18

2K 211 18
                                    

Bentar-bentar✋, aku mau senyum-senyum dulu kyk orgil😂
Gak nyangka aja udah 10k😥 huhuhu, ku terhura pada kalian yang setia vote & komen serta para pembaca gelap alias pelit vomen. Thanks banget udah setia sama ff gaje ini. Thanks juga untuk kalian yang sering menanggapi  cerita ini:)

Gak nyangka sih sebenarnya. Soalnya aku buat cerita ini tuh karena adanya kegabutan yang menggeroti jiwa dan ragaku*eaaak😂😂

Udah ah... lanjut aja!











SELAMAT MEMBACA!











"Jennie!"

Lisa memanggil Jennie yang baru saja datang ke sekolah. Sedikit terkejut dengan keadaan Jennie yang kurang bersemangat.

Jennie hanya tersenyum tipis. Lalu mengedarkan pandangannya pada penjuru sekolah yang sepi, tidak heran karena ini masih jamnya untuk murid sekolah mandi. Tidak menyangka juga Lisa datang secepat ini.

"Bagaimana keadaanmu? Apa kau sakit? Kemarin Jisoo mengatakan kalau kau permisi." Tanya Lisa beruntun.

"Tidak ada yang baik-baik saja." Jennie tersenyum pahit.

"Maaf." Sesal Lisa.

"Lupakan! Lagipula ini bukan salahmu."

"Kau tidak marah padaku kan? Kau tidak akan menjauhiku kan?"

Jennie terkekeh kecil menanggapi pertanyaan Lisa. Sepanjang perjalanan di koridor, Jennie merasa agak ngeri karena ia tidak terbiasa dengan suasana sepu. Untung saja ada Lisa.

"Tentu saja tidak! Tapi, Lis" ucapnya gantung.

"Kenapa?"

"Ku sarankan sebaiknya kau menghapus rasa cintamu itu pada Sehun. Aku takut kau berakhir sakit hati sepertiku." Jennie menasihati.

Hingga sampailah mereka di ruang kelas mereka. Lisa menghidupkan lampu yang dimatikan setiap pelajaran selesai. Mereka pun duduk ditempat duduk masing-masing.

"Aku sudah terbiasa dengan itu. Kau tak perlu khawatir. Oh yah, pertunangan oppa akan diadakan besok lusa. Kau ikut?" Tanya Lisa hati-hati.

"Entahlah, terlalu sakit rasanya jika aku menyaksikannya. Aku titip salam saja padanya dan calonnya."

Jennie kembali merasakannya. Terlalu sakit rasanya jika membahas pria yang selama ini ia dambakan.

"Yasudah tak apa."

Lama berbincang membuat mereka hampir lupa waktu. Jisoo dan Rose yang baru saja datang, dengan heboh menghampiri Jennie.

"Oh astaga! Kau tidak apa? Aku sangat khawatir padamu saat kau menghubungiku kemarin." Ucap Jisoo heboh tanpa sadar menguatkan volume suaranya.

Seisi kelas hanya menggeleng-geleng kepala melihat kehebohan Jisoo. Wel, sudah menjadi rahasia umum jika gadis manis itu adalah manusia terheboh diantara mereka.

"Hey, pelankan suaramu. Ini bukan di hutan!" Tegur Chanyeol yang sedang bergosip ria dengan sahabat-sahabatnya.

"Diam kau!" Jisoo menatap gerombolan pria tampan itu sinis.

"Kau baik-baik saja kan?" Tanya Rose lembut.

"Seperti yang kau lihat."

Rose tersenyum cantik.

"Aku senang mendengarnya." Rose menepuk bahu Jennie dua kali lalu pergi menuju kursinya yang bersebelahan dengan Lisa.

Rose menegur Lisa yang sedang melamun sambil menatap gerombolan pria pentolan sekelasnya itu.

PAINFUL [HUNLIS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang