Utamakan follow dulu sebelum membaca:)
Keesokan harinya, Velin masih terbaring di atas ranjang yang suasananya di penuhi dengan bau obat-obatan. Velin sempat menyuruh April mengabarkan kondisinya sekarang pada Andi, karena sebelumnya belum ada yang memberitahu soal musibah yang di alami Velin. Dan karena handphone Velin juga hilang saat kejadian itu.
Velin merasa sakit kepalanya kini lebih menjadi-jadi. Tapi Velin belum tau apa yang terjadi karena dokter belum memberikan hasil laboratorium Velin. Ya, kemaren Velin sempat di periksa dulu karena yang di takuti gejala Geger otak Velin sudah menjadi Geger otak yang bukan gejala lagi.
Pandangannya kini fokus pada daun yang baru saja lepas dari tangkainya, Velin sedikit berfikir, apakah nantinya akan seperti itu juga? Pergi saat waktunya dia untuk pergi?.
Velin beralih menatap Apel segar yang berada di piring tepat di atas nakasnya. Mengambilnya lalu mengusapnya. Agak lama ia menatap Apel tersebut Sampai pada akhirnya di gigit sedikit demi sedikit.
Suara langkah demi langkah mulai terdengar di pendengaran Velin. Matanya terarah pada knock pintu yang berputar. Masih belum menampakkan diri. 5 detik berlalu dan 10 detik berlalu. mungkin salah kamar batinnya. Karena hari ini teman-temannya tidak bisa menemani Velin di karenakan hari ini hari Senin, jadi mereka bersepakat akan mengunjungi Velin sepulang sekolah nanti.
Saat Velin ingin kembali beristirahat, diambilnya selimut yang sempat ia lipat dan mulai berbaring. Mencoba menetralisir rasa sakit di kepalanya.
Matanya terpejam namun entah kenapa hatinya sedikit gusar. Rasa takut kini menyelimuti dirinya. Ia beranikan untuk membuka mata dan melihat...
"Siapa" tanyanya saat tubuhnya mengarah ke arah pintu.
"Lo ngapain di sini?" Tanyanya lagi.
"Gue cuman mau tau kondisi Lo sekarang aja" jawabnya.
"Siapa elo siapa gue?" Tanya Velin.
"Bukan siapa-siapa"
"Lah terus ngapain coba? Kenal aja enggak"
"Kita kenal"
"Gue enggak kenal. Lo salah kamar" lanjut Velin lalu kembali merebahkan tubuhnya dengan posisi membelakangi lawan bicaranya.
Velin sengaja diam. Berharap orang di belakang nya pergi karena merasa bosan sudah tak di hargai kedatangan nya.
"Gue kemal" ucapnya.
"Gak nanya"
"Kita dulu satu SMP kan Vel?"
"Gak pernah"
"Rumah kita dulu deketan Lo Vel"
"Kalo gue bilang gak kenal ya gak kenal" sergah Velin dengan suara yang meninggi.
Hening...
"Lo Semarah itu Vel sama gue?" Tanyanya.
Tak ada jawaban.
"Gue bela-belain Dateng ke Indonesia buat minta maaf sama Lo atas kesalahan gue ke Lo"
Masih tak ada respon.
Lama Velin tak mendengar suaranya lagi. Hingga akhirnya Velin hanya mendengar suara knock pintu kembali terputar dan suara decitan kecil dari pintu.
Velin kembali merasa tenang, ia berharap orang itu tak pernah hadir lagi dalam kehidupan nya.
Matanya lambat laun mengajak untuk tertutup, suara deru nafasnya terdengar halus dan beraturan.
"Gue sayang sama Lo Vel" jelas laki-laki di hadapan Velin.
"Kalo Lo sayang sama gue, kenapa Lo milih dia dari pada gue?" Tanya Velin dengan air mata yang sudah bercampur dengan air hujan saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Velin
Teen FictionGak ada spoiler, kalo penasaran tinggal baca aja. -author cantik.