"APAA?!!!"
Teriakan Jisung menggelegar didalam rumah mewah Jeno.
"NIKAH?! Astaga aku masih SMA loh, bun! Pa! Masih kelas sebelas. Umurku tujuh belas tahun! Masa aku nikah secepat itu?! Gak gak! Aku gamau nikah muda."
"Bunda gamau tau, Jisung! Pokoknya kamu harus nikah, titik! Lagian kamu suka sama Chenle kan? Kenapa gamau nikah hm?" Jaemin bersedekap dada menatap anaknya yang sekarang mukanya memerah menahan emosi.
"Demi tuhan, bun! Aku belum lulus SMA. Mau jadi apa Chenle nanti kalo kami nikah secepat itu?" Jisung mengusap wajahnya kasar.
"Dan satu lagi! Emang anak dibawah umur boleh nikah? Gak kan? Yaudah, ngapain aku nikah secepat itu?" Lanjut Jisung.
"Buat papa apa sih yang gak boleh, Sung? Kamu nikah minggu depan yang pastinya gak boleh ada banyak orang yang tau." Jeno menyeruput teh hangat buatan sang istri.
"Minggu depan?!" Jisung melototkan matanya kaget.
"Ini permintaan kakekmu, Jisung. Beliau pengen rasanya punya cicit sebelum kakekmu keburu koit." Ceplos Jeno.
Jaemin memukul lengan Jeno yang ngomong asal ceplos. "Bapak kamu itu, No!"
"Tenang aja kamu masih bisa sekolah setelah nikah, tapi kamu juga kerja di perusahaan papa." Ucap Jeno.
"Sekolah Chenle gimana, pa? Gak mungkin dia tetap sekolah kalau misalnya dia hamil kan?" Tanya Jisung.
"Chenle terpaksa putus sekolah." Ucap Jeno.
"Ya gak bisa gitu dong, pa! Kasihan Chenle nya! Dia kan juga pengen rasain masa-masa muda dulu sama kayak Jisung." Ucap Jisung.
"Ya tapi—"
"Udah lah, pa! Aku capek, mau tidur." Jisung berlalu pergi meninggalkan Jeno dan Jaemin yang terdiam duduk di sofa ruang tengah.
Jaemin menatap Jeno. "Kita salah gak sih, No? Nikahin mereka?"
Jeno mengusap surai Jaemin. "Gak, Na. Lagian bang Mark juga setuju kok."
❀♡❀
"HAH?! CHENLE GAMAU DADDY!"
Sama seperti Jisung, Chenle juga sama terkejutnya.
"Lele sayang, ini permintaan kakekmu, sayang. Daddy gak bisa nolak." Ucap Mark.
"Hiks! Daddy jahat! Lele gamau nikah! Hiks." Chenle berlari naik tangga menuju kamarnya lalu membanting keras pintu kamarnya.
"CHENLE! SAYANG!"
"Udah, kak. Biarkan Chenle tenang dulu." Haechan mengelus lengan Mark.
Sementara di kamar, Chenle menenggelamkan wajahnya dibantal dan menangis sesegukan.
Dengan tangan bergetar, Chenle meraih handphone yang tergeletak diatas nakasnya. Chenle mencari kontak seseorang dan menelponnya.
"Hiks h-halo, Ji."
"Chenle?! Lo nangis? Ada apa?"
"J-jemput gue hiks, Ji."
"Oke, lo tunggu. Lima menit lagi gue sampai. Kebetulan gue lagi diluar."
"Hiks cepat, Ji."
"Hm."
Tut!
Chenle kembali menenggelamkan wajahnya di bantal untuk menangis.
❀♡❀
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple J Fams | Nomin ft. Chenji ✔︎
Fanfiction[BxB] Tentang keluarga cemara yang adem ayem tapi gatau deh kalo di masa lalu. Rumit mungkin? ❝Icung, umumumu gemesin banget sih anak Bunda.❞ ❝Bunda, aku bukan anak kecil lagi! Lepasin, Bun!❞ ❝Berantem lagi kamu, Jisung? Mau jadi sok jagoan kamu?❞ ❝...