SEPULUH

480 27 2
                                    


Kini semua anak kelas 11 IPS 2 sedang melangkahkan kaki mereka ke arah kelas 12 IPS 2. Meskipun kelas ini terkenal sekali akan kenakalan, kejahilan mereka, tapi kelas 11 IPS 2 sangat menjunjung tinggi sekali solidaritas. 

"Itu Dar kelasnya yang paling ujung." Ucap Antra yang berada di barisan paling depan bersama dengan Dara.

Antra dan Dara sering kali dijuluki dengan "Panglima Perang PESTU (IPS 2)". Dara dan Antra yang memang ahli di bidang bertarung makanya dipanggil panglima perang. Mereka berdua segera mempercepat langkah mereka diikuti oleh teman - teman dibelakangnya.

Mereka sudah sampai di depan pintu kelas 12 IPS 2. Pintu itu tertutup rapat, tapi masih bisa terdengar suara berisik sampai di depan kelas. Dara segera membuka pintu itu dengan kasar, hingga terdengar bunyi.

BRAKKKK

Semua orang yang ada di tempat itu seketika menghentikan aktivitas mereka. Dara orang yang pertama masuk ke kelas 12 IPS 2 itu pun langsung dihadiahi tatapan tak suka dari mereka semua.

"Siapa lo? Kelas berapa?" tanya salah satu dari mereka. 

Bukannya menjawab pertanyaan kakak kelasnya itu, Dara malah balik bertanya. "Tasya Valencia Dirgawan, yang mana orangnya?" 

"Sopan dong! Berani banget manggil kakak kelas pake nama langsung!" Ucap salah satu dari mereka dengan nyolot.

"Bacot! Gue gak butuh nasihat dari lo!" Ucap Dara tak mau kalah.

"SEKALI LAGI GUE TANYA, YANG MANA TASYA VALENCIA DIRGAWAN!" Dara berucap dengan suara lebih keras kali ini, dan lagi - lagi membuat mereka tersentak.

Suara Dara ternyata membangunkan 5 orang cowo yang sedang tertidur di belakang kelas. Siapa lagi kalau bukan Ander, Saga, Elno, Lio, dan Adrian. Kemana BIntang? Cowo itu sedang pergi sibuk mengurus OSIS saat ini.

"Woy ada apaan sih ini ribut - ribut!" Seru Lio dari belakang sana. 

Shit, Dara tidak tau ternyata ini kelasnya inti Roianzho. Sebenarnya Dara sudah ingin menjauh dari mereka, tapi mengapa lagi - lagi kini mereka harus bertemu. 

"Der, itu cewe lo kan?" 

Ander langsung mengarahkan pandangannya ke depan sana menatap Dara dan pandangan mereka saling bertemu satu sama lain. 

Tak butuh waktu lama, Ander langsung mengarahkan kakinya ke depan kelas menghampiri Dara tanpa mengalihkan pandangannya dari Dara.

"Ngapain disini" tanya Ander lembut sambil memgang pundak Dara.

"Kenapa emangnya?" tanya Dara balik.

"Udahlah ga penting ngomong sama lo." 

"GUE TANYA SEKALI LAGI SIAPA YANG NAMANYA TASYA!" Tanya Dara lagi dengan suara lantang.

"GUE YANG NAMANYA TASYA!" seru seorang perempuan dari arah pintu.

Semua orang termasuk dengan Dara langsung melihat ke arah perempuan itu. Tasya masuk ke kelas dengan gaya angkuhnya bersama dengan teman - temannya.

"Siapa lo? Ngapain lo masuk ke kelas gue nyariin gue?" tanya Tasya dengan sombongnya.

"Apa maksud lo nyiram temen gue pake teh manis?" tanya Dara tanpa basa - basi

"Salah dia sendiri ngapain dia nabrak gue sampe baju gue basah, kan gue ....."

"Lo yang nabrak dia, lagian baju lo kan cuma basah sedikit." ucap Dara memotong ucapan kakak  kelasnya.

"Ya sama aja lah yang penting baju gue basah." Ucap Tasya. 
"Mending lo sekarang pergi bawa semua kacung - kacung lo yang ada di luar itu."

Hampir saja Dara memukul orang yang ada di depannya itu. "Terus kalau yang diluar itu kacung gue, berarti sama dong sama yang dibelakang lo." 

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang