Sahabat Jadi Pacar

40 35 12
                                    


Happy reading ❤️

Jangan lupa Vote and komennya.

***

Setelah kencan pertama mereka. Bima mengantar Velin pulang hingga sesampainya di rumah Bima masih menunggu sampai Velin benar-benar sampai dalam rumah dengan selamat.

Berlebihan? Tapi memang seperti itulah sifat Bima, semua yang tau kelebihan serta kekurangan Bima hanyalah Velin. Hanya Velin yang dapat mengerti semua hal tentang Bima.

"Good night my honey"

"Good night" balas Velin dengan sedikit kaku. Tanpa memakai embel-embel sayang ataupun semacamnya seperti Bima. Namun Bima maklum karena hari ini hari pertama mereka berpacaran.

Setelahnya Velin menutup Pintu dengan perlahan takut kedua kakak nya datang dan kembali memakinya atau membuat keributan lagi.

Langkah Velin sangat lambat, pelan, sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat. Bagaikan sosok pencuri yang mencoba mengendap-endap untuk sampai di tujuan nya.

Anak tangga sedikit demi sedikit sudah ia naiki. Mulutnya terus berdoa semoga keberuntungan berpihak padanya saat ini.

Saat sampai di depan pintu kamarnya, hanya tinggal membuka lalu masuk. Tapi tidak, semuanya gagal saat tangan milik seseorang lebih dulu menyentuh pundaknya.

Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Jantungnya seketika dag-dig-dug tak normal. Sumpah serapah di sebutnya.

"Non Velin"

ternyata hanya bisa Surti.
"Ah bibi. Ngagetin aja" lega saat bisa Surti membuka suara.


"Tadi di depan ko gak ada pak Maman bi?" Tanyanya.

"Pak Maman lagi pulkam non, mendadak. Ibunya meninggal dunia, jadi dia gak sempet izin" seketika penjelasan Bisa Surti membuat hatinya sedih.

"Innalilahi, terus gimana bi?"

"Gak gimana-gimana non"

"Ya udah gapapa, semoga ibunya Pak Maman di terima di alam kubur. Ohya kak Intan sama Lia udah pulang?"

"Belum non, gak pernah mereka pulang semalam ini. Dari tadi cuman ada bibi, terus sama sahabat non Velin yang dari tadi teriak-teriak gak jelas" Velin hanya tersenyum mengingat kedua sahabatnya yang aneh.

"Ya udah bi, Velin masuk dulu ya. Capek. Malem bi" Velin membuka pintu dan meninggalkan bisa Surti sendiri.

"Malem non" bi Surti kembali melakukan aktivitas nya sebagai seorang ART- Asisten Rumah Tangga.

Alangkah terkejutnya Velin saat menyalakan lampu kamarnya, yang di lihat hanya beberapa makanan ringan yang sudah berserakan, selimut kedua sahabatnya yang tidak karuan, Botol minuman di mana-mana, tv nya yang masih menyala tanpa ada yang menontonnya.

Di lihatnya kedua sahabatnya Meira sudah tertidur pulas di atas kasur yang berukuran king size dan April yang tertidur di lantai sambil memeluk boneka Velin.

"Wahh ini mah namanya tv yang nonton kalian wahai sahabat laknat" ucapnya sambil tersenyum pahit, membayangkan bagaimana besok dia harus bangun pagi dan membereskan semua ini sebelum berangkat ke sekolah.

VelinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang