•ɛƖʄ

309 80 113
                                    

Happy Reading-!







"Disini tempatnya? Beneran?" Jaemin menatap gedung tinggi dari atas ke bawah.

Tempat yang diberi tahu, adalah tempat bertingkat yang menyala terang. Kenapa aneh? Biasanya kan gelap-gelap.

"Bu Yoona," ujar Renjun pelan.

"Ha?" Jeno menaikkan alisnya.

"Ini apartemennya Bu Yoona. Kenapa Jisung ada disini?" tanya nya dengan wajah datar.

"Yaudah, kalo gitu kuy langsung masuk!" Jaemin berseru.

"Mau kemana, Na?" tanya Jeno dengan wajah cengo nya.

"Oh iya, kan ruangannya banyak ya." Jaemin merutuki kebodohan dihadapan teman-temannya. Memalukan.

"Apartemen nomor 527. Itu rumah Bu Yoona. Kemungkinan pelakunya sama. Dan kalo dia waktu itu bisa masuk apartemen Bu Yoona, berarti sekarang dia juga ada disana. Karena dia udah tau password nya." Jelas Renjun pada teman-temannya.

Setelahnya, mereka berempat sudah masuk kedalam. Menaiki lift sampai lantai lima, lalu bergegas mencari ruangan yang dimaksud Renjun.

"Yang mana, Njun?" tanya Haechan pelan.

"Lo ga tau, Chan?"

"Gue tau nya kan karna dia cerita. Bukan karna liat langsung," Haechan memutar bola mata.

"Itu!" tunjuk Renjun pada salah satu pintu. Untung, tidak dipojok.

Pet!

"Weh, buwung ape tu man?" Jeno mendelikkan tubuh bongsornya dibelakang Jaemin.

"Buwung buwung apaan si? Mati lampu ini dodol!" ujar Jaemin dengan memukul lengan besar Jeno.

"Hati-hati, ini rencana dia. Haechan, lo masuk duluan. Karna lo tangan kanannya dia. Nanti kita bertiga nyusul dibelakang. Jalan jongkok, pelan-pelan. Trus berhenti di balik benda apapun yang ada didalem. Bu Yoona punya lemari-lemari besar. Kita sembunyi dibalik itu," perintah Renjun tiba-tiba. Dan tanpa penolakan, semua mengangguk setuju.





































Krieet!

Haechan berjalan tenang memasuki ruangan gelap itu. Sesuai rencana, NoRenMin berjalan dengan jongkok.

"Haechan?" orang yang duduk di sofa tengah, kini bangkit saat melihat tangan kanannya datang. "Kan gue ga manggil?"

Haechan diam sejenak. Memutar otak untuk mencari jawaban. "Udah gue batin lo ada disini."

"Oh? Yaudah kalo gitu. Bantu gue pindahin kursi ini." Orang itu menunjuk kursi kayu yang diletakkan di tengah ruangan.

Mata Haechan terbelalak. Mulutnya ikut terbuka lebar. Di atas sana, lagi dan lagi. Ada sosok yang tergantung.

"C-chan...t-to..long. Turunin..g-gue," pinta Jisung dengan suara yang terdengar serak. Haechan menatap miris kawannya yang sudah digantung oleh dia.

"Pilih nolong dia ato nolong gue?" tanya orang tadi, dengan memainkan pisau ditangannya.

Ah, sungguh psikopat.

Diam. Haechan tidak tahu harus menjawab apa.

Ditempatnya, NoRenMin sedang berebut tempat untuk sembunyi dibalik lemari besar.

"Psstt! Nanti ketahuan!" bisik Renjun tertahan.

"Ya makanya geser, gue ga keliatan!" balas Jeno dengan berbisik juga.

•ʀᴇʟᴏᴀᴅTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang