Hanya beberapa penggal cerita cinta yang terjadi di suatu tempat bernama Kiriya's cafe.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hujan turun semakin deras. Hawa dingin semakin menusuk kulit, membuat pemuda bernetra azure itu mengeratkan jaketnya.
Menghela napas pelan, sembari melirik ke kanan dan kiri, berharap menemukan tempat untuk berteduh sementara.
Netra matanya menangkap sebuah bangunan satu lantai bernuansa damai dengan tulisan 'Kiriya's cafe' yang bertengger manis diatasnya. Ia tersenyum tipis, sangat tipis. Pemuda itu kembali berlari kecil, lalu membuka pintu cafe.
Suasana damai dengan pengunjung yang tidak terlalu ramai membuatnya menghela napas lega. Ia tidak perlu repot repot harus menolak dan menatap dingin pada setiap perempuan yang datang dan meminta nomor hp nya.
Pemuda itu mengambil langkah maju, lalu duduk santai di dekat jendela sembari memesan secangkir cappucino hangat. Dengan cekatan, dirinya mengambil benda pipih berwarna hitam dari sakunya, menekan tombol demi tombol, lalu diarahkan ke telinga kanannya.
"Halo? Giyuu, kau dimana?"
"Ah, gomen, Sabito, hujan sangat deras dan aku memilih untuk berteduh di cafe," Ujar pemuda itu dengan menatap datar ke arah titik hujan yang berjatuhan.
Terdengar helaan napas dari ujung telepon, "yasudahlah, mau bagaimana lagi, jika hujan sudah reda cepat kesini! Tidak ada ba bi bu lagi ya!"
"Wakatta, Sabito, wakatta," Ujarnya dengan malas, lalu memutuskan panggilan telepon secara sepihak.
Giyuu menghela napas, ia menutup matanya, menikmati suasana hangat di cafe. Ya ia menikmati suasananya sampai...
Brak!
"Gomen! Boleh aku berteduh disini?"
"Tentu saja, silakan. Ah, kau mau pesan apa, nona?"
"Ah, gomenne, uangku kurang untuk itu..."
"Daijobu, kau tidak perlu membayarnya, kuberikan secara gratis,"
"Eh? Aku jadi tidak enak--"
"Daijobu, karena kau basah kuyup, lebih baik jika kau minum minuman hangat, bukan?"
"Ah--arigatou! Aku pesan vanilla latte saja!"
"Baiklah, silakan duduk!"
Giyuu menghela napas kesal. Percakapan sang gadis dengan sang pemilik cafe membuat lamunannya buyar.
"Ini pesanan anda, tuan," Ujar sang pemilik cafe sembari meletakkan secangkir cappucino hangat miliknya. Giyuu hanya mengangguk.
Sang pemilik cafe tersenyum hangat, "aku harap kau menyukainya,"
Giyuu mengangguk lagi, "arigatou, err--"
"Kiriya, panggil saja Kiriya,"
"Baiklah, arigatou, Kiriya-san,"
Kiriya mengangguk kecil, lalu meninggalkan Giyuu sendirian untuk membuat vanilla latte milik gadis itu.
Giyuu mendengus kecil, "yah, dia ramah sekali," Ujarnya sembari menyeruput pelan cappucino miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
🌙- d'histoires | All Couples ✅
RomanceBerisi kumpulan fanfic oneshoot yang mungkin terasa manis, asam dan pahit. ⚠warn!⚠ - Mungkin ada beberapa chapter yang berakhir tidak seperti apa yang kamu inginkan. - Mengandung bawang dan gula. - Typo bertebaran. - Update sesuka hati Author. - Boo...