V

126K 7.2K 245
                                    

Ini hadiah tahun baru dari aku yaa..

Enjoy!!!

#######################

Alarm di otak Desta sudah berdering, membuatnya terbangun dan langsung melihat jam yang menggantung di dinding kamar tempatnya tidur. Jam 5 lewat 8 menit. Ia terduduk dan melihat sekeliling kamarnya itu. Nuansanya masih sama sejak seminggu yang lalu, masih selalu sunyi. Suara berisik yang sangat nuyaring di dapur menganggu pendengaran Desta. Sehingga ia langsung keluar kamarnya.

Pagi buta seperti ini rumah ini memang selalu sepi, tapi pagi ini berbeda. Suara berisik antara benda-benda dapur yang terbuat dari alumunium itu berbunyi berkali-kali. Biasanya yang sibuk di dapur itu Bibi, tapi Bibi biasanya bangunnya jam 1/2 6 lewat, dan lagipula Bibi kan udah ngga kerja disini lagi karena keluarganya sakit parah, dan dia ngga tega buat balik ke Jakarta lagi.

Mata Desta terbelalak saat melihat siapa yang membuat keberisikan di dapurnya itu.

"Mba Rini ngapain disini?"

Dan orang yang membuat kericuhan itupun menoleh, "bikin sarapan buat Arief, Odi dan aku"

Sekali lagi, Desta merasa posisinya terancam di rumah ini. Bagaimana kalau Arief malah senang dibuatkan sarapan oleh mantan istrinya ini? Pikir Desta menerawan. Memang Desta belum mendapat penjelasan dari Arief siapa wanita dihadapannya ini, dan Desta pun ngga berani nanya.

Setiap pagi, Desta ngga pernah buat sarapan untuk Arief karena itu permintaan lelaki itu sendiri. Bahkan pagi-pagi, setiap Desta bangun pagi, Arief kadang mengingatkannya untuk tidak membuat sarapan. Tidak ada kata-kata kasar, hanya mengingatkan "ngga usah bikin sarapan" hanya itu.

Odi juga makan paginya mood-mood-an. Dia bangunnya siang, biasanya jam 9-an atau jam 10-an, dan kalau dibikinin sarapan dari pagi kadang ngga suka. Jadi Desta harus nanya dulu ke Odi mau sarapan apa, nasi goreng, roti bakar, atau apa, yang jelas selalu sarapan, atau ngga Desta ngambek sama Odi.

"Buat sarapan?"

"Iya," jawab Rini cuek. "Kamu 'kan ngga pernah buatin mereka sarapan"

Desta tertohok. Ia tidak sedih, namun kesal karena perkataan blak-blak-an wanita didepannya ini.

"Ini ada apa?"

Suara serak khas orang bangun tidur yang terdengar seksi di kuping para wanita lain terdengar, tapi tidak untuk Desta. Karena suara itu terdengar mengerikan. Kembali terdengar suara itu, dan selalu di dapur. Mengerikan.

"Arief udah bangun?"

Suara Rini terdengar sangat semangat setelah melihat sosok tinggi yang berdiri tegap di belakang Desta.

"Hm, as you see" gumamnya. "Kamu ngapain di dapur?"

"Buatin kamu sama Odi sarapan dong"

Alis Arief sukses terangkat tinggi. Lalu ia melihat wanita yang tepat berdiri dihadapannya yang tidak menoleh ke arahnya sama sekali. Sudah biasa, karena Arief sudah sangat hafal alasan wanita itu tanpa memberitaunya juga, dia takut.

Direngkuh pinggang perempuan yang sukses menegang seketika di depannya. "It's show time" seringai Arief. Dikecup rambutnya wanita itu, membuat wanita dihadapnnya terbakar api cemburu.

Desta hanya membeku. Ini pertama kalinya semenjak seminggu 'rencana' itu berjalan. Arief menciumnya. Walaupun hanya puncak kepalanya, dan Desta tidak melihat bagaimana wajah Arief tapi jantungnya sudah mau copot. Dan melihat ekspreksi wanita di depannya, sudah membuatnya diambang senangnya.

Bukan Pernikahan Impian ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang