Warning!
Chapter kali ini berisi kata kasar karena mereka barbar
Bahasa baku dan non baku
Comedy nya garing sampe kerupuk aja kalahYah i hope yall enjoy it :')
🌼🌼🌼
"Memangnya kenapa? Gue suka semua tentang lo, tapi kenapa lo malah gak suka sama diri lo sendiri?"
..
.
.
.
.
.
.
.
Ini sudah kesekian kalinya Aoi menghela napas. Gadis itu tampak tak bersemangat akhir-akhir ini.
Sebagai sahabat yang baik, Kanao berinisiatif untuk bertanya padanya, "lo kenapa?"
Aoi menoleh, lalu kembali menenggelamkan kepala diantara kedua tangan miliknya, "gue gendutan kayaknya,"
Kanao mendelik, "sama aja perasaan," Ujarnya datar sembari menarik kursi disebelah Aoi dan meletakkan tas miliknya.
"Tapi, tapiiii--!"
"Udahlah," Gadis dengan kuncir satu kesamping itu menoleh, "lo cantik tau! Percaya diri aja."
"Lagian Inosuke aja mau sama lo, itu artinya lo cantik, Aoi," Lanjut Kanao.
Wajah Aoi memanas, "a--apa, apa hubungannya sama si babi?!"
Kanao menggendikkan bahunya, "menurut gue, lo tuh cantik, pake banget! Seisi sekolah juga pada tau kok!"
Aoi terkekeh, "Dibilangin kayak gini sama primadona sekolah rasanya aneh," Gadis itu kembali menghela napas, "iya, orang-orang emang bilang gitu, tapi mereka pada ga suka karena gue juga kasar kan..."
"Ga juga," Kanao menatap tajam ke arah Aoi, "mereka nilai lo cuman berdasarkan omongan orang dan pendapat dari diri mereka sendiri tanpa tau lo aslinya gimana," Gadis itu berdiri dari duduknya, lalu mengelus pelan surai hitam Aoi, "yosh, yosh~ jangan insekyur mulu ah,"
Aoi tersenyum kecil, "iya deh,"
"Wakoi!!" Sudah bisa ditebak teriakan siapa ini, tentu saja put--pangeran kita, Inosuke Hashibira dengan volume suara full sampe kedengeran ke lantai satu.
Padahal mereka di lantai dua. Sasuga Ino-chan!
"Nah pangeran lo udah dateng, gue pergi yak," Kanao melenggang pergi, meninggalkan Aoi yang masih misuh-misuh ga jelas.
Inosuke menggebrak meja dengan heboh, "Yo!"
"Hm,"
"Lo kenapa?"
Aoi menggeleng, "gapapa."
"Seriusan bego."
"Udah dibilangin gapapa!" Aoi bangkit dari duduknya, melihat Inosuke membuat mood nya semakin menurun. Ditambah lagi dengan wajah cantik mulus tanpa pori-pori milik pemuda itu, membuat ketidak percayaan diri Aoi kembali kambuh.
"Woi! Mau kemana?!"
"Ke bromo," Jawab Aoi ketus, mengikuti salah satu iklan yang ada di televisi.
"Ini bukan iklan anying," Inosuke mengejar Aoi, menahan tangannya, dan menariknya dengan kasar, "Gue tanya, lo kenapa?" Ujar pemuda itu mengulangi pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
🌙- d'histoires | All Couples ✅
RomantizmBerisi kumpulan fanfic oneshoot yang mungkin terasa manis, asam dan pahit. ⚠warn!⚠ - Mungkin ada beberapa chapter yang berakhir tidak seperti apa yang kamu inginkan. - Mengandung bawang dan gula. - Typo bertebaran. - Update sesuka hati Author. - Boo...