawab Velin agak kaku.
"Yaudah, lain kali kasih tau, Ntar kalo ada apa-apa gimana?" Velinpun mengangguk.
"yaudah. Ini temen kamu kekeh mau jenguk kamu katanya, padahal udah papa suruh pulang, Kan kasian udah malem gini belom pulang." dan sesekali Andi tersenyum jahil pada Velin.
Velin yang mengerti langsung menggeleng, "apasi papaa. Bima itu temen Velin," ucapnya sedikit pelan. Dan Andi tersenyum sambil mempersilahkan Bima dan Velin berbincang.
Bima yang mendapat kesempatan tersenyum senang "hai," sapanya kaku (Maklum baru ketemu lagi hahahaha) anjay.
Velin yang melihat itu terkekeh, "Kenapa? Biasa aja dong Bim. Kayak baru ketemu aja,"
Bima menggaruk tengkuknya ya tak gatal. Entahlah, sebenarnya banyak yang ingin di katakan Bima pada Velin. Tapi tidak tau kenapa kini bima menjadi gugup di hadapan Velin, Dimana Bima yang sebelumnya?
"Bim. Ini udah malem loj, Kok lo kekeh si pengen ketemu gue?" Tanya Velin dengan lancarnya tanpa mengetahui Ekspresi Bima yang mulai bingung harus menjawab apa, Dan dengan berani, mulutnya berbicara mewakili isi hatinya.
"gue kangen sama lo," aihk! Kenapa gue keceplosan siii? Tanya Bima pada dirinya sendiri.
"Kangen? Lo kangen gue? Tumben," Setelah itu hening. Keduanya hanya memandang Langit yang di taburi banyaknya Bintang-bintang.
"gue juga kangen Bim sama lo," Balas Velin mantap tanpa terganggu sedikitpun pandangannya pada langit. Bima yang mendengar itu sontak menoleh dan mendapati wajah yang tersenyum. Senyuman yang penuh luka lebih tepatnya.
"Bim," panggil Velin yang hanya di jawab dengan dehaman.
"Gue pengennn anu," Velin menggantungkan ucapannya.
"pengen paan? gua beliin ni sekarang,"
"bukan, pengen anu lohh." bima yang mendengar itu greget sendiri.
"Pengen apa? Gue kabulin sekarang juga," jawabnya mantap.
"Gueeee peng-pengen bayiiii," cicitnya. Bima yang mendengar itu langsung berdiri dan menarik lengan Velin.
Velin yang di perlakukan seperti itu bingung "mo kemana?"
"mau bikin ga?"
***
Setelah merasa sudah baikan, Velinpun Berniat untuk sekolah lagi. Hari ini ia tidak dengan sepeda ontelnya. Andi menyuruh supir pribadinya untuk mengantar Velin terlebih dahulu, karena khawatir bahwa Velin belum sembuh total.
"Velin berangkat pah" ucap Velin sembari mencium tangan milik Andi. Sedangkan Lia dan Intan melirik sinis pada Velin.
Belum sempat Velin masuk ke dalam mobil Andi sudah terlebih dahulu memanggilnya.
"Vel, papa sudah kirim uang buat kamu. Nanti kamu ambil aja ya. Sekalian kamu kerumah kakek, beliau kangen sama kamu katanya," Velin mengangguk.
"Iya pah."
...
Sesampainya di sekolah. Banyak yang menyapa Velin dengan hangat, terutama adik-adik kelasnya. Terkecuali cowok-cowok di sekolah. Entahlah, kenapa para kaum adam selalu menatapnya jijik bahkan seperti tak pernah mau melihat keberadaannya.
"Veliiiiiiin, gua kangeennn!! Gak ada lo 2 hari Rasanya gue pengen libur aja tauuu," suara itu, Velin tau siapa pemiliknya.
Dari kejauhan Meira berlari dengan raut wajahnya yang mendukung.
April yang mendengar itu terkekh geli, "Eh ra. lo mah ada Velin cuman karena ada maunya doang!! Ya paling kalo Velin gak ada. Deketlah sama nilai lo yang merah itu," semua yang mendengar kata-kata April tertawa terbahak-bahak.
"Dasar lo ya!! Gak sehati lo sama gue!! Kan kalo gue dapet, lo juga yang ngerasain enak nya."
belom sempat ia mengeluarkan semua kekesalannya Velin sudah terlebih dahulu menjawil hidung Meira.
"Enak aja lo!! dikira gue bandar contekan apa? Di gaji aja enggak, Dah ah. Mau masuk bentar lagi," Velin berjalan meninggalkan Meira dan April. Dan mereka berdua menggeleng sembari menyusul Velin.
Saat Velin sampai di depan kelasnya. Semua teman-temannya berteriak histeris.
"ALHAMDULILLAH YA ALLAH. AKHIRNYA JAWABAN DI SETIAP SOAL-SOAL GUE DATENG!!" teriak salah satu murid Kelas 12 IPA 1 dengan nametag Idan Sanjaya. Murid tereceh di kelas Velin.
"Edan lo vel. Gara-gara lo! Nilai gua selama 2 hari ini jelek semua. Tangguung jawab lo Vel," ujar Mita temen sebangku Meira. Velin yang mendengar hanya menanggapinya dengan santai sembari menuju ke tempat duduknya.
Sama aja kayak si Meira, monolog april.Di belakang kelas 3 orang laki-laki memperhatikan keadaan kelasnya. Dan hanya tersenyum tipis melihat kehadiran Velin kembali.
"Bim, lo gak samperin dia? " bisik Azril. Nama lengkap nya AZRIL ALAUDIN yang notabenya sahabat Bima dan Velin juga. Bima hanya tersenyum sambil mengedikkan bahunya.
"Iyanya si abang. Katanya kangen, samperin donh. Tanyain 'Vel gue kangen sama lo, jangan sakit lagi ya' ya gak Zril?" Ujar FAHMI ALGINO yang notabenya juga sahabat Bima dan Velin.
Mendengar penuturan Fahmi, Bima melirik tajam pada Fahmi. "Yeee maap kali bang,"
Velin yang mengetahui keberadaan Bima hanya melihat sekilas, dan menampilkan wajah jutek nya. Lah dia kenapa? Tanya Bima sendiri dalam hati.
"Eh bang, kayaknya dia ngambek deh sama lo bang, tatapannya gak mengenakkan." Ujar Fahmi dan Azril mengangguk setuju.
"Emang lo apain dia sampe raut mukanya begono?" Dan Bima pun menjawab dengan santainya.
"Dia minta anak bayi katanya. Yah gue ajak dia. Tapi dianya gak mau,"
Kedua temannya di buat Penasaran, " lo ajak ngapain emang?" Sama dengan Azril ia pun mengangguk.
"Gue ajakin bikin lah. Dari pada adopsi di panti, Kan mahal." aku Bian yang mampu membuat kedua temannya tercengang.
"ANJRIIIT LO BIIIIM, ITU ANAK MANUSIAA!! BUKAN ANAK KUCIING YANG BISA LO HAMILIN SEENAKNYA!!!" Teriak kedua sahabatnya. Dan semua yang ada di kelas memberikan tatapan WHAT?????? bima yang sadar langsung memilih ngibrit meninggalkan kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Velin
Teen FictionGak ada spoiler, kalo penasaran tinggal baca aja. -author cantik.