23

1.7K 209 25
                                    

Aku akan sangat senang jika kalian memberikan Vote dan Komen.





Kini Sehun sudah bersiap-siap untuk keluar dari rumah sakit. Setelah dokter memeriksanya dan mengatakan sudah tidak ada masalah, ia akhirnya diizinkan untuk pulang.

"Hais, barang-barangmu banyak sekali!"

Sehun yang sedang memainkan ponselnya mengalihkan atensinya pada seorang gadis yang sedang membenahi barang-barangnya.

Lisa. Ia sedari tadi merutuk tidak jelas karena ia telah diperbudak Sehun.

Flashback on

"Ada apa menyuruhku kemari? Ah~ kau mengganggu waktu tidurku." Tanya Lisa sambil menguap lebar.

Sehun hanya mendengus malas. Gadis ini benar-benar tidak tau malu. Sudah tau saat menguap mulutnya menganga lebar, Lisa sama sekali tidak berniat menutupnya. Benar-benar tidak malu!

"Jangan lupa aku seperti ini karenamu!"

Seketika bola mata Lisa berkaca-kaca. Astaga! Bagaimana ia lupa Sehun begini karena menolongnya.

"Maaf. Kalau saja kau tidak menologku mungkin aku yang berada diposisimu. Tapi kenapa juga kau menolongku? Seharusnya kau biarkan saja aku tertabrak. Aku kan jadi sedih melihatmu seperti ini. Maaf ya?" Ucapnya dengan nada menyesal.

"Ck. Diamlah!"

Lisa mengercutkan bibirnya dengan mata yang masih berkaca. Selalu saja Sehun seperti itu padanya.Ia duduk di kursi sebelah ranjang Sehun.

"Apa yang harus kulakukan untuk mendapat maafmu?"

Nah, ini yang sedari tadi Sehun tunggu!

"Hari ini aku akan pulang. Jadi-"

Lisa mengerutkan dahinya menunggu Sehun melanjutkan perkataannya.

"Bereskan semua barang-barangku."

Lisa melongo seperti orang bodoh. Jadi ia dihubungi pria tampan ini untuk dijadikan babu?

Wah, benar-benar. Tidak apa, yang penting ia mendapat maaf pria itu. Apapun ia lakukan untuk sang pujaan hati.

"Tunggu apa lagi?!"

Ia terperanjat dan segera mengkemas barang-barang Sehun. Mulai dari alat mandi, pakaian kotor, pakaian yang tidak jadi dipakai, dan alat ketampanannya.

Lisa jadi teringat dengan film ibu tiri. Nada suara Sehun tadi mirip sekaki dengan nada suara ibu tiri yang menyuruh anaknya.

Flashback of

Lisa melirik jam dinding yang ternyata sudah tepat jam sepuluh malam. Ada-ada saja pria itu. Seharusnya ia menunggu sampai pagi hari, bukannya larut malam seperti ini.

"Sudah selesai. Apa ada lagi?" Tanya Lisa mengangkat dua tas tangan berukuran sedang.

Sehun menyipitkan matanya mencoba mengingat-ingat apalagi yang belum dikemas. Dia tidak sadar Lisa hampir saja mengeluarkan air liurnya saking bertambahnya ketampanan pujaan hatinya.

PAINFUL [HUNLIS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang