🌙- d'histoires | All Couples ✅

you <InoAo>

Teruslah tersenyum, dan hiduplah dengan bahagia, Inosuke.

.

.

.

.

.

.

.

Sinar mentari dari ufuk timur menembus dari sela sela jendela, membuat pemuda itu mengerjapkan matanya pelan.

Setelah tertidur selama dua minggu, pemuda itu terbangun. Ia duduk secara perlahan, mencoba mengingat dimana dirinya dan penyebabnya berada disini.

Ah, ia ingat, ia sedang berada di butterfly estate. Tempat tinggal pilar serangga beserta tsuguko dan tiga anak lainnya.

Tunggu, tiga?

Kepala Inosuke berdenyut, telinganya terasa berdenging.

Tiga

Tiga

Tiga

Tidak,

Empat.

Ia ingat, ada empat anak yang menjadi perawat disini. Tapi siapa? Siapa gadis itu? Kenapa ia tidak bisa mengingatnya?

Pandangannya mengabur, napasnya menjadi tidak teratur, "kimi... Kimi wa dare...?"

Siapa?

Siapa namanya?

Bagaimana rupanya?

Pemuda itu memegangi dada bagian kirinya. Terasa sesak. Saat ia mencoba mengingat gadis itu, terasa sangat sesak. Air matanya menggenang.

Kenapa? Kenapa dirinya menangis?

Kenapa dadanya terasa sesak?

Kenapa ia tidak bisa mengingatnya?

Kenapa?

"Kenapa... Aku tidak bisa mengingatnya..." Inosuke mengeraskan rahangnya, dadanya masih terasa sesak, keringatnya bercucuran, "Kenapa?!!"

Suara kenop pintu yang terbuka membuat Inosuke mengalihkan pandangan. Tampak seorang gadis kecil dengan surai hitam dikuncir dua menatapnya dengan tatapan khawatir.

Ah, sumi rupanya.

Gadis itu berlari dari pintu, berteriak 'inosuke-san sudah sadar' Pada semua orang.

Inosuke kembali merasakan kepalanya berdenyut. Dari sisi kasur pasiennya, ia dapat melihat Shinobu, Kanao, Tanjirou, Zenitsu serta Sumi, Naho dan Kiyo berjalan tergopoh gopoh menuju kearahnya.

"Syukurlah kau sudah sadar, Inosuke,"

Inosuke hanya menggumam kecil.

Satu

Dua

Tiga

Empat

Lima

En--

Pemuda itu mengernyit. Bukankah seharusnya ada enam anggota di butterfly estate ini?

"Nee..."

"Hm?" Shinobu merespon sembari tersenyum kecil.

"Ano... Mana satunya lagi?" Tanya Inosuke.

"Eh..?"

"Satunya lagi...?" Tanjirou mengernyit, lalu menoleh pada Shinobu.

Shinobu tersenyum lagi, "apa maksudmu, Inosuke?"