Siapa Dia?

51 39 1
                                    

Minggu. Hari di mana hari yang di tunggu-tunggu oleh kaum rebahan. Beda hal nya dengan Velin yang merasa sumpek jika terus-menerus berada di dalam rumah.

Jadi ia memilih untuk joging dengan mengajak kedua sahabatnya.

Pagi ini Velin memilih menggunakan Hoodie berwarna putih dengan celana pendek santainya, rambutnya yang di Gelung, bibir dengan sedikit polesan lip ice, sepasang headset yang ia pasangkan sebelah di telinganya, dengan sepatu yang biasa ia pakai untuk jogingnya, dengan itu penampilan Velin sudah cukup terlihat sempurna.

Setelah itu menuruni anak tangga dengan perlahan, dan sudah terlihat Andi, Lia serta Intan yang sudah duduk di meja makan.

"Pagi pah" sapa Velin pada Andi dan di sambut baik juga oleh Andi.

"Pagi sayang"

Velin pun mengambil tempat nya di hadapan Lia. Kedua kakak nya itu sepertinya memang tidak pernah menginginkan kehadirannya. Buktinya saja, pagi-pagi sebelum sarapan dia sudah mendapat santapan duluan dari Lia dan juga Intan.

Velin mencoba untuk bersikap biasa saja. Dan oh ya? Velin juga ingin sedikit menenangkan pikirannya sebab kata dokter Velin harus banyak istirahat secara fisik maupun otaknya.

Setelah menyelesaikan sarapannya dengan suasana yang hening, Andi kembali lagi pada majalah nya.

Velin menghampiri Andi dengan penuh semangat, ia harus bisa memasangkan wajah yang ceria di depan Andi agar Andi tidak mengetahui soal gejala penyakit Velin.

"Pah, Velin izin mau joging dulu ya pah. Mumpung hari Minggu"ucap Velin dengan sopan.

Andi mengangguk "ia Vel. Hati-hati ya sayang" ujar Andi sambil mengusap-usap puncak kepala Velin dengan lembut.

Velinpun mencium punggung tangan milik Andi lalu pamit. Belum sampai di luar. Intan beserta Lia sudah menghadang jalan Velin.

"Kalian mau apasi?" Tanya Velin jengah.

"Mau kita?"tanya Lia.

"Kamu keluar dari rumah ini" jawab Lia dan intan bersamaan. Velin tidak menanggapinya.

"Terserah" setelah itu Velin berjalan melewati kedua kakak angkatnya. Namun terhenti saat mendengar ucapan intan. "Oke babe, nanti kita suruh si bibi siap-siap pin barang dia oke?" Ujar intan seakan-akan berbicara pada Lia.

Velin tak mempedulikan, ia terus melanjutkan perjalanan menuju tempat yang sudah ia sepakati bersama teman-temannya. Namun saat sampai di depan rumahnya. Ia melihat sepedanya yang ia ingat sudah lama tak menyentuh nya. Ia hanya tersenyum simpul melihatnya.

Sepanjang perjalanan, Velin hanya mendengar kan lagu di headset nya. Velin berlari dengan santai, tidak ingin terburu-buru krena nantinya itu juga akan berpengaruh untuk kepalanya saat ini.

Saat asik mendengar kan alunan musik. Ia sampai-sampai tidak melihat ada seseorang dengan sepedanya.

"WOI AWASSSS" teriak orang itu dari arah belakang.

Braakkk

"Awww ssakitt" Velin yang terserempet sepeda itupun langsung tersungkur ke arah samping.

VelinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang