Enam bulan pertama tinggal di New York terasa luar biasa. Penyesuaian pada suhu udara yang begitu dingin padahal sudah masuk musim semi, penyesuaian pada pembelajaraan di Amerika dengan tugasnya yang setumpuk, penyesuaian cara berinteraksi dengan orang-orangnya, dan itu semua terasa lebih mudah dengan bantuan Cakrawala.
Pemuda itu bahkan mengenalkan Hutan pada banyak hal, di mana bisa mencari literatur tugas kuliahnya, di mana membeli bahan makanan murah dan halal, bagaimana mencuci baju di laundry umum, mengajaknya ke beberapa tempat menyenangkan, seperti bioskop, acara musik, pasar malam, pecinan, dan banyak lainnya. Dan itu semua membuat Hutan tak pernah merasa kesepian.
"Syukurlah kalau kamu sudah ada temannya di sana, nduk. Apalagi libur semester begini," ujar sang Ibu dari seberang telepon. "Iya, Bu. Sudah dulu ya. Hutan mau jalan sama Cakrawala," seru Hutan terdengar antusias.
"Ya, hati-hati ya, nduk! Selamat bersenang-senang! Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam!"
Setelahnya sambungan telepon mereka pun berakhir, dan di saat yang sama terdengar ketukan dari pintu depan kamarnya. TOK! TOK! TOK! "Pasti Cakra!" Bergegaslah Hutan bangkit dan mengambil ransel yang sudah disiapkan sejak semalam, beserta jaket tebal, syal, dan kupluknya. Yap. Mereka akan berkemah!
"Hai, Hutan..." salam Cakra ketika gadis itu membukakan pintu. "Kau siap bertemu cintamu?" Hutan sesaat tergelak. "Ya! Aku siap bertemu cintaku!!" seru gadis itu bersemangat. "Let's go! Teman-teman menunggu di mobil. Kau pasti senang bertemu mereka!"
Sesampainya di mobil, Hutan diperkenalkan dengan empat teman barunya. Brian, pria Irlandia berambut pirang dengan mata biru cerah. Lucas, pemuda Vietnam bertubuh tinggi besar, berbadan atletis. Kemudian Melina, gadis berdarah Latin berambut dan bermata coklat, serta kekasihnya James, pemuda Amerika berkacamata dan terlihat paling rapi di banding semuanya. Dengan total mereka berenam, siap pergi berkemah.
"Aku Hutan. Senang bertemu kalian," salamnya dalam Bahasa Inggris.
Tujuan liburan mereka kali ini cukup menantang adrenalin. Pasalnya, tak sekedar berkemah, melainkan mereka akan berkemah di hutan Sequoia, California!! Hutan yang terkenal dengan pohon-pohon raksasanya seperti dalam dongeng Jack dan Pohon Kacang. Namun, ketegangannya tak hanya sampai di situ saja. Untuk mencapai Sequoia, mereka harus menempuh perjalanan 43-60 jam jalur darat, membelah negara Amerika, dari hampir ujung timur New York, hingga hampir ujung barat California.
"Ini akan menjadi perjalanan luar biasa," bisik Hutan pada Cakra yang tengah mengemudi di sebelahnya. "Ya, luar biasa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HUTAN & CAKRAWALA
AdventureDengan berlatar tanah Kalimantan, cerita ini berkisah tentang seorang gadis tangguh bernama Hutan Maharani dan kecintaannya pada alam, hingga akhirnya bertemu Cakrawala, pria yang memperkenalkannya pada cinta dan dunia, namun juga memberi luka. Teri...