.
.
.
.
.
.
.
.
.
.BRAKK BRAKK BRAKK
"Ga bisa apa santai ngetok pintunya" Gerutu Vian terkejut oleh suara gebrakkan dipintunya.
Dengan malas Vian beranjak dari kasurnya, membuka pintu untuk melihat siapa yang datang.
"Mba Siti?" Ucap Vian heran.
Siti berdiri dengan tangan berdecak pinggang, tangan satunya ia membawa setumpuk cuciian yang sudah menggunung.
"Cuci semua, saya lelah ingin istirahat" titahnya setelah itu melenggang pergi. Vian terdiam melihat setumpuk baju kotor dihadapannya.
Dengan malas ia membawa cucian itu keruangan laundry di rumahnya, "gue juga cape kali baru pulang sekolah" Ocehnya ditengah tengah memasukkan baju ke dalam mesin cuci.
"Heh babu" Cerca seseorang di belakang Vian.
Vian menoleh mencari sumber suara tadi, ia terdiam saat melihat siapa yang terduduk di tangga dengan susu ditangannya.
"Tenang ini ga bakal gue kasih ke lo" Ucapnya karna sadar arah pandang Vian.
Vian menghela lega, "ka Aziel kenapa kesini?" Tanya Vian lembut tak lupa senyum tipusnya ia tampilkan.
Aziel menganggat bahunya, "entah" Jawabnya singkat, "kadang gue pengen banget marah karna lo di jadiin babu sama mba Siti, tapi ga tau kenapa satu sisi gue juga suka liat lo menderita" Jelas Aziel dalam, ia memalingkan wajahnya kearah lain enggan menatapVian.
"Thanks kak" Ujar Vian pelan. Menatap lekat mesin cuci yang sedang bekerja guna mengalihkan pandangannya.
Sudah 1jam Vian bergelut dengan pakaian kotor, sekarang semuanya telah bersih, ia baru selesai menjemur pakaian di rooftop rumahnya.
Vian mendudukkan dirinya dipinggir, rooftop nya menyuguhkan pemandangan perum yang banyak tersusun rumah dengan begitu rapih. Ia termenung memikirkan Aqilla, ah ngomong ngomong tentang Aqilla ia sebenarnya sudah mempunyai id nya tetapi selalu urung ketika ingin mengirim pesan.
"Hahhh kenapa harus serumit ini" Monolognya pelan. Ia merogoh kantong celananya mengambil handphone yang sedari tadi terus bergetar.
Cogan cibalungan (230 pesan)
Amar_g4nt3nk (10pesan)
Daniel W (3pesan)
Aqilla A (1 pesan)Vian terkejut karna ada nama Aqilla diLine miliknya. Ia membuka pesan itu dengan cepat.
Aqilla A
Haloo kak VianReviano Edbert
Iya?Aqilla A
Sv back ya kak ^_^Reviano Edbert
DoneAqilla A
Hehe iya
ReadVian kembali mematikan handphone nya dan beranjak untuk kembali ke kamarnya.
Vian kembali merebahkan tubuhnya, sebenarnya sekitar 10 menit yang lalu tubuhnya sudah memberi sinyal padanya. Tetapi ia abaikan dan ini lah akibatnya, perutnya kembali skait perih yang merambat sampai ke punggung itu ia tahan mati matian.
Vian berusaha mendudukkan dirinya, mengambil kotak obat yang ia taruh di laci narkas, ia mengambil obat dan menatap sebentar benda kecil bulat itu, entah lah sampai kapan ia harus meminum ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour • E-book ✔️✔️
Novela Juvenil[SUDAH TERBIT] [E-book bisa dibeli melalui DM] Reviano Edbert namanya, panggil saja Vian. Pemuda yang selalu menunggu Tuhan memanggilnya, bukan karena ia tidak bersyukur, tapi siapa yang sanggup hidup dengan pahitnya hidup? Bahkan semesta tidak me...