Mereka semua sudah sampai ke apartemen. Dimulai dari bertemu Hera di depan pintu apartemennya, mandi, makan siang, dan berakhir seperti ini. Rebahan sambil melihat hp nya, melihat info dari grup kelas. Malahan ada sampe molor kayak Tasya
Cekrek..
"Buahahahaha..tampang Tasya lagi nde ya allah" ucap Dhila tertawa diikuti oleh semuanya
Dhila memang suka mengambil aib sahabatnya sendiri. Mau sampe seribu mungkin aib mereka di hpnya mungkin. Ntahlah tak ada yang tau
"Iiih..kalian ni eh!! Jangan foto foto" Tasya tiba tiba terbangun mendengar suara di depan wajahnya
"Salah sendiri tidur kayak gitu" ucap Vania
"Eh..lupa! Kita ke minimarket yuk" ajak Puty
"Rai..bisa mu tinggal di apart sendiri? Kamu gak papa kan? Jujur" Tanya Maura
"Aelah..kan udah kubilang. Aku bukan anak kecil lagi, lagi pula aku udah biasa ditinggal" ucap Raisya
"Ok..yuk ges" ajak Dhila
Sudah 1 jam Raisya menunggu, dia sangat cemas kali ini. Bukan cemas untuk dirinya tapi untuk sahabatnya. Tidak mungkin belanja mencapai waktu 1 jam. Ok, dia lebih rileks kali ini. Mengingat kalau belanja perempuan itu berkeliling keliling dulu
30 menit. Sudah cukup dia tak tahan lagi. Raisya kemudian menelfon Maura, tapi ponselnya tinggal di apartemen. Vania, Tasya, Dhila, Hera jangan lupa ponselnya tidak aktif dan sibuk kata operator. Puty? Ponselnya tertinggal juga di kamar.
Bagaimana ini? Apakah pelaku itu manjalankan rencananya sekarang? Apakah dia harus menelpon Bangtan? Tapi dia takut, bagaimana kalau mereka lagi latihan atau sibuk. Bimbang, dilanda cemas. Hari sudah mulai gelap.
Baiklah, Raisya akhirnya menelpon Seokjin
"Nee?" Tanya seseorang diseberang sana
"Seokjin!! Apakah ada Maura disana?! Please jawab aku secepatnya"
"Aish..tunggu dulu, dia tak ada disini..memangnya ada apa?"
"Sahabatku yang lain? Bagaimana?" Tanpa mempedulikan pertanyaan Seokjin, Raisya lanjut bertanya
"Tidak..ini ada apa?! Jawab Raisya!!"
"Seok..jin, sahabatku..sepertinya..menghilang" Seokjin langsung memutuskan sambungan telepon tersebut
5 menit kemudian
Tok..tok
"Raisya! Kamu gak papa?!" Tanya Jhope langsung saat Raisya membuka pintu
"Aku tidak papa..hanya saja..sahabatku" jawab Raisya agak lambat
"Sepertinya pelaku itu menjalankan rencananya sekarang" ucap Namjoon di ruang tamu
"Tapi..dimana?! Aku bahkan tidak tau dimana dia menjalankannya!" Ucap Seokjin
"Calm down hyung..kita tidak bisa menjalankan rencana kita apabila kita panik" ucap Suga tenang
"Suga hyung benar..baiklah Rai, bagaimana kejadian mereka hilang?" Tanya Jungkook
"Aku tidak tau..mereka tadi pamit pergi ke minimarket depan terus aku nggak tau mereka pergi kemana lagi. Ini udah bisa dibilang 3 jam! Masa belanja 3 jam. Dan Hera? Aku tak tahu dia dimana sekarang"
"Terus kenapa mu tinggal disini?" Tanya Jimin
"Maura menyuruhku tetap tinggal di apart" jawab Raisya
"Jadi dimana mereka disekap..kenapa jadi mereka semua yang disekap! Bukannya cuma Maura saja?" Tanya Taehyung
"Berarti kamu mau Maura aja yang disekap gitu?!" Tanya Seokjin
Raisya melihat Namjoon yang sibuk dengan kertas kertas teror yang berbecak. Dia merasa bercak itu bisa disambung satu sama lain
"Namjoon.." Namjoon hanya berdehem saja mendengar Raisya
Dan gotcha! Benar! Bercak merah itu ada hubungannya satu sama lain. Bercak itu berhubungan menjadi..gubuk tua?
"Kenapa seperti gubuk tua? Benar ternyata..ini seperti teori saja, untung saja mudah dipecahkan" ucap Jhope
"Tapi dimana? Gubuk tua bukan hanya satu!" Ucap Jungkook
"Raisya..jangan diam aja dong!" Sambung Suga
"Namjoon, bolehkah aku pinjam kertas kosong itu?" Mendengar pertanyaan Raisya itu Namjoon memberikan kertasnya
"Untuk apa?" Tanya Jimin
"Seokjin..bisa kah kamu mengambil korek api di laci kedua disana?"
Raisya mulai membakar kertas itu dari bagian bawah. Dan mulailah terlihat huruf huruf beraturan disana. Semuanya terkejut, termasuk Namjoon sendiri. Dia sendiri lupa tentang pelajaran ini. Bagaimana seorang gadis dibawah umurnya ini bisa sepintar itu. Batin Namjoon sedikit kesal
"Tulisannya terbuat dari cuka apel. Kalian tau? Tulisannya akan terlihat apabila ada asap membakari ini. Sebenarnya aku juga sudah curiga dengan kertas ini, ternyata benar. Pasti ada isinya" jelas Raisya
'Bagaimana kejutanku gadis manis..terkejut? Aku harap kamu lama mengetahui bagaimana cara membaca ini. Datanglah ke jalan oooo. Kamu pasti akan tau jawabannya. Waktu akan kuberi selama 3 hari setelah penculikan. Lebih dari itu? Sahabat mu ditanganku!'
"Cih..aku memang manis tapi aku tidak bodoh..bit**!" Ucap Raisya marah
"Tenang Rai..kita sudah mengetahui dimana tempat kejadiannya. Jangan marah dulu" ucap Jhope mengelus punggung Raisya
"Baiklah kita sudah menyusun rencananya..sekarang tinggal menjalankan" ucap Seokjin
"Kalau begitu kajja! Kita tak punya banyak waktu" ucap Suga
"Banyak kok hyung..3 hari loh" ucap Taehyung
"Kamu mau gadismu dalam bahaya huh?" Tanya Suga
"Gadisku? Siapa? Tasya?" Raisya menaikkan sudut bibirnya mendengar itu
"Ooh..jadi dari tadi mikirin Tasya nih? Gimana ya reaksi Tasya kalau denger ini? Gak ada yang khawatirin aku gitu secara aku yang jalanin rencana" ucap Raisya
"Ada" ucap mereka serentak kecuali Jhope
"Tapi kenapa maknae perempuan ini menyebalkan sekali hah?! Aku tak sanggup kalau punya adik macam dia" ucap Seokjin menunjuk Raisya
"Turunkan telunjukmu tuan..itu tak sopan" Raisya menurunkan telunjuk Seokjin dari atas kepalanya
"Aku juga tak mau punya abang macam kamu ini" sambung Raisya sebal
"Yasudah mari kita jalankan rencana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Way [END]
Fanfictiontentang sahabat tentang keluarga Atau yang lain? cerita klasik tentang persahabatan, sahabat, dan air mata. Air mata kebahagiaan, karna aku tak ingin melihat seseorang menangis. Hatiku tercubit melihat seseorang menangis. Karna ini tentang persahaba...