13

1.8K 159 6
                                    

Typo bertebaran













"Selamat ulang tahun putriku tersayang. Semoga yang terbaik menghampirimu. Oh yah! Ibu akan mengirimkan hadiah untuk putri ibu yang cantik." Kata sang ibu.

"Ibu, kau tahu? Ucapan selamat darimu adalah hadiah untukku. Tapi jika boleh, aku menginginkan dia sebagai hadiahku. Boleh kah?" Tanya sang putri hati-hati.

"Ibu tidak bisa berjanji honey. Ibu tidak bisa menjadikannya sebagai hadiahmu untuk saat ini. Tapi kau tenang saja, ibu akan berusaha unuk mempertemukanmu dengannya"

"Baiklah" lirih sang putri.

"Oh yah oppa mu ingin bicara"

Sang ibu memberikan ponselnya pada putranya yang merengek ingin berbocara dengan sang adik.

"Halo,Al"

"Halo, oppa. Bagaimana kabarmu disana? Oh yah untuk saat ini sepertinya aku akan memanggilmu oppa. Karena ini hari bahagiaku" ucap gadis itu sambil terkekeh.

"Dasar! Selamat ulang tahun my little princess. Semoga kau selalu bahagia"

"Terimakasih, oppa. Kau juga jangan lupa untuk bahagia"

"Pasti! Kau tahu? Sebenarnya aku ingin menyusulmu ke sana. Hanya saja untuk beberapa bulan ini aku harus belajar untuk ujian kenaikan kelasku. Bukankah kau juga? Jangan lupakan kalau kita seangkatan!"

"Hahaha. Tidak apa. Belajarlah dengan rajin. Di sini aku akan selalu mendoakanmu"

"Aku juga. Aku selalu mendoakan adik yang berselisih hampir satu tahun denganku"

"Terimakasih. Oppa, katakan pada ibu dan ayah kalau aku menyayangi kalian semua. Saat aku lulus sekolah nanti, aku akan menyusulmu dan bertemu dengan dia"

"Jangan terlalu berharap, honey. Kami juga sedang berusaha untuk mencarinya"

"Tapi aku menyayanginya. Kau tahu sendiri itu" lirih sang adik. Tak terasa setetes air matanya jatuh.

"Bukan kau saja. Aku juga. Yasudah, tidurlah! Bukankah disana sudah sangat larut?"

"Benar, tapi aku sama sekali belum mengantuk"

"Tidurlah! Atau aku tak akan mencarinya lagi." Ancam sang kakak.

"Ck! Iya iya. Dasar!"

Sambunganpun terputus. Sang adik yang berada di tempat jauh itu kembali merenung. Rasanya ia ingin cepat-cepat bertemu dengan dia.

~~~


Beberapa hari setelah kejadian pasca ulang tahun Lisa itu, gadis cantik yang periang itu pun menjadi datar. Hanya untuk sementara.

Dia hanya malu. Malu karena dia berpikir sahabat-sahabatnya merasa kasihan dengannya. Tidak! Lisa tidak suka dikasihani! Lisa inginnya kasih sayang yang tulus. Bukan rasa kasihan!

Keberadaan Lisa saat ini di taman belakang sekolah. Duduk dibawah pohon besar yang berdaun lebat namun tak berbuah.

Membaca buku panduan yang berjudul 'cara meluluhkan hati pria dingin'.

Bukankah buku itu sangat cocok untuknya? Hahaha, Lisa jadi geli sendiri.

Tiba-tiba suara dering ponselnya terdengar. Lisa melihat nama kontak yang tertera disana. Ayah.

Segera Lisa menngeser tombol ikon hijau untuk mengangkat panggilan.

"Ada apa?" Benar bukan? Selalu saja begitu. Sama sekali tidak ada sapaan layaknya keluarga.

PAINFUL [HUNLIS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang