Kalian pasti tahu dengan pikachu kan?
Pokemon berwarna kuning dengan kekuatan listrik miliknya.
Jika dipikir-pikir, pikachu itu mirip dengan Zenitsu, ya?
Warna tubuhnya yang senada dengan surai dandelion milik Zenitsu, serta wajah manis yang tampak menggemaskan!
Benar-benar mirip ya? Makanya Nezuko sudah berinisiatif untuk memanggilnya pikachu.
..
.
.
"Tanpopo-san!"
"Nezuko-chan, hentikan," Zenitsu melengos.
Gadis itu tertawa kecil, "ayolah, panggilan itu cocok untukmu," Nezuko mengayunkan kakinya, menangkup kedua wajahnya sembari tersenyum manis.
Zenitsu menghela napas. Rasanya ia ingin segera menerkam wajah manis itu. Menghujamnya dengan ribuan ciuman di wajahnya. Namun, pemuda itu masih sayang nyawa. Ia tidak ingin mati muda di tangan sahabatnya, Kamado Tanjirou, yang tak lain dan tak bukan merupakan kakak kandung dari pacarnya.
"Nee, tanpopo~"
Bergumam malas, Zenitsu tidak mengalihkan pandangannya ke arah Nezuko. Ia masih berkutat dengan tumpukan buku yang ada dihadapannya, mulutnya berkomat-kamit, menggumamkan rumus-rumus matematika yang sama sekali tidak Nezuko mengerti.
Gadis itu cemberut, "masih banyak ya?"
Zenitsu mengangguk, "Sanemi-sensei memang tidak kira-kira kalau memberi pr," Menghela napas berat, Zenitsu menyandarkan badannya pada kursi belajar miliknya.
Nezuko mengangguk-angguk kecil, merasa sedikit kasihan pada pemuda itu. Beranjak dari sudut kasur, Nezuko menghampiri Zenitsu yang sedang uring-uringan, lalu mengelus surai kuning keemasannya dengan perlahan.
Zenitsu menoleh spontan, membuat jarak antara wajahnya dan Nezuko terkikis.
"Aa—ah, gomen!" Mengalihkan pandangan, semburat merah menghiasi wajah pemuda itu.
Nezuko melengos, menyembunyikan rona merah yang bermunculan, lalu berdehem pelan, "s--silakan lanjutkan membuat pr-nya...!"
"Ah, iya," Zenitsu mengangguk kecil, lalu kembali berkutat pada tumpukan buku yang ada dihadapannya.
Nezuko menarik napas, lalu membuangnya, mencoba meminimalisir degup jantungnya yang terpacu lebih cepat.
"Nee, Nezuko-chan,"
"Hm?"
"Kenapa kau memanggilku Tanpopo?"
Nezuko tersenyum, "karena kau mirip dengan bunga tanpopo!"
Pemuda itu terkekeh pelan, "alasan macam apa itu,"
Nezuko tertawa kecil, "apa kau tidak mau istirahat dulu? Pacarmu butuh perhatian, kau tahu itu kan,"
Zenitsu kembali terkekeh geli, "baiklah, baiklah, mau menonton televisi?"
Nezuko mengangguk cepat. Zenitsu beranjak, lalu menuju sofa yang ada di depan televisi pribadi miliknya, sedangkan Nezuko mengekor dari belakang.
Kamar Zenitsu bisa dibilang cukup besar—atau mungkin sangat?—di dalamnya terdapat sebuah kasur berukuran king size, kamar mandi pribadi, televisi dengan ukuran 32 inchi beserta playstation 5 yang berada di meja yang tak jauh dari televisi, oh! Dan jangan lupakan sebuah sofa mewah yang lebar hingga bisa dipakai sebagai tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
🌙- d'histoires | All Couples ✅
Storie d'amoreBerisi kumpulan fanfic oneshoot yang mungkin terasa manis, asam dan pahit. ⚠warn!⚠ - Mungkin ada beberapa chapter yang berakhir tidak seperti apa yang kamu inginkan. - Mengandung bawang dan gula. - Typo bertebaran. - Update sesuka hati Author. - Boo...