Happy reading ❤️
Jangan lupa vote and komennya
°°°
Malam ini udara sangat dingin, padahal Velin sudah mematikan AC nya yang berada di kamarnya. Namun entah kenapa dinginnya udara sangat menusuk ke dalam pori-pori setiap inci kulit milik Velin.
Velin mengambil salah satu jaketnya yang berwarna coklat dan mengenakannya, setelah itu ia kembali menyibukkan diri dengan laptopnya yang sempat tertunda.
Beralih menatap layar handphone nya. Velin hanya pasrah saat melihat Pesan terakhirnya untuk Bima hanya dilihat.
Menutup laptop lalu beralih untuk menarik selimut dan mencoba masuk ke alam bawah sadarnya.
Namun notif hp Velin kembali berbunyi dan membuat Velin dengan cepat membukanya, ia takut jika saja itu adalah pesan dari Bima.
Namun sayangnya bukan Bima. Notif tersebut dari April yang berisi banyak sekali pesan (spam chat). Velin mendengus kesal lalu membukanya. Dengan jawaban singkat Velin membalas okay.
Velin bangkit dari tidurnya dan mengambil cardigan yang tergantung lalu sedikit menata rambutnya dan memoles sedikit lip gols ke bibirnya.
Velin menutup kamarnya dan berangkat, namun kedatangan seseorang membuat Velin harus menundanya.
"Mau kemana?"
"Ada janji sama temen," jawabnya dengan sedikit malas.
Ya itu Intan, baru hari ini lagi Velin melihat kakaknya itu berada di rumah di saat jam seperti ini.
"Ga tau ini udah malem? mau jual diri kemana si lo?" tanya Intan membuat Velin memutar bola matanya malas.
Pertanyaannya mampu membuat Velin sedikit terkejut namun ia masih bersikap tenang dan sabar, ia tidak ingin ribut untuk hari ini.
Velin mengabaikan perkataan kakaknya lalu pergi begitu saja meninggalkan Intan yang sedang mencak-mencak karena Velin yang mengabaikan nya.
"Setan lo. Anak gatau di untung Anjing!" teriak Intan yang masih bisa di dengar oleh Velin namun tak di hiraukan sedikitpun.
Lia dan Intan jarang sekali berada di rumah semenjak Andi bertugas di luar kota.
Velin sering melihat Intan yang sempoyongan setiap datang dari luar, lupa mengunci pintu saat tidur dan terkadang mengigau hal-hal yang Velin sendiri tidak mengerti apa maksudnya.
Sedangkan Lia, Velin sering mendengar suara isak tangis di kamar Lia. Entah apa yang terjadi pada Lia, yang jelas Velin yakin bahwa Lia sedang tidak baik-baik saja. Dan bukan hanya Lia, Intan pun sama hal nya seperti itu.
***
"Vel, sini." panggil April kala melihat Velin yang terlihat berjalan ke arahnya sambilemenunduk.
Velin mengngaguk seraya mempercepat jalannya.
"Tumben nyuruh kumpul. Ada apasi?" Tanya Velin begitu tiba depan Alfamidi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Velin
Teen FictionGak ada spoiler, kalo penasaran tinggal baca aja. -author cantik.