Kebahagian tak berwujud
Namun nyata adanya
Kebahagiaan tak sama bagi tiap insan
Tetapi jadi angan tuk digenggam
Bahagia untukku...
Asal kau ada disisi
Maka bahagia memuncak di hati
Sebab....
Kau lah wujud bahagia bagiku
--Lan Wangji—
"Lan Zhan. Lan Zhan...apa yang kau lakukan? Lan er-gege ~ lihat aku..."
"Wei Ying" jawab Wangji menganggapi godaan lelaki manisnya
"Hm? Lan Zhan....aku bosan. Kertas-kertas itu terlalu penting untuk Lan er-gege lebih dari Wei Ying" serunya berpura-pura merajuk
"Wei Ying lebih penting" jawabnya tenang
"Huh? Aku tidak percaya. Lihat sudah 2 jam kau masih sibuk dengan tumpukan lembar putih itu dan mengabaikanku. Aku bosan Lan Zhan."
Menghela napas pelan "Wei Ying, sebentar lagi selesai. Semakin cepat semakin baik"
"Huh? Kau menyebalkan Lan Zhan" balasnya sembari melipat tangan di depan dada.
Sebenarnya apa yang terjadi pada pasangan manis ini? Mari kita lihat 2 jam sebelumnya
Flashback
Mentari mulai meninggi telah terhitung 30 menit sejak lelaki berparas tampan kembali ke ruang pribadinya.
Di dalam ruangan sunyi tepatnya di atas sebuah meja rendah yang 30 menit lalu terisi dengan bermacam hidangan telah tandas menyisakan mangkuk-mangkuk kosong dengan 2 pemuda yang saling berhadapan.
Salah seorang berparas bagai giok menggunakan hanfu putih yang menambah keangungan dirinya sedang seorang lainnya memiliki paras tampan dan manis mengenakan pakaian hitam yang dikombinasikan dengan merah membalut sosok cantiknya.
"Lan Zhan yang terbaik. Masakanmu luar biasa. Kau benar-benar baik...ah bagaimana ini? Aku semakin mencintaimu Lan Er-gege" kalimat bernada godaan itu terlontar dengan mudahnya dari lelaki yang lebih mungil
"...." Sedangkan pria giok itu hanya terdiam namun merah kedua cuping telinga lelaki itu seakan menjadi jawaban
"Aiyo Lan Zhan...kau manis sekali. Apa kau malu? Lihat telingamu sudah sangat merah. Lan Zhan oh Lan Zhan"
"Wei Ying, sudah" baru saja Wei Ying alias Wei Wuxian melontarkan godaan, tiba-tiba terdengar ketukan lembut dari daun pintu Jingshi. Sontak sepasang anak adam itu manatap dalam diam.
"Hanguang-jun....Ini saya Sizhui"
"Masuk"
Pintu Jingshi terbuka dan nampaklah sesosok pemuda tampan berhias senyum lembut menyapa kedua lelaki dewasa itu.
"Hanguang-jun, Senior Wei" salamnya diiringi dengan bungkukan tubuh memberi hormat pada kedua seniornya
"Haiyo A-yuan, kau datang di waktu yang tidak tepat. Baru saja aku dan Hanguang-jun akan...."
"Wei Ying" tegur Wangji, mengalihkan pandang darinya Wangji menatap pemuda dihadapannya yang masih tertunduk malu. "Ada apa?"
"Hanguang-jun, Senior Wei maaf.... Itu, saya hanya ingin menyampaikan laporan perburuan malam para murid junior telah diletakkan di perpustakaan sesuai permintaan Hanguang-jun kemarin"
"Mn, terima kasih"
"Lalu, Tuan Lan dan Zewu-jun meminta Anda datang ke Hanshi tengah hari nanti"
"Baiklah. Ada lagi?"
"Tidak. Hanguang-jun dan Senior Wei saya undur diri"
"Tunggu. A-yuan...A-yuan kenapa masih saja gugup bicara padaku dan Lan Zhan hm? Ah, aku jadi sedih" sahut Wei Ying yang kini beralih menggoda A-yuan a.k.a Lan Sizhui
"Bukan...bukan begitu, Senior Wei...saya tidak...itu...." Jawab Sizhui semakin gugup dan tidak tahu akan menjawab apa. Mendengar jawaban itu, tak tahan, akhirnya Wei Ying menyemburkan tawa dengan keras
"Hahahaha....A-yuan...A-yuan. Kau benar-benar"
"Wei Ying, jangan menggoda lagi"
"Baiklah...baik...Wei Ying yang baik ini mendengar Hanguang-jun. Hm, A-yuan"
"Ya Senior Wei?" balasnya setelah mampu menenagkan diri dari godaan senior nyentriknya
"Persiapkan dirimu denga baik" pintanya dengan raut serius
Senyuman kembali terbit di wajah yang paling muda "Baik. Jika begitu saya undur diri Hanguang-jun, Senior Wei"
Wei Ying melambaikan tangannya ringan mengantar kepergian Lan Sizhui. Seketika ia mengalihkan pandangan pada sang suami, ia melihat lelaki itu telah beranjak dengan membawa mangkuk yang tadi digunakannya.
"Lan Zhan, kau pergi sekarang?"
"Mn"
"Aku ikut"
End Flashback
Dan disinilah mereka sekarang, perpustakaan Gusu Lan. Wei Ying melihat suami tampannya serius memeriksa laporan hasil perburuan malam para junior. Sebenarnya dia ikut membantu tapi seperti yang sudah diketahui, ia cepat sekali bosan jadi setelah memeriksa 20-30 laporan ia benar-benar tidak berminat lagi melakukannya.
Tiba-tiba wajah Wei Ying menjadi serius, menatap suaminya sesaat. Akhirnya ia memecah keheningan dengan melontarkan pertanyaan pada lelaki di hadapannya
"Lan Zhan, kali ini kau yakin tidak apa-apa?"
"Mn, jangan khawatir"
"Bagaimana jika......"
TBC
-------------------------
Kira-kira apa yang terjadi?
Kenapa A-yuan diminta mempersiapkan diri?
Gimana readers sekalian?
Maafkan aku karena update-nya terlambat ya..hehe
So, bagaimana cerita ini menurut kalian?
Don't forget to vote, comment to support author ya....
KAMU SEDANG MEMBACA
WILL YOU COMEBACK, WEIYING?
Fantastik"Wei ying, kembalilah...aku akan menunggu... bahkan jika jantung ini berhenti berdetak, hingga jemari ini tak mampu memetik senar qujin...aku akan menunggu" Lan zhan "Lan zhan, mengapa kamu lakukan? Jika aku tahu lebih awal maka aku tidak akan....."...