20B

2.2K 224 27
                                    

Aku pikir kalian tau cara menghargai karya orang



SEMOGA TERHIBUR DAN SELAMAT MEMBACA!














BRAKK

"LISA!"

"SEHUN!"

Perkiraan Jhony bahwa putrinya yang ditabrak salah besar. Nyatanya seorang pria remaja yang lebih dulu menyelamatkan putrinya.

Lisa berlalri menuju Sehun yang terpental sedikit jauh darinya. Ia kembali histeris melihat Sehun yang sudah berlumuran darah.

Lisa duduk dan memangku kepala Sehun pelan.

"Sehun hiks bangunlah!" Isaknya.

"Aku uhuk tak apa." Lirih Sehun menahan sakit dikepalanya. Ia hendak menutup matanya namun teriakan Lisa membuatnya kembali membuka matanya.

"Tidak. Tidak! JANGAN MENUTUP MATAMU!"

"Lebih baik bawa dia ke rumah sakit terdekat. Ayo ayah bantu." Jhony yang baru saja menghampiri anak gadisnya itu langsung membantu Lisa membopong Sehun menuju taksi yang sudah ia berhentikan sebelumnya.

Lisa dan Sehun memasuki taksi tersebut. Jhony juga ikut dan duduk tepat disebelah pengemudi.

"Kumohon cepat. Dia sudah kehabisan darah." Desak Lisa pada pengemudi.

"Ini sudah dibatas maksimal, nona. Kita bisa kecelakaan." Ucap si pengemudi.

"Persetan!"

Si pengemudi tidak menyahut Lisa dan kembali menambah kecepatan laju mobilnya.

Jhony sendiri hanya diam tak berkutik. Ia cukup sadar kehadirannya sama sekali tidak berguna. Andai saja ia mengehentikan pembicaraan Taeyon tadi, pasti tidak seperti ini akhirnya.

Jhony menghela nafas melihat putrinya kembali histeris saat pemuda tampan itu tak sadarjan diri. Siapa pria itu? Kenapa Lisa sampai sekhawatir itu? Dan masih banyak pertanyaan dibenak Jhony yang tidak bisa ia lontarkan.

Saat sudah sampai dirumah sakit, dengan cepat Jhony membayar tumpangan dan membopong pemuda itu.

"DOKTER! DOKTER!" teriak Lisa dikoridor rumah sakit.

Dua orang suster mendatangi mereka. Lalu salah satu dari mereka membawa tempat tidur roda untuk pasien.

"Langsung dibawa ke ruang UGD saja, tuan." Katanya pada Jhony.

Lisa dan Jhony serta kedua suster itu mendorong ranjang khas rumah sakit itu menuju ruang UGD. Namun saat Lisa hendak ikut masuk, salah satu suster itu melarangnya.

"Memangnya kenapa jika aku ikut masuk?" Tanya Lisa geram.

"Maaf, nona. Anda harus mengikuti peraturan rumah sakit jika anda ingin pasien selamat." Ucapnya memberi keterangan pada Lisa.

"Arghh, sialan!"

Suster itu memasuki ruang UGD dan menutup pintunya menyusul temannya yang sudah di dalam ruangan.

PAINFUL [HUNLIS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang