25

1.6K 200 54
                                    

Senang banget rasanya kalau kalian menghargai karya saya:)



SEMOGA TERHIBUR & SELAMAT MEMBACA!



Di sore hari dengan langit berwarna jingga, terdapat seorang gadis yang sedang menatap langit dengan senyum merekah.

Duduk di balkon kamar dengan sebuah buku berukuran sedang bersampul gambar kupu-kupu dengan warna abstrak yang terletak rapi di meja kecil.

Lisa. Perasaannya senang, sangat senang. Tidak menyangka rasanya saat ia mengingat kembali insiden Sehun yang membalut luka dibetisnya.

Lisa meraba betisnya pelan. Kejadian itu terekam jelas di kepala cantiknya. Bagaimana gentle nya Sehun yang merobek seragamnya sendiri untuk menyeka darah dibetisnya.

Tangan kanan Lisa beralih ke dada sebelah kirinya. Tempat jantung yang selalu berdetak abnormal saat berdekatan dengan sang pujaan hati.

Lisa mengambil sebuah pena perwarna hitam dan mencoretkannya di lembaran buku diary yang terkadang menjadi tempatnya berkeluh kesah.

Tak tau kenapa, dia tiba-tiba sebaik itu padaku.
Apa dia sudah merasakan yang sama?
Apa dia sudah mulai membalas rasa ini?

Terkadang aku ingin tertawa dengan segala sikapnya.
Miris sekali rasanya saat merasakan cinta yang tak terbalas.
Atau, belum?

Ah, lelah sekali rasanya.

Perlakuannya padaku tidak mencerminkan rasa yang sama.
Perlakuannya padaku terlihat seperti kebaikan seseorang kepada pengemis.
Aku pengemis, yah pengemis cinta Sehun.

Si tampan yang selalu berhasil merebut perhatian dan hatiku.
Si pria datar yang ntah kenapa membuatku bertekuk lutut padanya.

Aku hanya bisa berharap, rasa ini segera hilang jika memang dia tidak bisa membalas cintaku.
Dan aku berharap, rasa ini selalu menyertaiku jika memang dia belum bisa membalas cintaku.

Aku, hanya mencintainya.
Dan mungkin selalu mencintainya.

Si pengemis cinta Sehun,

LALISA MANOBAN.

Lisa terkikik membaca tulisannya sendiri. Oh God! Sejak kapan ia jadi si gadis penyuka sajak seperti ini?

Cinta memang benar-benar membuatnya berubah seratus delaoan puluh derajat..

Lisa menutup buku diary yang selalu menemaninya sejak masa Senior high school. Tepatnya sejak pertama kali ia melihat Sehun, dan pertama kali ia merasakan jatuh cinta.

Dulu, ia bukanlah gadis penyuka sajak. Namun sejak berjumpa dengan Sehun, tidak tahu kenapa tangannya gatal ingin menulis dan merangkai kata-kata di buku itu. Buku tempatnya berkeluh kesah tentang keluarga dan cintanya.

Tok...tok...tok..

Pandangan Lisa beralih pada pintu kamarnya yang baru saja diketuk. Ia tersenyum tipis pada ibunya.

"Ibu tidak bekerja?"

"Apa kau belum sadar sudah beberapa hari ibu menetap dirumah?"

PAINFUL [HUNLIS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang