Puty sudah diperbolehkan pulang, jika kalian tanya bagaimana keadaan Tasya dan Raisya. Raisya memang masih tinggal di apartemen, tapi balkon nya selalu dikunci. Tasya? Dia seperti menghilang dari bumi. Tak ada kabar, apalagi tidak ada yang satu jurusan dengan Tasya. Tasya juga tak pulang ke apartemen.
"Mungkin..jika aku bisa, aku juga tak ingin ini terjadi, maafkan aku" ucap seorang perempuan yang sedang menangis itu
"Sudah tiga hari..aku sudah tak kuat, maafkan aku. Aku sepertinya pengecut, aku lari dalam masalah ini. Selamat tinggal semua"
Ceklek..
"Itu tadi siapa?" Tanya Dhila kepada Maura
"Aku tidak tau..aku tak ingin dapat teror lagi. Kita cek yuk" ajak Maura
"Udah jam 11 malam aja..nggak bisa tidur aku" ucap Dhila
"Duain"
"Gak ada apa apa..masih kayak gini juga keadaannya" ucap Maura mengecek seluruh apartemen
"Apa jangan jangan.." ucap Dhila dan Maura bersamaan, lalu menuju balkon utama
"Raisya.." kali ini bukan geraman, tapi lirihan Dhila
"Tasya benar. Dia tak seperti yang kita lihat, tak ada orang yang benar benar kuat di dunia ini" ucap Maura
"Raisya's? Apakah ini diary nya?" Tanya Dhila
"Nggak mungkin dia sengaja menaruh diarynya disini" ucap Maura
"Apakah ini surat terakhirnya?" Ucap Maura melihat secarik kertas di atas diary itu
"Ada apa?" Tanya Vania dan diikuti oleh Puty di belakang
"Kalian belum tidur kiranya. Eum..Raisya, dia benar benar ninggalin kita" jawab Maura
"A-pa? Bahkan aku belum melihatnya selama 3 hari! Apa yang dilakuinnya di dalam balkon sialan ini ha?! Dan..sekarang dia meninggalkan kita?" Ucap Puty
Hai semuaaa!! Kangen aku tuh sama kalian, kalian pasti gak kangen ya sama aku? Hahaha..aku gak papa kok! Aku sudah sering di giniin kok. Aku selalu baik baik saja. Jangan mengkhawatirkan aku, jangan menganggap ku anak kecil lagi. Soal orang tua, please jangan bilang ke orang tua kalian..ya, ya? Oh ya, aku tau kalian ingin sekali melihat isi diaryku. Jangan terkejut jika melihat isinya! Lagipula isinya sudah habis..aku harus beli yang baru. Ini benar benar diary ku ya. Kalau novelku yang tertinggal disana? Terserah sih, mau kalian buang,bakar, robek gak papa. Aku sudah membawa stok ku hehehehe. Titip salam sama Puty kalau udah sadar, eum..kalau kalian ketemu sama Bangtan bilangin juga yak! Aku gak rela ninggalin kalian, tapi ini yang terbaik. Udahlah, tambah deres aku nangis nanti..bye, take care
"Raisya bener bener ninggalin kita" ucap Vania
"Arrgh! Kenapa aku marahin Raisya waktu itu. Gak bakalan kayak gini kan?!" Ucap Maura
"Huuh..capek aku" ucap Dhila lalu pergi ke kamar tanpa persetujuan sahabatnya
"Tasya mana? Aku gak pernah liat Tasya di fakultas" ucap Puty
"Entahlah. Persahabatan kita hancur, sangat hancur. Sangat sulit untuk diperbaiki saat ini" ucap Vania
"Raisya sama Tasya nggak bisa di telpon" ucap Puty
"Mereka ganti nomor nggak? Masa iya..baru aja Raisya pergi" ucap Maura
"Tasya udah 3 hari nggak kelihatan we" ucap Vania
"Gara gara si Hera bangsyul tu ha! Kayak gini kan jadinya" ucap Puty
South Korea & Best friend?
Uhuy! Aku jadi juga kuliah di Korea, seneng banget astaga!! Apalagi sama sahabat kuw yang sangat unyu..tapi boonk.
BANGTAN?!!
Diundang ke acara tv membuat kami semua kenal dekat dengan Bangtan. Bias kuuuuu!! Maafkan aku ini yang tak jujur
Lose..
Ku harap, bukan aku yang salah. Aku tidak mau menjadi yang salah. Karna aku benar, yang ku lakukan adalah benar. Aku tak mau sahabatku pisah denganku dengan cara konyol ini
Again?
Sudah lama aku tak curhat kesini..hai diary! Ku titip kamu ke sahabatku. Ku harap sahabatku menjagamu atau mungkin tidak. Aku pergi, pergi menjauh dari ujian hidup ini. Aku tak kuat rasanya tinggal disini. Apakah ini akhir dari segalanya?
End
Huuh..sudah halaman terakhir ya! Aku sudah mempersiapkan barangku..take care my diary. Aku sayang kalian semua!! Bye~
"Apakah ini akhir dari segalanya?" Tanya Maura
***
Sorry pendek uy!Bye~
Haera_luvluv
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Way [END]
Fanfictiontentang sahabat tentang keluarga Atau yang lain? cerita klasik tentang persahabatan, sahabat, dan air mata. Air mata kebahagiaan, karna aku tak ingin melihat seseorang menangis. Hatiku tercubit melihat seseorang menangis. Karna ini tentang persahaba...