Hari Yang Menyebalkan

34 20 2
                                    

Happy reading ❤️

Jangan lupa vote and komennya

Velin menunduk malu.
Kedua temannya kini meledeknya. Dasar sahabat laknut, batin Velin.

Keduanya tertawa begitu renyah seperti ikut bahagia atas jadinya Bima dan Velin.

Sesampainya mereka di parkiran, Velin keluar terlebih dahulu. Mencari sosok yang sedari tadi menjadi topik pembicaraan.

Itu dia. Batin Velin. Velin menghampiri Bima yang sedang fokus dengan hpnya. Meninggalkan April dan Meira di belakang yang meneriaki namanya.

"Tuh anak udah kelewat conge sekarang," gerutu April yang di tertawakan oleh Meira.

"Namanya juga orang pacaran. Pasti bucin, Lo juga nantinya kayak gitu." April hanya mencibir sembari mensejajarkan langkahnya dengan Meira.

Disisi lain. Velin merasa bahwa Bima tak sendiri. Disana Bima menggandeng seorang perempuan. Alin, perempuan itu adalah Alin.

Namun Velin mencoba untuk tetap tersenyum. Ia masih menjaga karena hari ini hari pertama mereka berpacaran, Velin tidak ingin ada kesalahpahaman.

"Hai Bim. Kamu udah lama?," Tanya Velin tiba-tiba yang membuat Bima sontak melepaskan gandengannya.

"Engga ko, aku baru Dateng," jawabnya.

Velin mengangguk tanda mengerti.

"Udah sarapan?" Tanya Bima yang di balas dengan gelengan kepala bak anak kecil oleh Velin.

Velin sempat melirik Alin yang berada di samping Bima. Matanya menyorot kebencian pada Velin. Velin memilih mengalihkan pandangannya, ia tak suka mencari keributan.

Bima berjalan mendekati Velin. Dan menaruh jemarinya dalam genggaman dia. Bima mengajak Velin ke kantin terlebih dahulu dan meninggalkan Alin yang tengah menghentakkan kakinya kesal.

"Dasar Benalu."

***

Seisi kantin sudah terbiasa dengan kemesraan Velin dan Bima, namun sebagai sahabat yang mereka tau. Mungkin kabar jadian mereka belum terdengar di kalangan siswa-siswi lain selain sehabatnya.

"Wihh ada yang baru jadian ni sahabat kita," ujar seseorang dengan tiba-tiba dan mengambil duduk di sebelah Velin.

"Wah jahat Lo Bim. Gak ngasih tau strategi nya kayak gimana," lanjut Azril.

"Strategi strategi, Lo kira mo perang apa pake strategi strategi an," gelak tawa mereka mengisi keramaian kantin yang masih terlihat sepi, mungkin hanya beberapa orang saja yang baru datang.

Di belakang itu, Lia datang dan bingung dengan topik pembicaraan yang mereka bicarakan.

"Ngomongin apaansi? Seru amat," tanyanya sembari mengambil duduk di sebelah Bima.

"Yee ni anak kudetnya pake vanget. Emang gak buka grup apa?,"

"Vanget paan?" Tanya Lia dengan wajah polosnya.

"Banget maksud nya mah," jawab Meira. Dan Lia hanya Ber'oh'

"Itu mereka nih baru jadian," seketika senyuman Lia pudar. Ada rasa sesak di lubuk hatinya. Tak rela laki-laki yang di kagumi nya dari sejak ia masuk sekolah ini memilih sahabatnya sendiri.

VelinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang