ENAM

606 32 3
                                    

HOLAAA
Aku up lagi nih, semoga suka ya.

                      🏴🏴🏴

Sejak tadi Dara tidak henti menangis. Ander sebenarnya bingung dan ingin bertanya pada Dara ada apa, tapi ia sungguh canggung sekali.

"Kenapa?" tanya Ander.

Bukannya menjawab pertanyaan Ander, Dara malah memperbesar tangisnya.

"Jangan digedein nangisnya, berisik."

Bukannya menenangkan Dara, ia malah berkata seperti itu, alhasil Ander mendapatkan tatapan yang tajam dari Dara.

"Lo aja yang diem, gak usah banyak nanya!" sentak Dara pada Ander.

"Lah dia malah marah - marah ke gue." batin Ander.

Dara melamun melihat pemandangan di luar kaca mobil.

Ander melihat sekilas Dara yang melihat pemandangan di luar melalui kaca jendela mobil.

"Jangan ngelamun, nanti kesambet setan." Tegurnya.

"Ini kita mau kemana?" tanya gadis itu.

"Ini bukan arah ke kosan gue." ucapnya lagi.

"Gue ...."

"Lo mau nyulik gue?!"

"TOLONG, TOLONG!!!" Teriak Dara dari dalam mobil.

Ander menutup mulut Dara dengan tangan kirinya, sementara tangannya memegang setir mobil.

"Diem!"

"Ih tangan lo asinnn." Ucap Dara sambil menyingkirkan tangan Ander dari mulutnya dan mengelap - ngelap bibirnya.

"Ini mau kemana?" Tanya Dara.

"Daripada muter - muter mending anterin gue pulang." Ucapnya lagi.

"Kan emang mau nganterin lo pulang." Jawab Ander.

"Tapi ini bukan jalan pulang gue."

"Iya gara gara gue ga tau jalan rumah lo." Ucap Ander kesal.

"Idihhh marah - marah."

"Ya udah anterin ke jalan Scorpio, kostan putih." Titah gadis itu.

Setelah itu tidak ada lagi percakapan diantara mereka.

10 menit kemudian, Ander menghentikan mobilnya saat sudah sampai tujuannya. Ander merasa tak ada pergerakan apapun dari perempuan yang duduk disampingnya.

"Tidur ternyata." Gumam Ander saat melihat ke sebelah kiri mendapati Dara tertidur nyenyak dengan mata sembabnya.

"Tadi aja nangis, terus marah sekarang malah tidur."

"Bangunin gak?" Ander bertanya sendiri.

"Entar lagi ajalah kasian cape kayaknya."

Ander mengalihkan perhatianya dari muka Dara ke lengan nya yang luka. Ia mengambil sesuatu dari belakang mobilnya, membukanya dan mengambil kapas dan sedikit alkohol.

Ia berniat untuk mengobati luka Dara yang masih ada darah tapi sudah mengering.

Ander dengan hati - hati dan pelan - pelan mengobati luka Dara agar cewek itu tidak terbangun dari tidurnya. Meskipun tidur, tapi Ander bisa melihat raut wajah sakit di muka Dara.

Setelah dibersihkan, ia meneteskan obat merah di tangan Dara, tepat saat tetesan pertama menyentuh kulit Dara, disitu pula ia terbangun dan menjerit.

"AWHHH, SAKITTT, PERIHHH." teriak Dara sambil menahan tangisnya.

"Perih bangetttt."

"Lo ngapain tangan gue?" Dara bertanya pada Ander, sambil sekuat mungkin menahan tangisnya.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang