EMPAT

601 32 6
                                    

Sedih :( aku kayaknya bikin cerita gak ada yang baca ya.

🏴🏴🏴

Disinilah Dara berada, ditengah - tengah anak Derzho, dengan keadaan kedua tangan dan kakinya diikat. Sama seperti Kenzo anak kecil yang hendak Dara tolong tadi.

Sedari tadi Kenzo tidak ada henti - hentinya menangis. Ia selalu merengek ingin pulang, takut, dan memanggil - manggil nama Dara agar ia sadar. Pukulan yang diberikan anak Derzho tadi membuat Dara tidak sadarkan diri.

Sementara dari dalam gedung sekolah, ramai sekali lelaki berjalan mendekati Derzho. Mereka adalah Roianzho. Dengan posisi Ander di paling di depan disebelahnya ada Saga, sang wakil. Dan empat pasukan inti lainnya dibelakang mereka. Dan anggota - anggota lainnya di belakang Pasukan inti.

"Der, liat si Derzho bawa - bawa siapa tuh?." Lio menunjuk ke arah Dara dan Kenzo.

"Eh iya bener - bener, cewe sama anak kecil, bro. Liat - liat woy tangan sama kakinya diiket."

Ander segera melihat ke arah yang mereka tunjuk. Ia memicingkan matanya dan benar ia melihat satu orang perempuan dan satu orang anak kecil laki - laki, sepertinya mereka masih menggunakan seragam sekolah.

Roianzho mempercepat jalan mereka, dan benar saja memang ada dua orang yang seperti tawanan Derzho.

"Wah, wah, wah, ketua kebanggan kita Ander sudah datang ternyata." Ucap Ronald seperti mencari masalah dengan Ander.

Entah mengapa Ronald selalu saja ingin mencari masalah dengan Ander, padahal Ander dan Roianzho tidak pernah ingin mencari masalah dengan mereka.

"Siapa mereka?" Tanya Ander dingin.

Ronald maju mendekati Ander dan temannya temannya. "Santai dulu dong bro, kayaknya lo kenal cewe itu kan, dan kayaknya juga satu sekolahan juga deh sama lo."

"Elno, Lio cepetan lepasin mereka." Titah Ander kepada mereka berdua.

Mereka yang disuruh oleh Ander pun segera melaksanakan tugasnya. Tapi tidak semudah yang dibayangkan, langkah mereka terhalang oleh anak buah Ronald.

Dara yang baru saja sadar dari pingsannya, ia langsung mengedarkan pandangannya, dan ia merasa sepertinya sekarang lebih ramai dari pada sebelumnya.

"Apa yang gue lewatin ya?" Dalam hatinya ia bertanya - tanya sendiri. Saat ia ingin bangkit berdiri, ia merasa pergerakannya terbatas.

"Sial gue diiket dong." Batinnya kesal.

"WOY, LEPASIN GUE BAJINGAN!" Serunya kasar.

Orang - orang yang berada di situ langsung melihat ke arah Dara. Yang diperhatikan hanya memberikan tatapan tajam kepada mereka semua.

"LEPASIN GUE CEPETAN, ATAU GAK HABIS LO DI TANGAN GUE SEKARANG!"

Dara masih saja menatap tajam mereka. Hingga kedua bola mata Dara dan Ander bertemu. Tatapan yang sama - sama tajam. Tatapan yang jarang sekali di temukan orang - orang.

"Siapa dia?" Batin Ander bertanya - tanya.

"Lepasin mereka." Ander berkata semakin dingin.

"Boleh, tapi ada syaratnya lo harus nyerahin kekuasaan lo ke gue, gimana?" Tawar Ronald pada Ander.

"Gak akan pernah!" Ander segera memberikan pukulan di muka Ronald.

Setelah kejadian itu terjadilah pukul - memukul antara Roianzho dan Derzho. Ander yang tidak henti - hentinya memukul Ronald tanpa ampun.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang