Janjian

29 32 2
                                    


Sudah seminggu lebih Velin berada di ruang rawat inap. Guru beserta teman sekelasnya pun sudah menjenguk Velin 2 hari yang lalu. Kini Velin sudah di perbolehkan pulang. Dan kabar bahagianya, gejala Geger otak Velin itu hanya gejala nya saja. Tak ada tanda-tanda bahwa Velin memilik geger otak yang serius.

Seperti biasa. Keempat sahabatnya ini slalu ada dan menemani Velin selama Velin di rawat inap. Di tambah lagi ada Kemal. Bima sekarang jarang berkumpul, Bagi sahabat Velin, Bima terlalu sibuk Dengan Alin sekarang.

"Gue mau ngajak kalian maen TOD yu. Bosen tau"ajak April.

"Ya hayyyyuuu" sahut Fahmi dan di angguki yang lainnya.

"Vel ikutan kan?" Tanya April yang beralih menatap Velin yang sedang berbaring. "Iya"

"Mal?" Tanya Azril yang kini beralih pada Kemal. "Hah? Paan?" Tanya kemal yang sedari tadi hanya fokus pada satu titik. Velin.

"Yee biasa aja kali liattinnya. Udah kayak gitu, muka Velin Ama pantat gue aja sempurnaan pantat gue. Bisa-bisanya Lo terpesona sama mukanya Velin" Ujar Fahmi yang langsung di tertawa kan teman-temannya. Velin tersenyum Malu.

"Gila Lo mi hahahaha" Meira ikut tertawa.

"Mana ada? Orang gue yang sering nemenin dia Berak aja bosen liat pantatnya. Burik" tambah Azril. Dan yang lainpun terbahak-bahak. Velin tertawa sembari memegangi perutnya. Dan yang lainpun sama.

"Anjirrr jangan-jangan Lo berdua homo ya? Ngaku Lo" tunjuk April pada Azril dan Fahmi" dan yang lain kembali tertawa.

"GUE NORMALLL" jawab Azril dan Fahmi berbarengan. Keadaan mulai kembali tenang. Walaupun di antara mereka masih ada yang sedikit tertawa.

"Oh ya Vel. Kata Bima Lo punya nama panggilan buat kita"

"Iya emang"

"Paan dah?" Kepo April.

"Lupa gue juga" ujar Velin yang kini hanya cengar-cengir tak jelas.

"Tere nenek-nenek Lo"

Di saat yang lain banyak Bicara. Kemal justru diam, hanya dengan menatap wajah Unik Velin, ia sudah dapat di definisikan bahagia.

"Ngapain kiat-kiat gue kayak gitu?" Tanya Velin saat Kemal kepergok senyum-senyum sambil menatap Velin.

"Eh? Gak. Geer Lo" sergahnya.

Velin hanya mengejeknya dengan memainkan bibirnya. Yang lain hanya terkekeh.

"Yu jadi gak nih mainnya?"

"Jadi"

"Oke kita duduk ngelingkar kecuali Velin di ranjang aja gapapa hehe"

April mengambil pulpen dari dalam tasnya, dan di letakkan ya di tengah-tengah mereka.

"Oke mulai" April memutar Pulepn tersebut, lama pulpen itu berputar dan akhirnya berhenti tepat menunjuk ke arah Azril.

"Oke mulai dari gue ya yang ngasih pertanyaannya" izin April dan di angguki oleh semua.

"Truth or dare?"

"Truth"jawab Azril cepat. Ia takut April.

"Jawab pertanyaan gue dengan jujur" tegas April dan di balas dengan deheman.

"Siapa laki-laki ganteng nan lucu yang sama Lo waktu di kafe indah?" Tanyanya dengan tatapan curiga, yang lain menatap Azril sama halnya seperti April.

"Sepupu gue" jawabnya santai.

"Sumpah ya!! Ganteng banget tauuu!!" Histeris April. Dan di beri cibiran oleh yang lain.

VelinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang