CHAPTER 12

3.6K 357 1
                                    

"Wei Ying....Wei Ying...Wei Ying"

End of flashback

-----------------------------------------------------------------

Waktu berlalu, hari menjadi minggu, minggu berganti menjadi bulan,  bulan terlewat hingga menjadi tahun. Setiap waktu dilalui dengan kekosongan yang sama bagi Wangji, namun pergantian musim disertai perubahan yang tak terelakkan. Kehidupan terus bergulir, ada yang sehat dan sakit, ada yang hidup ada pula yang mati, anak-anak menjadi remaja, pemuda-pemudi mencapai dewasa, para murid kini menjadi pembimbing bagi junior, tunas-tunas baru berkembang.

Diantara hiruk pikuk kehidupan inilah terdapat seorang pemuda sebatang kara kini menjadi pemuda teladan nan rupawan. Dia yang sempat terbuang, diragukan, tak diharapkan saat ini tak ubahnya seorang seseorang yang dibanggakan, diakui, tak diasingkan. Pemuda yang tumbuh kembangnya berlangsung dalam lindungan pria luar biasa, seorang murid pribadi dari lelaki yang dielu-elukan tak terdistorsi oleh kekacauan duniawi. Ya itu lah mereka, Lan Yuan yang kini dikenal dengan Lan Sizhui dan Hanguang-jun, Lan Wangji.

Anak malang yang dulunya begitu rapuh kini telah menjelma menjadi seorang pemuda dengan potensi luar biasa. Dia yang dulunya selalu merengek saat ini menjadi tegar di usia muda, kemampuan dan kekuatannya tak diragukan menjadi salah satu cerminan kultivator papan atas kelak.

Pemuda yang dulunya keral dipanggil A-yuan ini di masa kecilnya dirawat pengasuh sekitar 2-3 tahun lamanya, setelah itu ia benar-benar dibesarkan Lan Wangji. Wangji selalu ada di saat dia kesulitan, di sampingnya ketika ia sakit, membimbing dan mengajar dengan telaten. Selama itu Wangji juga tidak pernah mengabaikan pertumbuhan A-yuan entah saat dirawat pengasuhnya hingga putra kecil itu telah menjadi seorang pemuda rupawan. Bersama Wangji anak itu memperoleh perhatian tanpa banyak kata.

Lan Yuan tidak ingat masa lalunya termasuk tentang kakak miskin kesayangannya. Sejak ia dibawa ke Gusu, sejak itu pula dia seolah menjadi putih polos tanpa ingatan akan apapun. Yang ia ketahui ia telah bersama Hanguang-jun sejak ia membuka mata. Bagi A-yuan Lan Wangji bukan hanya seorang senior klan tetapi lebih dari itu. Seorang teladan, kakak sekaligus ayah dan keluarga.

Namun meski begitu pasti akan ada setitik kesedihan dalam perjalanan kehidupan. Ketika muda Lan Yuan pernah melihat sesuatu yang tidak ingin ia percaya hingga saat ini yaitu sisi seorang Hanguang-jun yang tak ia kira ada. Kesedihan, kerapuhan, dan kekosongan sosok teladannya, puncaknya pada malam itu. Malam dimana mabuknya seorang Lan Wangji.

Sesungguhnya A-yuan tahu bahwa Lan Wangji terluka dan menderita selama ini tetapi ia tidak pernah tahu bahwa akan sehancur itu. Ia tumbuh dengan melihat petikan guqin pun mendengar sendu melodi inquiry sosok agung di bawah pancaran bulan. Indah memang namun sangat menyayat. Dan malam itu pun sedikitnya menumbuhkan tekad Lan Yuan, tekad untuk mendampingi sosok ayahnya juga membantunya entah apa itu, membuat bangga dan tidak membebaninya.

Semenjak hari itu ia semakin rajin dan tekun mempelajari guqin, sungguh-sungguh dan bekerja keras belajar. Ia ingin menjadi layak menemani Lan Wangji selayaknya yang telah sosok itu lakukan untuknya. Dan benarlah, meski tanpa kata panjang dan pujian berlebih ia mendapatkannya. Ya, mendapat kepercayaan orang yang menjadi teladannya. Di usia belia ia telah diijinkan mempelajari inquiry bahkan ia diberikan buku pribadi Lan Wangji. Senang tentu saja, sangat malah.

Tapi sekali lagi, semakin unggul seseorang semakin nampak ia maka makin banyak pula yang iri padanya. Ia terbiasa, ia tidak marah, hingga suatu ketika

"Hei...lihat! Itu dia. Lan Sizhui murid kesayangan Hanguang-jun"

"Sst jangan keras-keras. Bisa bahaya kalau dia dengar"

"Bukankah Hanguang-jun tidak adil? Lihat anak itu mendapat bimbingan khusus darinya bahkan ia sudah diijinkan mengikuti perburuan malam"

WILL YOU COMEBACK, WEIYING?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang