Disarankan mendengar ini sebelum baca:
Sorry(piano ver)-Park Boram
Kalau nggak denger juga gak papa
Lebih enakan piano ver🌻🌻🌻
Sekarang mereka sibuk lagi. Kuliah tentu saja. Tugas numpuk, banyak aja yang di komentarin dosen. Kadang saja mereka tak sempat mengangkat telfon dari orang tua mereka karna pasti saja ada halangannya.
Bangtan juga. Mereka juga harus melakukan konser besar besaran sebelum bubar. Banyak sekali ARMY yang datang ke konser, bahkan para perempuan itu. Padahal Bangtan sudah memberi mereka tiket VIP berkali kali tapi selalu tidak didatangi. Dengan alasan yang sama yaitu kuliah"Capek aku Mo" keluh Puty
"Yaiyalah capek..orang tugasnya sebejibun gitu, siapa juga yang gak bakalan capek" ucap Maura
"Kabar Hera gimana ya? Udah lama kita nggak ketemu sama dia, bahkan di apart nya aja gak ada" sambung Maura
"Ntahlah..bodo amat, tapi kata Dhila..Hera itu sakit" ucap Puty
"1 bulan?" Tanya Maura tak percaya
"Iya juga sih..sakit apaan berbulan gitu" ucap Puty
"Eh Mo..menurutmu apa sih yang diliat Seokjin waktu mereka ke apart kita?" Tanya Puty. Maura langsung gelagapan
"Yaa..mana aku tau, itukan urusan dia" ucap Maura
'Urusan pabrik es krim' batin Maura meringis
"Hmm..tapi aku curiga, kenapa dia liatnya ke kamu terus?" Tanya Puty lagi
"U-udahlah! Biarin aja kali" ucap Maura terbata
"HAE GES!!" Ucap Vania di depan mereka berdua
"Lah? Raisya mana? Sendiri aja" tanya Maura
"Berita hangat akan tiba" ucap Vania
"Ha?" Tanya Puty
"Kalian tau ndak? Tadi itu dia bilang dia dijemput sama orang. Kalau kulihat dia cowok sih" ucap Vania
"DEMI APA?!" Ucap mereka berdua tak percaya
"Akhirnya Raisya buchin itu akan lebih buchin lagi" ucap Puty
"Bukan itu doa nya woe!" Ucap Vania
"Dhila mana pula?" Tanya Maura lagi
"Jangan bilang Raisya sama Dhila itu dibawa cowok" ucap Puty
"BETUL!! Nah..habistu aku ke kelasnya Dhila, dan dia bilang dia dijemput juga. Jomblo bisa apa" ucap Vania
"Maknae line mendahulukan kita" ucap Puty miris
"Lah, Suga aja dingin nya kayak kulkas 26 pintu..gimana coba?" Tanya Maura
"Hubunganya sama Suga apa ya?" Tanya Puty
"Udahlah..pulang yuk!" Ajak Vania
"Aku pengen es kriiiim" pinta Maura
"Astaga! Ni anak ngidam yak?" Tanya Vania
"Ngidam bapakmu! Pengen es krim aku" ucap Maura
"Bapakku di rumah Mo" jawab Vania
Akhirnya mereka pergi ke pabrik es krim. Gak lah, toko es krim maksudnya. Mereka terdiam saat melihat sahabatnya bersama
Namjoon
"Tasya?" Tanya Vania
"Namjoon?" Ucap Puty dan Maura bersamaan
"Kenapa mereka berduaan gini?" Tanya mereka bertiga serentak
"Aku gak percaya Tasya suka Namjoon, ternyata yang dibilang Namjoon itu Tasya" ucap Vania tersenyum miris
"Nya.." ucap Maura
"Hiks..lagipula..Namjoon bukan siapa siapa ku. Jadi suka suka dia mau apa" ucap Vania berusaha tersenyum
"Nya.." ucap Puty
"Tapi kenapa harus Tasya? Kenapa? Sebanyak itukah dosaku sampai allah membalas aku seperti ini? Kita yang awalnya jauhan, baikkan, setelah itu diteror, dan itu belum selesai!" Ucap Vania
"Aku tau kok yang kamu rasain..nangis aja gapapa" ucap Maura menenangkan Vania
"Ini gimana? Kita pergokkin Tasya ya?" Tanya Puty
Vania langsung menuju meja Tasya dan Namjoon. Tanpa peduli dua orang yang sedang memanggilnya di belakang
"Hai Tasy.."
"Vania?!" Ucap Tasya dan Namjoon
"Kamu habis nangis?" Tanya Tasya
"Gak. Cuma air keluar dari mataku, aku melihat seseorang terkhianati tadi. Jadi aku sedih deh" jawab Vania
"Terkhianati? Siapa?" Tanya Namjoon
"Oh hai..kenapa kamu bisa disini? Apakah tidak ketahuan?" Tanya Vania berusaha baik baik saja. Maura dan Puty yang melihat itu hanya bisa pasrah
"Tidak untung saja. Kenapa kamu disini?" Tanya Namjoon
"Kenapa kalian berdua disini?" Tanya Vania
Skakmat
"Ee..kami hanya..bertemu biasa saja. Jangan menyangka yang tidak tidak dulu" ucap Tasya, lantas membuat Vania menaikkan satu alisnya
'Kamu payah soal berbohong Tasy, sangat payah' batin Vania
"Oh..silahkan bercakap cakap. Jangan saling tikung menikung ya!" Setelah itu Vania langsung keluar dari toko itu
"NYAA!!"
"Nya.." ucap seseorang menepuk bahu nya
"Dhila? Raisya?" Sekarang kenapa dua maknae itu disini
"Kamu nangis?!" Tanya Raisya histeris
"Siapa yang buat mu nangis? Bilang padaku! Biar ku penggal kepalanya" ucap Dhila
"Bagaimana jika itu adalah sahabat mu sendiri?"
🌻🌻🌻
Karna Maura dan Puty tak tau kemana Vania berlari. Mereka berdua memutuskan mencari Vania di apartemen. Siapa tahu Vania berdiam diri di kamarnya
'Wah saya tak menyangka ya'
'Jadi serem dong nih gedung'
'Kenapa sih masalah harus pake bunuh diri?'"Bunuh diri?" Tanya Maura dan Puty bersamaan
"Kenapa ini di apartemen Hera?" Tanya Puty
"Ini gak lucu kalau Hera yang bunuh diri" ucap Maura
"Gak ada yang ngelawak Mo!" Ucap Puty
"Itu bukannya Rain?" Sambung Puty melihat Rain terduduk di pintu apartemen Hera
"Susah sekali masuk ke depan..polisinya nih" ucap Maura
"Hiks..hiks..Heraaa" tangis Rain
"Rain?" Tanya Putu
"Ka-kalian? Maafkan Hera please..aku tak kuat lagi menerima semua ini hiks..hiks..Hera sudah tidak ada" ucap Rain
"Maafin Hera? Memangnya Hera salah apa?" Tanya Maura
"Hera lah yang meneror kalian selama ini"ucap Rain mengusap foto Hera
"Ba-gaimana kamu tau kalau pelaku nya Hera?" Tanya Puty
"Dia adalah kembaranku"
Deg.
***
Yaah..gak ada kapalnya hari ini :(
Udah tau kan siapa pelakunya?
Udah tau juga siapa cewek Namjoon itu?
Eitss..jangan salah sangka dulu dong sama Tasya.Tasya cewek baik kok..
Jangan hujat yang nggak baik!Ternyata Rain kembaran Hera ya?
Tapi namanya kok berbeda jauh?Bye
Haera_luvvv
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Way [END]
Fanfictiontentang sahabat tentang keluarga Atau yang lain? cerita klasik tentang persahabatan, sahabat, dan air mata. Air mata kebahagiaan, karna aku tak ingin melihat seseorang menangis. Hatiku tercubit melihat seseorang menangis. Karna ini tentang persahaba...