22

2K 230 17
                                    

Ada baiknya menghargai karya orang

SEMOGA TERHIBUR & SELAMAT MEMBACA!








Satu sekolah benar-benar gempar dengan kehadiran Lisa bersama Ten yang bersikap layaknya sepasang kekasih. Lisa yang melihatnya hanya tersenyum miring.

"Sepertinya kau sangat terkenal di sini." Ucap Ten sambil terkekeh.

"Kau tidak tau saja kenapa mereka mengenalku." Lisa mendengus. Yang benar saja! Ia terkenal karena terlalu sering berdekatan dengan Sehun dan sekawan.

"Dasar budak cinta!" Ten kembali terkekeh pelan.

"Ah ya! Astaga aku sampai lupa!" Lisa membulatkan matanya seperti ekspresi terkejut.

"Apa itu?"

"Sehun. Ah... aku lupa mengunjunginya." Rutuk Lisa sambil memukul-mukul kepalanya. Bagaimana dia bisa lupa?!

"Yasudah nanti saja setelah pulang sekolah."

"Kau ikut denganku nanti. Tidak ada penolakan!"

Ten hanya mengangguk pasrah. Mau bagaimana lagi? Menolah juga tidak ada artinya.

"Yasudah. Kalau begitu aku ke kelas. Bye, saudara! Hati-hati tanganmu."

Lisa berjalan cepat menuju kelasnya. Ia ingin menjumpai sahabat-sahabatnya. Tidak tahu kenapa, ia merasa sangat merindukan mereka bertiga.

"Selamat pagi, teman-teman!" Sapanya ceria pada ketiga sahabatnya yang sedang bergosip ria.

"Kau mengejutkanku!" Rose memukul kepala Lisa dan mengelus dadanya yang berdebar.

"Bagaimana keadaanmu? Sudah tidak sedih lagi?" Tanya Jennie sambil memakan cemilan keripik kentang.

"Ck! Jangan membahas itu!"

Seketika mood Lisa jadi buruk. Mengingat perihal mading itu, ia jadi semakin malu untuk muncul dihadapan orang-orang penghuni sekolah. Bagaimana dengan Ten? Bukankah wanita yang bersama ayahnya itu adalah Taeyon? Apa Ten tidak tau perihal gambar tak senonoh itu?

"Maaf, aku tidak bermaksud." Ucap Jennie tidak enak.

"Tak apa." Lisa tersenyum tipis dan berjalan menuju tempat duduknya. Ia melepas ransel dan mengeluarkan earphone berukuran mini dan menancapkan kabelnya pada ponselnya.

"Kau ini tidak seharusnya berkata seperti itu." Jisoo yang dari tadi hanya menyimak, membuka suara dan menyikut perut Jennie.

"Aku kan tidak tahu." Jennie mengercutkan bibirnya sebal.

Tak lama kemudian suara bel masuk berbunyi dan masuklah seorang guru wanita bermarga Kim.

"Selamat pagi, semua! Saya harap kalian sudah siap untuk belajar."

Setelah pembukaan kata, guru berbadan gempal itu menuliskan pokok materi pelajaran Bahasa inggris yang akan di bahas.

Selama guru menjelaskan, Lisa sama sekali tidak memperhatikan guru.ia sedikit melirik ke arah bangku belakang, dan sesuai dugaannya, tidak ada satupun sahabat Sehun yang hadir. Ah... persahabatan mereka benar-benar kental.

PAINFUL [HUNLIS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang