"Mas..."
"Des, yang semalem...." Arief ragu. Ia bingung mau memulai darimana. Ia yakin istrinya akan berubah menjadi singa yang siap menerkamnya bahkan mencabik-cabiknya kalau Arief menjelaskan kejadian semalam.
Tangan Desta memegang tangan Arief, dan tersenyum. "Gapapa mas, mama udah ceritain, itu bukan salah kamu"
"Jadi kamu ngga marah sama aku?"
"Marah sih tadinya, tapi setelah aku tau yang kamu lakuin itu buat ngobatinnya rasa sakitnya aku, aku gak jadi marah" Desta tersenyum. "Aku malah mau ngucapin makasih"
"Aku juga mau bilang makasih sama kamu," ucap Arief tersenyum penuh maksud.
"Makasih buat apa?" tanyanya.
"Makasih.... Semalem itu luar biasa!" Arief mengerling nakal ke Desta, dan diberi cubitan pedas di perutnya oleh Desta.
2 tahun kemudian...
Hari-hari menegangkan dilewati Desta dan Arief dengan penuh sensasi. Mulai dari Desta yang hamil, ngidamnya ngerepotin, Desta jadi doyan ngambek, doyan nangis, cemburuan, dan jadi posesif sama keluarga kecilnya.
Hari ini adalah puncaknya, hari yang sangat dinanti-nantikan selama 9 bulan. Hari dimana buah cinta Arief dan Desta akan mulai melihat dunia, melihat siapa wanita yang selama ini membawanya kemana-mana, ia juga akan melihat siapa sosok laki-laki yang selalu menuruti semua permintaannya. Dia juga akan melihat sosok suara mungil yang setiap malam menyanyi untuknya.
Seorang ibu harus mempertaruhkan nyawanya demi seseorang yang baru ingin melihat dunia, dan itulah yang Desta lakukan sekarang.
Arief mondar-mandir di depan ruang bersalin, ia datang telat karena ia ada rapat dan tiba-tiba Mama mertuanya telpon kalau Desta harus melahirkan. Arief hanya bisa panik, ditambah Odi yang daritadi nangisnya ngga berhenti karena ia takut, Bundanya di dalam sana sudah 3 jam dan tidak keluar-keluar.
Tak lama terdengan suara tangisan bayi. Kemudian, dokter keluar dengan wajah pucat. "Suaminya Bu Desta?"
"Saya," Arief berjalan dengan lemas sekaligus panik bersamaan. "Gimana keadaan istri dan anak saya?"
"Alhamdulillah anak bapak lahir dengan selamat" ucap Dokter itu.
"Alhamdulillah," ucap Arief dan seluruh keluarga yang berada disitu, namun Odi masih menangis.
"Ndah Odi mana?" tanya Odi.
"Iya Dok, istri saya gimana keadaannya?" tanya Arief mulai panik.
"Istri bapak.... Bu Desta..." ucap Dokter itu menggantung.
"Istri saya kenapa Dok? Istri saya baik-baik aja, kan?" Arief pun mulai panik.
"Saya ngga sanggup bilang Pak, lebih baik bapak lihat sendiri ke dalam" ucap Dokter tersebut, menepuk bahu Arief lalu pergi meninggalkan keluarga itu.
Semua keluarga menangis diluar sana, antara bahagia dan sedih bersamaan. Namun Arief tidak percaya kalau istrinya......
Arief membuka pintu karena suara tangisan bayinya masih terdengar kencang, dan waktu ia membuka pintu, jantungnya mencelos... Air mata tak luput dari sudut matanya....
♚♚♚
Arief dan Odi sedang berdiri disamping batu nisan seseorang yang pernah ada di kehidupan mereka, namun orang itu sudah pergi beberapa tahun yang lalu.
Angin bertiup kencang. Mata Arief berkaca-kaca sambil mengusap batu nisan tersebuh, Odi yang daritadi fokus melihat Ayahnya hanya geleng-geleng. "Kalo Bunda tau Ayah nangis, nanti Bunda juga ikutan sedih loh"
"Bunda ngga akan tau, Odi, kan Bunda ngga ada disini," ucap Arief tersenyum miris.
♚♚♚
"Otniel Ariesta Andaru" panggil seorang suster muda.
Ibu muda yang badannya kecil itu menggendong anaknya yang sedang tertidur di dalam gendongannya.
"Oh? Selamat Pagi, Bu, mari"
"Terima kasih, Sus" ucap wanita muda itu, lalu masuk ke ruangan dokter.
Wanita itu masuk lalu duduk karena ia cukup pegal menggendong anaknya yang lumayan berat. Anak laki-laki berumur 5 tahun kan rata-rata badannya sudah berat.
"Loh? Ibu? Kenapa repot-repot dateng kesini? Kenapa ngga minta dokter dateng ke rumah?" tanyanya.
Wanita itu tersenyum, "gapapa Dok, ini sekalian tadi Bapaknya sama Odi mau ngelayat, kebetulan lewat rumah sakit jadi minta dturunin disini, lagipula kalo dokter ke rumah kejuahan, kan rumahnya bukan di jakarta lagi" ucap wanita itu tersenyum.
"Oh iya, saya lupa Bu" ucap dokter itu. "Jadi ini anaknya atau ibunya yang sakit?"
"Anaknya nih dok, dari semalem demam udah di kasih obat tapi belom sembuh" ucap perempuan itu.
"Bisa ditidurin dulu anaknya di kasur bu?" pinta dokter tersebut.
Akhirnya wanita itu menidurkan Otniel di tempat tidur. Sementara Otniel diperiksa dalam keadaan tidur, wanita itu mengusap-usap kening anak itu.
"Gimana dok?"
"Gapapa sih bu, cuma kan sekarang lagi musim hujan dan ibu juga tinggalnya di daerah Puncak jadi ya demam biasa aja, cuma belom bisa menyesuaikan aja"
"Jadi gimana dong bagusnya?" tanya perempuan itu.
"Saran saya sih, mending Ibu sekeluarga tinggal di rumah yang di Jakarta dulu aja, supaya si kecil ini sembuh dulu baru balik lagi ke Puncak, bu"
"Gitu ya, dok?" tanyanya.
"Saran saya sih gitu Bu, cuma saran loh ya"
"Iya, terima kasih ya Dok" perempuan itu tersenyum. Lalu pamitan setelah membayar biaya periksa.
"Ayaaaaahhhh, Bundaaaa, kakak nakal" teriak campur tangisan anak kecil itu langsung membuat pasangan muda itu berlari ke lantai 2 rumahnya.
Mereka berdua memasuki kamar dan menemukan 2 anak yang berbeda posisi di kasur. Yang satu sambil menangis sambil tiduran, dan yang satunya sedang duduk sambil tertawa.
"Odii, kok adeknya digangguin?" taya perempuan cantik yang baru masuk.
Gadis berusia 10 tahun itu langsung turun dari kasur dan memeluk perempuan itu, "Odi gak ganggu dede bunda, Odi cuma peluk-peluk aja"
"Onil gak suka dipeluk kakak" ucap Otniel yang masih menangis.
"Gasuka kenapa?" tanya Arief penasaran.
"Ga sukaaa, sukanya dipeluk Bunda" ucap anak itu polos.
"Ohhh sayang-sayang, anak Bunda manja banget sih mentang-mentang lagi sakit" perempuan itu lalu menarik Otniel dalam pelukannya.
"Ihh de, Bunda kan lagi masak, kamu kakak aja yang peluk"
"Gamaaaau" rengek anak itu lagi.
"Iyaa, Bunda lagi masak.... Onil sama Kak—— Masak?! Iyaa Bunda lagi masak! Aduh gosong deh masakan Bunda" ucap perempuan itu panik.
"DESTAAAAAA AMPUN DEH" hanya itu yang bisa diucapkan Arief lalu ia berlari menuruni tangga dan ke dapur mematikan kompor.
Mereka berdua tadi emang lagi asik masak bareng dan tiba-tiba anak bungsunya manggil karena nangis.
Tak lama, Arief kembali. Sasaran utamanya langsung pada istrinya yang selalu membuatnya spot jantung.
"Destaaa kenapa sih kamu selalu bikin ulah" ucapnya lalu mencubit pipi Desta. "Waktu ngelahirin Otniel kamu nyuruh dokter supaya bilang kamu kenapa-napa dan taunya... Geezzzz... APRIL MOP"
Desta hanya bisa tertawa mengingat kejadian 5 tahun lalu, memang benar Desta melahirkan Otniel pada tanggal 1 April, sehingga dia ingin mengerjai suaminya.
"Maafin aku, Mas" lalu Desta tertawa terbahak-bahak karenanya.
THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pernikahan Impian ✅
RomanceSiapa sih wanita yang gak pengen menikah? Hamil? Terus punya anak sama cowok yang kita sayangi? Siapa? Pasti gak ada kan.. Menikah, hamil, dan punya keluarga itu impian semua cewek normal. Tapi, kalo menikah sama orang yang kita cintai tapi ga...